Ini hanya sekedar kisah dari anak kelas dua SMA, yang sedang mengalami puber, jadi jangan banyak omong, mari langsung lanjutkan ke intinya.
"Astaghfirullah, gue males liat muka Bu Odong." Jino memang mukanya kalem, tapi bacotnya jangan ditanya.
"Lo nyebut astaghfirullah, tapi tetep aja ngejek, gimana konsepnya no." Edwin, si paling suka protes pun membalas perkataan Jino.
"Ya udah sono ke kelas, gue sih males hapalan." Willy yang selalu punya ide gila, dia juga yang mengajak mereka untuk bolos.
"Bener apa kata si Willy, gue mah ogah liat muka jutek Bu Odong." Maki si bule Jepang, yang hobinya ngikut aja, dia juga sama sesatnya seperti yang lain.
"Untung gue Kristen, jadi bebas kalau gak masuk di kelas, pas dia ngajar." Nah yang ini namanya Malvin, dia bule ausi, pokoknya anak Tuhan banget lah, tapi karena bergaul sama mereka jadi suka rada eror.
"Mending jajan baso ikan, dari pada debat perkara Bu Odong." Satrio, bisa dibilang dia ini paling jarang ngomong diantara mereka, tapi sekalinya ngomong pedes banget kayak cabe rawit.
"Nah bener apa kata si Satrio cabut kuy, jajan kita." Jino kembali ke setelan pabriknya.
"Nah ini dia yang gue cari bray, gitu dong, mending nongkrong di belakang mushola kata gue mah." Edwin punya saran bagus, siapa tau, dengan mereka nongkrong dibelakang mushola, dosa atas kejadian bolos jadi berkurang.
°°°
Mereka berenam telah datang dibelakang mushola, sembari makan jajan tadi yang dibeli, tapi cuman satu bule ausi ini yang tampak lain, dari yang lain.
"Lo sinting ya mal, masa plastik cimol lo iket gitu, udah kaya makan bakso ikan aja." Siapa lagi coba, yang memprotes ide nyeleneh dari Malvin, ya itu Edwin, heran orang-orang di sekelilingnya ini aneh semua.
"Udah sih, biarin aja selagi gak makan ternak warga," kata Maki, walaupun dia lagi kepedesan.
"Di kata gue kambing kali, biar cepet lah win, pake tusukan begitu mah lama mending makan ala bakso ikan." Begitulah kira-kira jawaban dari Malvin, biar pun dikata aneh, atau nyeleneh yang penting dia kenyang.
"Tau lo, protes mulu, bayarin hidup si Malvin aja kaga, banyak ngemeng lo." Kalau bukan karena Edwin ini temen mereka, udah Jino buang dia ke jurang.
"Mending lo diem aja deh win, gak capek apa nyari musuh mulu." Kali ini giliran Willy, kadang dia juga capek denger Edwin protes mulu.
"Gue lakban juga mulut lo win."
"Lakban aja tio, gue dukung." Willy langsung mengambil ancang-ancang untuk menyerang Edwin.
"Mamah, tolongin Edwin, Edwin mau dibunuh secara masal."
"Banyak bacot nih orang, Chidori." Maki pura-pura mengeluarkan jurus dari tangannya, yang sebenarnya cuman hayalan.
Namun tiba-tiba mereka semua langsung tertawa, dengan adegan tersebut, kenapa sih bisa-bisanya mendramatisir begini.
Ya candaan mereka berenam memang kadang-kadang sulit di pahami, dan pertemanan mereka juga terkesan tidak jelas.
William Ananta
Malvin Sebastiano
Satrio Maladewa
Edwin Yusuf Hidayah
Jino Georgino
Maki Fredrick
KAMU SEDANG MEMBACA
Colonnade | 06line
Fanfictionhanya tentang sekumpulan anak SMA yang sedang mengalami masa remaja, dan juga banyak tingkah nakal dan candaan tawa.