[ BAB - 26 ]

25.9K 1.8K 588
                                    

Bantu koreksi typo, ya❤

BAB 26AN OPTION






“Nave, stop mainin bibir kamu, please?”

Sandiana menegur Navella, sebab selama make-up, ia tak berhenti memijat-mijat bibirnya memakai jari. Hingga, Camilla nyaris gagal memoles bibir sang artis dengan lipcream. Ia menebak, bahwa—Navella tengah gundah, dan memainkan bibir merupakan tabiat buruknya sebagai pelampiasan keresahan hati.

Navella yang sadar lantas menjeda, ia memandang kosong ke arah tangannya sendiri.

“Jeng San?” panggilnya.

Sandiana menggeser posisi, ia duduk ke sebelah si artis. Memperhatikan jemari luwes Camilla yang menggambar wings eyeliner di sudut mata Navella. Penampilannya begitu mempertegas karakter bold Emelly dengan sangat sempurna.

“Iya, Nave?”

“Apa alasan kamu enggak mau nerima nelepon di depan aku?”

Sandiana menaikan retina, “Ada beberapa alasan, sih, Nave. Biasanya, karena aku enggak pengen kamu terganggu.”

“Misal, aku-nya enggak lagi terganggu?”

“Berarti ..., aku enggak mau kamu dengerin topik yang aku obrolin. As simple as that, privasi.”

Tuh, kan! Alam memang mencurigakan! Tega sekali suaminya membuat Navella overthinking sampai ia tidak bisa tidur memikirkan alasan mengapa Alam segala menolak panggilan Anjanina.

“Atau, bisa jadi teleponnya enggak terlalu penting, Nave.”

Navella mengerutkan kening, berpikir keras. Ish! Ia muak berdebat di benak dengan beragam spekulasi yang tidak berlandaskan fakta dan sebatas tebakan belaka.

Intinya, Navella tidak bisa tinggal diam jika tentang Anjanina. Secara, esensi gadis tersebut terlampau berpengaruh dalam kehidupan Alam, termasuk— keluarga besar mertuanya.

Anjanina seorang koas, serta tetangga Alam yang pernah digadang-gadang akan menikah bersama suaminya. Ia baru dua kali bertemu gadis tersebut; sewaktu Alam memperkenalkan orang terdekatnya, bersama Anjelly; si dokter anak yang ramahnya bukan main, sekaligus salah satu anggota Jengcans dan kali kedua ketika pernikahannya berlangsung.

Selama itupun, Navella selalu menangkap momen tipis-tipis Alam memperlihatkan perhatiannya ke Anjanina.

Thankyou, Camilla.”

Camilla tak membalas, ia membereskan peralatan  make-up ke koper. Kemudian, berpamitan kepada Sandiana, seolah Navella tak berada di sana. Cih! Ia manusia, mengapa tidak dianggap?

Make-up tuntas, Navella bangkit ia mencondongkan badan—memperbaiki poni wig hitamnya. Jujur, ia sangat menyukai penampilan Emelly yang nampak seperti girl crush. Haruskah ia meniru karakter si gadis? Tidak! Pikirannya malah melantur.

“Randa udah nyampe, Nave.”

Ng—” Ia meraih naskah, menyelonong ruangan ke set syuting.

Maniknya menelisik Randa yang dikerumuni oleh kru film. Begitu dirinya muncul, kru dan staf auto bubar jalan. Randa tersenyum lebar, melambaikan tangan—pria itu menyapai Navella yang berjalan.

Wait ....

Navella tidak salah lihat, bukan? Randa barusan menyapa dirinya. Eh?

Mengapa pria jangkung ini sudah berdiri di depan dirinya?

MY SOFTLY HUBBY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang