Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
▵ ▵ ▵
Dengan langkah riang Haechan berjalan memasuki perusahaan sang suami. Beberapa karyawan yang melihatnya spontan membungkuk sopan serta tersenyum lebar. Tentu saja seluruh karyawan di sini sudah mengetahui statusnya sejak insiden magang waktu itu. Di tambah juga Haechan terkadang sering mampir di kantor sang suami.
Telapak tangan kanan Haechan senantiasa mengelus permukaan perut. Seolah-olah sang bayi ikut merasakan berita bahagia ibunya hari ini. Yep! Haechan lolos yudisium dengan nilai amat memuaskan! Dan ia bisa mengikuti acara wisuda yang akan di selenggarakan bulan depan!
Akhirnya perjuangan yang selama ini ia lakukan membuahkan hasil yang sangat baik.
Sebenarnya Haechan ingin pulang setelah menyelesaikan urusannya di kampus. Namun ia kembali menimbang niatannya untuk pulang ke apartemen. Ia mengurungkan rencana awalnya dan memilih untuk mengunjungi Mark, lagi pula jika berdiam diri di apartemen ia pasti akan bosan.
Cardi coklat yang melekat di tubuh mungilnya ia rapatkan. Pintu lift yang membawanya menuju ruangan Mark telah berhenti, dengan langkah kecil Haechan berjalan ke ruang besar Mark.
Keningnya mengernyit merasa heran, tak biasanya pintu ruangan Mark terbuka lebar. Apa yang suaminya lakukan di dalam? Apa dia di ruangannya?
Namun dengan jarak beberapa meter dari pintu yang tengah terbuka lebar itu bisa Haechan lihat sepasang manusia tengah berpelukan di atas sofa.
Haechan tau jika pria itu adalah Mark suaminya. Walaupun posisinya membelakangi Haechan tentu sudah hapal dengan surai lebat suaminya.
Wanita itu, yang tengah berada di dalam pelukan Mark tampak mengubur wajahnya pada dada Mark. Memeluk tubuh Mark begitu erat seolah tak ingin Mark pergi meninggalkannya.
Tubuh Haechan kaku, jari jemarinya meremas kuat jaket yang sedang ia kenakan. Bibirnya menipis dengan mata memanas siap meluruhkan air mata yang mulai berdesakan saat Haechan menangkap adegan di depannya.
