Selama ini kita perhatikan bagaimana pergejolakan jiwa dan hati Jeongin yang tidak jelas. Naik turun. Sebenarnyapun Jeongin benar-benar menyukai Hyunjin tapi dia masih merasa bahwa dirinya hanya tokoh tambahan. Walaupun sudah disadarkan bahwa dia merupakan sosok asli dalam dunia ini, Jeongin masih saja ngotot dan tidak berani jujur dengan keadaan hatinya. Hatinya yang meneriakkan bahwa dia menyukai Hyunjin. Hyunjin gepeng dalam manhwa bahkan di dunia ini juga dia menyukainya—sayangnya dia masih merasa tidak pantas.
Padahal dalam riwayat hidup Jeongin di dunia ini, ia merupakan mantan tunangan dari Hyunjin. Mantan tunangan yang masih sangat diharapkan Hyunjin. Bahkan dalam manhwapun, Hyunjin tidak bisa melupakan sang mantan tunangan yang mana membuatnya sering ribut dengan Chris. Mantan tunangan yang merangkap cinta pertama paling berkesan dalam hidup Hyunjin.
Jika Hyunjin boleh berteriak dan tantrum pada ayahnya, dia sangat ingin menjalin hubungan yang sempat putus dengan Jeongin. Menjadikan laki-laki itu menjadi tunangannya. Melanjutkan lagi pertalian yang waktu itu sengaja diputuskan oleh pihak Jeongin. Hyunjin sangat menyukai Jeongin—mencintai bahkan. Rasa senang Hyunjin tidak terbendung saat tidak sengaja melihat ada kepala muncul dari salah satu kelas kosong saat ia dan teman-temannya lewat di lorong akademi, kepala dengan wajah gemas—yang sangat ia kenali—milik mantan tunangannya. Hari itu Hyunjin penasaran sekali dengan sosok mirip tunangannya, awalnya dia tidak ingin percaya bahwa itu adalah Jeongin Yang dari Nares tapi pengamatan simpelnya menyadarkan bahwa sosok itu benar-benar mantan tunangannya yang menghilang.
Anehnya lagi, mengapa dia tidak sadar bahwa sosok Jeongin juga sekali dua kali berada di kerumunan pengagumnya? Kenapa wajah gemas yang tidak bisa dia lupakan itu tidak dia sadari? Hyunjin memang bodoh karena ketidakawasan dan ketidakpeduliannya pada pengagumnya yang suka merusuh. Dulu bagi Hyunjin kumpulan manusia itu hanyalah manusia yang mengganggu harinya, ia sangat ingin menghapuskan perkumpulan itu. Namun sosok Hyunjin sebagai Pangeran Mahkota tidak bisa dia lupakan begitu saja, ia harus menjaga nama baik Corti.
Hyunjin menyandarkan badannya sejenak—menggambil istirahat dari sibuknya pekerjaan yang diberikan Daehwi. Ia ingat-ingat lagi bagaimana wajah Jeongin yang tidak sengaja ia jumpai tadi di lorong bersama dengan Ayahnya—sang Ratu Corti yang ia sapa Ayah. Gemas sekali, ia tampak sangat panik. Rupanya Jeongin takut dengan Ayahnya yang manis itu padahal pasti Ayahnya hanya sibuk menggoda Jeongin. Nyaris sama seperti yang dilakukan oleh Ayahnya padanya sebelum mengirimkan surat undangan pada Jeongin.
Hyunjin terkekeh pelan, "Pasti dia sangat gemas saat ini."
"Berhenti memikirkan Tuan Jeongin, Yang Mulia, lebih baik segera selesaikan pekerjaanmu dan susul Jeongin-mu itu," ujar Daehwi saat melihat Pangeran Mahkota yang ia layani sibuk dengan lamunannya.
"Benar juga," Hyunjin kembali sibuk dengan pekerjaannya yang sisa sedikit. Ia kerjakan bagian-bagiannya dan sesekali menyetempeli bahwa berkas itu dia setujui.
Daehwi tersenyum melihat antusias Hyunjin yang menikmat saat melihat Jeongin tadi. Memang sang pangeran agak rewel awalnya namun Hyunjin tampak berbeda begitu bertemu Jeongin. Seperti laki-laki itu menemukan dunianya kembali. Menemukan nyawanya yang sempat hilang. Senyuman lama yang tulus kembali. Daehwi suka senyum dan perubahan baik Hyunjin itu.
Daehwi ingat benar bahwa Hyunjin pernah sangat muram yang tidak dia ketahui alasannya. Laki-laki itu sering sekali mengkonsumsi obat anti nyeri atau memanggil alkemis karena nyeri kepala hebat. Tapi setelah banyaknya cerita di akamedi dimana Hyunjin menggoda salah satu anak Duke Nares, keadaan laki-laki itu lebih baik.
"Sepertinya perubahan paling besar darimu adalah setelah bertemu Tuan Jeongin, H," ujar Daehwi ditengah pekerjaannya menyeleksi berkas yang sudah distempeli oleh Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Figuran yang Mengagumimu Dalam Diam
Fiksi PenggemarCW : ISEKAI Yang Jeongin, seorang mahasiswa tahun pertama di jurusan musik yang sedang sibuk menyelesaikan bacaan tengah malamnya tiba-tiba berpindah dunia. Dia masuk kedalam manhwa yang telah dia baca. Manhwa yang Jisung, seorang kakak tingkat, sar...