"Tae, jaga mulutmu!"
"Jangan samakan bayi haram ini dengan cucuku!"
"Taeyong gila!"
Memutar mata malas Taeyong, umpatan-umpatan itu hanya dianggap angin lalu olehnya. Dirinya malah tersenyum pada Mark dan Haechan yang terlihat sangat menunggu penjelasannya.
"Nak Mark dan Nak Haechan, Tuhan sudah sepenuhnya mengizinkan kalian jadi orang tua Chenle." haru Taeyong, ia percaya keajaiban Tuhan memang ada.
"M-maksud Anda, Nyonya?" tercekat Haechan.
Taeyong memeluk bayi Chenle dengan penuh kasih dan mengangguk pada Haechan.
"Sebagai GrandBu-nya yang melihat tumbuh-kembangnya sejak bayi hingga sekarang, aku sangat hafal bagaimana rupa dan tingkah Chenle. Dulu pertama kali Chenle memanggilku, nada dan kalimatnya sama persis seperti yang dia ucapkan barusan." jelas Taeyong, mencium pipi bayi itu dan menggesek hidungnya.
"Taeyong, kamu mendongeng? Mana ada Chenle kita berubah menjadi kecil seperti ini?" sela Jaehyun.
"Jae, mungkin bagimu ini mustahil tapi kuasa Tuhan tidak ada yang mustahil. Coba kau gendong bayi ini, dia adalah Chenle versi bayi kita." ucap Taeyong menyerahkan bayi mungil itu ke Jaehyun.
Penuh paksa Jaehyun membentang lengan menerima bayi itu, menghadapkan pada wajahnya yang menajam. Hingga di detik ke tiga, hati Jaehyun berdesir.
"Chenle?"
"Nddyy Nddyyy... uuuuu"
Berkaca-kaca Jaehyun, anggukan Taeyong ia dapatkan dan segera dibawa bayi itu kepelukannya.
"Maaf... Maafkan GrandDy.." bisik Jaehyun menyesal dan bayi gembul itu malah cekikikan ke arah Mark dan Haechan.
Dua sisi pipi bayi itu jadi serangan bibir Jaehyun. Gelak tawa ia udarakan saat kedua tangan mungil itu menepuk kecil wajahnya.
"Jae?" gagap Ten.
"Ten, percayalah ini Chenle kecil." seru Jaehyun semangat.
"Berikan padaku!" serobot Johnny langsung, telah membuka tangan dan Jaehyun tanpa basa-basi memindahkan bayi itu.
Ten berlari mendekat pada Johnny, seksama memperhatikan Chenle yang setia menyengir. Tangan Johnny bergetar, si kecil ini yang dulu Johnny takut sekali menggendongnya karena telapak tangan besarnya bisa meremukkannya.
Johnny dan Ten menoleh saling menatap, kemudian mereka menangis seketika. Membawa tubuh mungil itu dalam lingkupan keduanya.
"Cucu kita, sayang." gumam Johnny.
"Chenle maafkan Opi." isak Ten.
Dalam hati Mark dan Haechan panjatkan syukur pada Tuhan, lega luar biasa mendapati Chenle baik-baik saja, dalam jangkauan mereka. Ekspresi mereka berseri-seri saat melihat tawa renyah Chenle dengan keempat Kakeknya.
Tiba-tiba Taeyong merebut bayi Chenle, tatapannya tajam mengarah pada Ten, Johnny dan Jaehyun.
"Enak aja ketawa-ketawa, sana kalian sekarang minta maaf juga pada Nak Mark dan Nak Haechan. Nuduh-nuduh sembarangan, malu harusnya." ketiga orang tertunduk menjadi sasaran omelan Taeyong.
Ketiganya bergeser ke hadapan Mark dan Haechan.
"Maafkan aku, Nak Haechan dan Nak Mark. Sejujurnya aku terbawa emosi karena Chenle yang sering mengeluh tentang kalian." mengaku Johnny.
"Sama seperti Johnny, aku merasakan apa yang cucuku rasakan. Karena aku sendiri juga menahan diri untuk tidak menganggap kalian sebagai Minhyung dan Donghyuck, rasa tak suka itulah bagai bentengku agar tak terbawa suasana. Aku sangat bersalah pada kalian, maafkan aku." ungkap Jaehyun dari lubuk hati.