5. (Jika) aku di kunci di gudang

534 92 0
                                    

"Gimana?" Tanya Grace setelah Alura mengembalikan ponsel miliknya.

"Apanya?" Tanya Alura mengangkat sebelah alis.

"Gak akan tergapai, kan?" Tanya Grace yang tepat sasaran.

Alura menghembuskan napas kasar, menopang dagu dengan tangan sebelum termenung.

"Yuk, nyerah bisa yuk!"

**

"Iiihh!! Apa-apaan si, itu cewek cupu! Pake megang tangan Van segala!" Pekik Zana mengacak rambutnya sambil menghentakan kaki ke lantai.

"Gue aja yang deketin dia udah dua tahun gak pernah kebetulan nyentuh gak sengaja gitu!" Protes Zana berdecak sambil mengumpat.

"Kenapa lo gak kayak si cewek cupu itu, aja?" Tanya Gita yang berdiri di depannya sambil melipat tangan di depan dada.

"Lo mau gue dibanting sama Van?" Tanya Zana sarkas, dia membenarkan posisi duduk jadi bersandar pada tembok di belakangnya.

"Perjuangan gue buat deketin dia jadi sia-sia kalau dia ilfeel sama gue." Ujar Zana menghembuskan napas kasar.

"Artinya Van juga pasti muak dong sama tuh cewek cupu! Secara dia kan nyelonong main pegang tangan Van! Anggap aja kalau si cupu beruntung gak dibanting Van. Sisanya yakinlah, dengan sifat Van yang kayak gitu, gak mungkin gak ilfeel dia sama tuh cewek." Ujar Ceri yang duduk di samping Zana, mencoba meyakinkan.

"Meskipun bener kayak yang elo bilang, tapi gue kesel aja. Dia bisa megang tangan Van! Lah, gue yang selama ini berjuang deketin dia? Boro-boro!" Ujar Zana berdecak sambil mengernyit kesal.

"Biar gitu, cuman elo cewek yang paling deket sama Van dibanding cewek manapun termasuk itu cewek cupu yang udah seenaknya pegang tangan Van. Dia hidup di Goa kali, makannya gak tahu kalau Van itu paling gak suka skinship." Komentar Rasti.

"Gue ragu itu cewek bahkan tahu Van itu ketua geng motor. Dari foto kelihatan kayak cewek yang gak kenal sama siapapun selain anak kelasnya." Sahut Naomi.

"Lo tenang aja, karena elo berada di radar yang sama kayak Van sementara cewek kacamata itu nggak. Cuman elo, sama kita yang dibolehin sama Van masuk ke zona anggota inti Cruz. Sementara banyak cewek yang nyoba masuk tapi ditendang kasar." Ujar Ceri sambil membenarkan tatanan rambut dan memoleskan liptint.

Rasti yang sedang memakai minyak wangi dengan Naomi yang sedang menggulung rambut dengan ujung jari itu mengangguk membenarkan.

Mereka sedang duduk di depan kelas 12 IPS 2, kelas Zana. Nongkrong sebelum bel masuk. Apalagi kelas mereka tetangga, Rasti dan Naomi di IPS satu, sedangkan Gita IPS tujuh dan Ceri di IPS tiga.

Zana mengulum senyum, dia mengibaskan rambut ke belakang, merasa melambung tinggi berkat ucapan teman-temannya.

Dunia Zana dan Van sama.

Mereka berdua sama-sama bad.

Apalagi Zana merasa sudah dapat setengah menggapai Van.

Kekesalan yang mencokol perlahan hilang namun tidak lama ketika netranya menangkap sosok perempuan yang sedari tadi menjadi topik pembicaraan.

Alura sedang berjalan di lapangan dekat lorong gedung Mipa.

Zana jadi berdecak dan kembali menghentakan kaki pada lantai dengan kasar ketika mendapati paras Alura secara langsung.

Dia cantik.

"Guys." Panggil Zana membuat atensi mereka teralihkan.

"Panggil temen-temen kita yang lain, yang beda kelas." Titah Zana membuat mereka saling tatap namun tidak urung Gita nelakukannya.

"Kenapa? Kita mau bully siapa sampai harus bawa pasukan? Anak guru?" Tanya Ceri sambil menyimpan cermin di kemeja putihnya.

Zana menggeleng sebelum menunjuk Alura dengan dagunya.

"Itu kan ... cewek cupu yang pegang tangan Van?" Tanya Gita.

"Eh, beda ya? Di foto kelihatan burik padahal aslinya cantik." Komentar Rasi membuat Zana melirik tajam.

"Lo mau ngasih perintah apa?" Tanya Gita membuat Zana menyeringai.

"Yang mudah aja, kurung di gudang belakang sekolah. Kita diem aja disini, jangan sampai ada yang tahu kalau kita campur tangan." Ujar Zana membuat mereka mengangguk.

Ini baru hal sederhana.

Siksaan sederhana yang akan Zana berikan secara bertahap.

Siapa suruh dia lebih cantik dari Zana apalagi centil sama gebetannya?!

**

"Eh? Eh! Kalian mau ngapain gue, anjir?" Tanya Alura panik ketika kedua lengannya di cekal oleh dua orang siswi yang menggunakan masker, sementara dua orang lagi mendorong punggung Alura.

"Apasih? Ada apa? Omongin baik-baik! Perasaan gue gak ada salah apapun sama kalian." Ujar Alura ketika dirinya di seret secara paksa dari toilet ke arah belakang sekolah.

Sialnya toilet sedang sepi hanya Alura seorang. Dari banyaknya siswa perempuan di sekolah, kenapa mereka tidak ke toilet sekarang?!

Seolah takdir berkata Alura harus jatuh ke tangan mereka.

Alura sendiri yang salah karena menggunakan toilet yang berada di samping gedung estrakulikuler, toiletnya sepi jika jam pelajaran seperti ini kecuali pulang nanti.

Alura masih mencoba berontak sambil mengajak untuk membicarakan masalah baik-baik meskipun diacuhkan. Rasanya Alura tidak pernah punya musuh selama ini. Dia bahkan tidak pernah mencoba mencari masalah dengan geng pembully sekolah. Kenal aja nggak. Siswa dari kelas lain gak pernah tahu Alura bernapas di sekolah mereka karena saking tidak terkenalnya Alura.

Alura jadi mengerjap, apa karena berita dia memegang lengan Van? Empat orang yang pakai masker medis ini fansnya?

Alura mengerjap sebelum mengumpat tertahan ketika tubuhnya didorong kasar masuk ke gudang dan dikunci di dalam.

Jantung Alura berdebar dengan keringat dingin mengalir melewati pelipisnya, dia menggedor pintu dengan brutal.

Dia tidak pernah mengalami hal seperti ini seumur hidup dan seumur dia sekolah dari sd, smp sampai detik kemarin. Detik ini dia sudah merasakannya.

Dikunci di gudang oleh fans fanatik cogan? Najis, novel banget.

Cewek tadi gila apa?

Alura jadi misuh-misuh sendiri, menggedor pintu lebih keras.

"Woy! Bukain pliss!! Gue gak pobia gelap, sih! Tapi, abis ini kan jam masuk! Gue gak mau ketinggalan pelajaran, woy!" Teriak Alura sambil menarik pegangannya pintunya.

"Kalian gila, ya? Kenapa harus kunci gue di gudang segala? Lo pikir ini sekolah punya lo apa?" Tanya Alura jadi ngegas sambil menghentakan kakinya kesal.

"WOY BUKA!"

"Berisik, sialan."

"AAHHHKKK!!" Jerita Alura melotot horor dengan punggung menempel di pintu ketika mendapati orang lain yang berada di gudang selain dirinya.

"Lo ganggu gue tidur." Ujarnya dengan suara serak khas bangun tidur, bangkit duduk dari tidurnya di atas dua kursi yang dirapatkan.

Alura membelalakan netra dengan napas tertahan.

"Van?" Gumamnya tidak menyangka.

Jadi, keajaiban bakal ketemu cogan ketika terkunci di gudang khas novel romantis itu beneran nyata, ya?

Alura jadi mengerjap sebelum tersadar, Jadi artinya mereka terkunci berdua nih?

Alura tanpa sadar jadi mengulum senyum.



Jika Kamu Mati BesokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang