"DRAF {18}"

105 26 3
                                    

Hello, Oyasumi semuanya🤭
-
-
Gimana kabar nya nih?
Mudah-mudahan baik yah, jangan sakit, soalnya gak enak😆
-
-
Jangan lupa, bawa kerabat, sahabat, teman, keluarga, atau bahkan Se RT Kalo bisa, buat bareng² baca ni cerita. Biar gak ketawa sendirian😆
-
-
Bantu, share juga kalo boleh, sertakan nama pembuat nya :XixiZoo_
Atau tag FB saya :XIX Zoo II
Dilarang keras plagiat😉
-
-
Okey, selamat membaca semuanya😚♥️

•••

Malam, pukul 19:36.

Aurel, ia tengah tengkurep diatas kasur miliknya dengan kaki yang terus-menerus ia ayunkan, sedangkan tangan menjadi penopang dagu kecil nya.

Ia kembali memikirkan kejadian disekolah. Kejadian tadi sungguh membuat dirinya malu, heran, ples frustasi akan sikap kedua anak itu.

"Argh!" pekik Aurel mengacak-acak puncak rambut nya. "Aduh... bisa gila gue kalo tiap hari kek gini. Satu hari aja, udah buat gue frustasi. Apalagi tiap hari, atau bahkan tiap detik, mungkin bisa gila gue!" gumam nya kesal. 

Aurel membalikkan badan, sebelum melanjutkan perkataan nya, ia teralih melihat langit kamar nya, menyimpan satu kakinya kesatu kaki yang lain dengan tangan ia lipatkan dibawah kepalanya.

"Heum... tapi gue heran? Ngapain si Ariel ajak gue hubungan tiba-tiba? Padahal, baru tiga kali pertemuan. Saat pertama kali ketemu aja, ngata-ngatin gue seenak jidat!"

Perasaan Aurel berubah menjadi panas, tatkala mengingat kejadian itu. Aurel hanya bisa menghela nafas kasar, saat kejadian itu teringat kembali dalam benak nya.

Ia kembali mengerutkan kening nya dalam, mengingat satu cowo yang pernah ia jatuhi tatkala dari ketinggian sekitar 7 meteran itu.

"Si Rizky juga kadang aneh. Kenapa suaranya tiba-tiba suka berubah? Padahal kalo di pikir-pikir, suara nya itu bikin candu juga." tanpa Aurel sadari, bibir nya langsung melukiskan satu senyuman saat teringat suara tegas namun lembut saat diucap itu. 

"Eh, astaghfirullah, Rel!" pekik nya, refleks mengusap wajah nya akan sadar atas pikiran nya. "Ngapain mikirin mereka si!" lanjut nya, masih diposisi. "Biarin aja kalo mereka suka sama Lo! Kan gak ada urusan nya? Yang penting, Lo jangan sampai suka Sama mereka. Terkecuali... Arel," lagi dan lagi, bibir nya melukis senyuman manis tanpa di sadari, wajah nya mulai memerah padam, dengan kedua mata yang tak pernah berkedip saat beberapa detik lalu.

"Astaghfirullah, Aurel!" Mengusap wajah nya kembali lebih kasar dari yang pertama. "Dosa Rel-Dosa! Itukan bukan suami Lo, eh maksud nya pacar Lo! Hadeuh... kenapa si gue!" lanjutnya seraya terbangun.

"Uhuk-uhuk-uhuk."

Terdengar dari balik kamar suara seseorang Batuk keras, Aurel langsung mengalihkan pandangan terhadap pintu kamar yang tertutup.

PRANG

Refleks kedua bola matanya membulat sempurna, setelah hitungan detik pecahan gelas juga ikut terdengar.

"Mamah!" teriaknya, bergegas berlari kencang menghampiri kearah sumber suara yang terdengar dari arah dapur.

Setelah sampai ditempat, sudah ada Ariel tengah membersihkan pecahan gelas. Sedangkan Aminah, ia duduk seraya memegangi dada dengan nafas yang tak teratur.

"Mamah." pekik Aurel, segera menghampiri Aminah dengan perasaan tak karuan. "Mamah kenapa? Kita ke Rumah Sakit sekarang yah, Mah?" ajaknya, memegangi kedua pundak Aminah dengan perasaan khawatir yang semakin menjadi.

Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang