16. jatuh cinta

169 79 2
                                    

•••<>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




<>

"Buk, esnya tambah satu, ya," ucap Zahra sedikit berteriak kepada pemilik warung yang saat ini tengah mereka singgahi untuk istirahat sejenak pasca kelelahan sehabis olahraga yang dilakukan dua kelas sekaligus. Bukan hanya dirinya. Yang lain pun sampai menghabiskan dua gelas es teh, saking keringnya tenggorokan mereka. Maklum, matahari sedang tidak bisa diajak kerjasama hari ini.

"Pesen apapun yang kalian mau, Azura yang bayar," kata Cia. Sejak tadi, cewek itu sibuk memakan gorengan karena kelaparan. Padahal, Mahesa tadi sudah memperingatkannya berkali-kali agar tidak memakan makanan yang mengandung banyak minyak seperti itu. Saat ini hubungan Cia dan Mahesa sudah menyebar luas.

"Berani nyuruh, berani bayar, Ci!" seru Jovanka.

Cia menatap sinis ke arah Jovanka yang duduk di seberang meja. "Dih, Sama-sama kaum gratisan mending diem aja lo."

"Tuh, Sa! Cewek lo emang suka ngata-ngatain gue. Kali-kali sakitin lah biar tahu rasa!" adu Jovanka kepada Mahesa yang sedang mengobrol dengan Abi. memang Mahesa dan Abi tidak se geng, tapi jika kedua remaja itu sudah terlihat serius, pasti sedang ada hal penting yang mereka diskusikan.

"Mending lo diem met, jamet" cibir Ais ikut-ikutan meskipun saat ini dia tengah menelungkupkan badannya di meja dengan kedua tangan yang menutupi belakang kepalanya yang terbalut jilbab.

"Berisik!" Azura menggosok kedua telingannya menggunakan tangan. "Gue tu lagi capek! Liat noh kulit gua gosong semua!" gerutunya sambil menunjuk bagian wajah beserta tangannya.

"Kasian amat ayangnya Abi" terka Reyya memandang iba ke arah Azura yang terlihat mengenaskan. "Nanti kita ke salon aja ya, Ra." Ajaknya.

Abi, yang mendengar itu, langsung menatap tajam ke arah Reyya. "Jangan ngajak dia buat berpenampilan heboh kayak lo, Rey."

"Jangan ajak Zahra juga, gue lebih suka dia yang penampilannya sederhana." tambah Akmal tidak terima.

Reyya tertawa renyah mendengar itu. Dia memainkan rambutnya yang bergelombang. "Lo pada takut mereka ditaksir sama banyak cowok kayak gue ya? Gue lihat-lihat, kalo dandanan Azura sama Zahra di ubah, mereka bakalan jadi cewek tercantik di sekolah."

"Reyya...." Zeck menatap Reyya dengan sorot mata tegas. Siapa pun yang melihatnya pasti akan langsung tunduk dan menciut, meskipun Zeck memang receh orangnya, tetapi jika sedang serius dia bisa berubah menjadi orang yang sangat menyeramkan.

"Geseran sini, Ra" Abi menepuk kursi di sampingnya, berjaga-jaga agar Azura tidak terlalu dekat dengan manusia sinting seperti Reyya, Ais, Alisha, Zahra, Cia, dan Jovanka. "Deket sama mereka bikin lo jadi gila, cewek gue jangan gila."

"Kita nggak pacaran, cuma pacar palsu." sarkas Azura dengan cepat.

"Mau pacaran beneran?" tanya Abi sambil terkekeh pelan melihat wajah Azura yang sedikit memerah karenanya.

ABIDZARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang