16 | Untuk semua warna

594 59 6
                                    

Nabila tak berhenti mengulas senyum bahkan matanya berembun. Sebuah keinginan sejak lama bisa di realisasikan juga. Tidak tahu jika ternyata ia melakukan kegiatan berkunjung ke panti asuhan di bersamai seseorang, ia pikir ia akan sendiri seperti biasanya.

Nabila menatap takjub pada Rony, sosok lelaki yang bisa memberi rasa nyaman.

" Kamu terlalu banyak kelebihan kak, sedang aku sendiri banyak kurang tapi di tuntut untuk selalu bisa karena keharusan"
_________

" Nab, bagaimana perasaan mu saat ini ?"

" Aku jauh lebih baik kak "

" Nab, makasih banyak-banyak. Kenal sama kamu, monokrom menjadi lebur. "

" Seharusnya kak Rony terimakasih sama diri kak Rony sendiri. Sebanyak apapun warna yang orang lain kasih, kalo kak Rony sendiri gak mau menerima semua warna itu bakalan tetap menjadi warna tanpa makna. "

Rony menatap Nabila dengan penuh takjub, setiap kata yang diutarakan Nabila menjadi sebuah mantra yang mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi dan bisa menikmati hidup.

Rony mengusap kepala Nabila dengan sayang. Di lihatnya Nabila yang tengah mengulas senyum yang menampilkan gigi rapihnya.

" Sebelumnya aku belum bisa sejatuh cinta ini. Mungkin kamu bakalan berpikir kalo aku membual. Tapi percayalah kamu punya magis sendiri yang menarik aku ke dalam kehidupan kamu Nab "
____________

Kali ini Nabila tengah menyantap mie instan, suasana hujan selalu menarik siapapun untuk menikmati sesuatu yang berkuah.

Kening Nabila mengernyit saat melihat sebuah motor memasuki pekarangan rumahnya, meskipun hanya melihat lewatjendela tentu saja ia mengenal siapa yang mengendarai motor tersebut.

Nabila melihat ponselnya yang di silence, sebuah rasa bersalah melingkupinya.

" Bisa-bisanya Nab, kamu nikmatin mie pas hujan, sedangkan di sisi lain kak Rony nungguin jawaban" gumam Nabila.

Nabila bergegas turun ke lantai satu menuju pintu utama. Matanya melihat Rony tengah berbicang dengan ibu nya di kursi depan rumah.

Nabila mendekat, khawatir nya semakin meningkat saat melihat pakaian Rony basah. Tanpa sadar Nabila mendekat dan mengusap bahu Rony yang tertutupi jaket.

" Nab " ucap Rony sembari tersenyum

Lihat bagaimana bisa dia masih tersenyum padahal kondisi dirinya sendiri terkesan mengundang sakit.

Nabila bergegas masuk ke rumah, meninggalkan dua orang yang tengah memandang kepergiannya penuh tanya. Terlebih Rony.

" Aduh bawa handuk ternyata, di kira mau kemana Nab "

Nabila mengangguk mendengar penuturan ibunya, lalu ia mendekat ke Rony dan mengusap rambut Rony yang basah.

Rony terkesiap, sikap manis Nabila tak terbaca. Tapi efeknya membuat jatungnya berdetak lebih cepat. Rony memegang tangan Nabila dan mengambil alih. Bukan tak nyaman, lebih ke menjaga kesehatan jantung nya. Percayalah kali ini Rony sangat salah tingkah.

" Terima kasih " ucap Rony sembari tersenyum dan memiringkan kepalanya.

Nabila merasa semakin bersalah. Mungkin efek datang bulan yang menjadikannya lebih sensitif.

" Maaf buat kak Rony jadi kehujanan, seharusnya aku gak silence hp aku. Maaf buat kamu khawatir kak "

" Kenapa minta maaf? Maaf aku terkesan berlebihan sampai hujan-hujanan dateng ke rumah kamu. Dan itu bukan salah kamu Nab, aku kesini karena keinginan hati aku sendiri. Jangan ngerasa bersalah ya "
_________

Nabila melihat Rony yang telah berganti pakaian, ia terlihat imut saat mengenakan baju hitam berlengan pendek bergambar Spongebob dan Patrick. Nabila sedikit mengulas senyum.

Rony mendekati Nabila, keduanya duduk di sofa ruang tamu. Di usapnya kepala Nabila dengan senyum yang tak luput.

" Eh iya Nab aku lupa, ada yang mau aku kasih ke kamu. "

Rony memberikan sebuah keresek bercukuran sedang. Nabila mengernyit heran.

" Buat kamu, ada beberapa snack dan ice cream "

" Makasih banyak banyak Ka Ony "

" Sama-sama ay "

Nabila terkejut saat mendengar kata terakhir dari Rony.

Sedangkan Rony yang di tatap Nabila menjadi salah tingkah sendiri. Merutuki mulutnya yang keceplosan.

" Ehh maaf Nab, gak sengaja "

" Minimal jadian dulu ga sih kak "

Rony memperbaiki posisi duduknya, ia menatap Nabila dengan teduh..

" Aku Rony Revandra Parualian, seorang lelaki yang gak bisa berjanji bakalan selalu buat kamu bahagia. Tapi, aku bakalan dan akan terus berusaha buat kamu nyaman Nab. Aku mau jadi rumah buat kamu, dan kamu jadi pelabuhan terakhir pelayaran aku. Jadi, Nabila Anasera apakah kamu berkenan untuk menjadi pelabuhan ku?"






Halo readers, aku minta maaf karena baru upload lagi. Terimakasih atas pengertiannya

RONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang