~Kenyataan~

1.8K 100 2
                                    

Bella pov

Rasanya jantungku seperti ditusuk yang membuatku sangat sakit dan juga sesak. Aku menangis sejadi-jadinya karena yang menelpon ku tadi adalah Bang Boby yang mengabarkan jika Sheira menjadi korban pengeroyokan dan sekarang sudah ada dirumah sakit.

Aku tidak menyangka jika perasaan yang menggangguku adalah firasat buruk. Aku segera mengabari mama tentang hal ini dan memintanya untuk mengantarku ke rumah sakit. Setelah beberapa menit, mobil mama sudah tiba dan aku segera masuk dan meminta sopir untuk menjalankan mobilnya ke rumah sakit.

“Ma.. Sheira.. hiks”. Ucapku sambil menangis dan memeluk mama.

“Iya sayang yang sabar ya. Suami kamu pasti kuat. Udah kamu jangan nangis, kasian nanti babynya juga sedih”. Ucap mama menenangkanku sambil mengusap bahuku.

“Ma.. Bella.. hikss.. dari tadi pagi udah ngerasa nggak enak banget ma.. hikss.. Bella ngerasa gak mau banget ditinggal Sheira kerja, tapi Bella... hikss.. tetep nepis pikiran negatif itu ma, dan hari ini gatau kenapa rasanya janggal banget dan ternyata firasat Bella bener ma. Harusnya Bella kasih tau Sheira tentang ini ma.. hikss... hikss.. Bella ngerasa bersalah ma..”. Ucapku sambil menangis sesenggukan.

“Ssstt.. udah ya semua udah terjadi dan ini bukan salah kamu, yang penting sekarang kamu harus kuat”. Ucap mama.

Aku masih terus menangis hingga sampai di rumah sakit. Aku segera berjalan sedikit cepat untuk mencari ruangan Sheira. Setelah aku mencarinya, aku melihat Bang Boby yang sedang duduk dikursi panjang didepan ruangan operasi dan aku segera menghampirinya.

“Bang dimana Sheira?!”. Tanyaku panik dan aku bisa melihat jika di baju Bang Boby ada banyak darah.

“Duduk dulu kak”. Ucapnya.

Aku pun duduk disampingnya dan mama disampingku.

“Sheira ada didalam ruang operasi. Dokter bilang kalau Sheira mengalami pendarahan dikepala akibat benturan yang sangat keras dan Sheira harus segera dioperasi. Sekitar sepuluh menit Sheira udah ada didalam”. Jelas Bang Boby yang membuatku semakin menangis.

“Bisa jelaskan kejadian ini nak?”. Tanya mama ke Bang Boby setelah mama memelukku.

“Iya tante. Saya tidak tau detailnya bagaimana tante. Saat saya mau nganter salah satu pegawai kafe yang sedang tidak enak badan, tiba-tiba dijalan kami melihat ada motor yang tergeletak dipinggir jalan yang sepertinya milik Sheira dan kami melihat juga jika ada seseorang yang dikeroyok oleh tiga orang. Pas saya teriak agar pelaku berhenti memukuli korban, ketiga pelaku buru-buru mengeluarkan hpnya seperti sedang memoto korban dan setelah itu mereka pergi menggunakan motornya dengan sangat kencang. Setelah itu kami segera menghampiri korban dan dari jarak dekat kami bisa melihat dengan jelas jika itu adalah Sheira yang sudah tergeletak dipinggir jalan dengan darah yang mengalir dari kepalanya dan wajah yang terdapat banyak luka. Melihat hal itu saya segera menghubungi ambulan dan membawa Sheira kesini, sedangkan teman saya melapor ke polisi. Teman saya sempat merekam kejadian itu karena dia yakin kalau dijalanan itu tidak ada cctv karena jauh dari lingkungan warga”. Jelas Bang Boby.

Siapa orang yang melakukan ini pada Sheira. Sheira tidak mempunyai teman maupun musuh, tapi kenapa ada yang melakukan ini padanya. Pasti orang yang melakukan ini mempunyai dendam pada Sheira. Seketika pikiranku mengarah pada Rio. Apa jangan-jangan dia yang melakukannya karena dia pernah mengancam kami dan dia dendam dengan Sheira. Aku akan meminta tolong papa untuk mengerahkan anak buahnya untuk mengawasi Rio.

“Kamu pulang aja gapapa nak. Kamu bersih-bersih dulu. Makasih ya udah nolongin Sheira dan udah bawa Sheira kesini. Tolong salamin ke temen kamu juga”. Ucap mama.

Choice of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang