PART 15

677 83 7
                                    


Warning‼️
terdapat unsur kekerasan dalam cerita‼️



























Hikss

Suara isak tangis dari seseorang perlahan mengambil atensi Zee yang baru tersadar setelah tadi sempat tak sadar kan diri.

Uhuk uhuk

Zee terbatuk-batuk dan meringis ketika merasakan sakit dan nyeri pada bagian dadanya.

Hiks

Isak tangis itu mengambil perhatian Zee sepenuhnya.

"Kak? Kak Ina gapapa kan? Apa yang bajingan itu lakuin kak?" tanya Zee khawatir sembari berusaha melihat kondisi Ina yang kini terlihat kacau.

Meski posisi mereka duduk saling membelakangi Zee tetap berusaha memastikan kondisi dari orang yang paling berharga milik Herris itu.

Jantung Zee berdegup kencang tatkala ia menoleh pada sisi kanan melihat seonggok badan terkapar di dekat Ina kemudian melihat kondisi sosok itu yang tampak sangat kacau.

Zee menggeram, dari kondisi Ina, ia sudah menyadari keparat itu sudah berbuat hal-hal yang tidak-tidak.

"Kak, tenang okey? Ci Gre sama kak Herris pasti bakal kesini dan kasih ganjaran yang setimpal untuk ini semua" ucap Zee lembut berusaha menenangkan tetapi itu malah semakin membuat Ina terisak.

Hati Zee mencelos mendengar isak tangis yang nampak pilu itu.

Zee berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan simpul mati pada tangannya meski terasa sangat sakit.

Usaha Zee sia-sia, simpul itu terlalu kuat. Zee memutar otak hingga ia melihat sesuatu yang sangat berharga pada seonggok badan yang terkapar itu.

Zee mencoba menggeserkan posisi kursinya yang semula di belakang Ina kearah samping.

Ia terus mencoba menggeserkan posisi kursi hingga kursi tersebut oleng dan Zee jatuh tepat diatas seonggok badan itu.

Ina terdiam melihat Zee, namun ia seketika berdebar melihat tangan Zee yang ternyata berusaha mengambil sebuah belati kecil yang terdapat pada pinggang dari sosok si ngaceng.

Zee berhasil mengambil belati tersebut membuat seutas senyum harapan terpancar di wajahnya.

Ina tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Sungguh ia tidak menyadari adanya belati kecil pada pinggang si ngaceng tadi.

Zee berusaha memutus ikatan dengan belati tersebut. Untungnya belati tersebut tajam hingga itu dapat mempermudah Zee untuk memutus tali tambang tersebut.

Saat tali sudah sedikit longgar segera Zee berusaha melepaskan ikatan tangannya hingga terlepas.

Zee segera menggesek belati tersebut pada tali yang mengikat kakinya, setelah tali sudah terputus Zee segera berdiri menghampiri Ina yang sudah berlinang air mata.

"Kak.." lirih Zee menatap sendu kondisi Ina. Segera ia melepaskan ikatan Ina menggunakan belati tersebut.

Saat semuanya sudah terlepas Ina seketika masuk kedalam pelukan Zee memeluk erat sosok itu dan kembali terisak.

"Hikss aku kotor Zee" lirih Ina terisak dalam pelukan tersebut.

Zee terdiam mengelus lembut punggung Ina mencoba untuk menenangkan sosok itu yang terlihat rapuh.

Amtrak (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang