Menyesal.

12 3 0
                                    

Di hari yang cerah dan sangat panas ini, sekelompok pemuda yang mengikuti ekstra paskibra sedang menghadiri kegiatan rutin pada hari sabtu, di sebuah lapangan indoor.

Naraina Ayu atau biasa dipanggil Nera, seorang gadis tinggi, berkulit sawo matang, memiliki lesung di pipinya, dan memakai pakaian olahraga sekolah sedang berdiri tanpa gerakan apapun di dalam lapangan tersebut, setelah beberapa bulan latihan rutin pada hari sabtu, sekarang saatnya pemilihan anggota untuk dijadikan pleton lkbb (Lomba Kreasi Baris-Berbaris).

Siapa sangka, Nera terpilih bersama 15 orang teman yang lainnya, untuk diikutkan lomba tersebut. Dia bingung, ingin menolak atau menerima? pasalnya, dia malu karena gigi gingsul didepan baru saja dicabut, giginya pun jadi ompong satu. Ia jarang memperlihatkan giginya, saat berbicara pun ia berusaha menutupi mulutnya agar gigi yang setelah di cabut tidak terlihat.

Setelah mempertimbangkan semuanya, keesokan harinya Nera memutuskan untuk menerima tawaran lomba tersebut, ia pikir kapan lagi kan dirinya bisa ikut event seperti ini. Lalu Nera segera menghubungi senior yang memilihnya kemarin dan segera mengikuti latihan rutin seperti biasanya.

Tibalah suatu hari, datangnya senior perempuan yang salah satunya menjudge Nera karna saat berhitung, mulut Nera terbuka untuk pengucapan urutan barisan.

"Eh eh ompong tuh dia AHAHAHAH" tawa kak Sara terbahak bahak bersama temannya.

"Jangan gitu, dia ompong karena giginya gingsul harus dicabut, dan wajar aja orang cabut gigi." Sarkas bang Fatih, teman Sara sekaligus senior Nera.

"Kok malah belain tuh bocil sih Fatih, awas lo cil!" Batin Sara

"Yauda sih mending gaikut lomba daripada ompong tuh jadi jelek IIYEUUUU" seru Sara masih tak terima karna temannya ini lebih membela juniornya daripada dia.

Nera yang sedikit mendengarnya pun terkejut dengan ucapan seniornya itu, ia hampir menangis karna ucapannya yang benar benar menyakitkan, tapi ia menahannya karna seseorang menepuk pundaknya dan mengucapkan " jangan nangis, biarin aja, gausa kaget kalo ada senior kaya gitu, kita paskib juga kan, jangan lemah! " kata seorang temannya yang bernama  Launa. Kemudian Nera pun menangkis rasa sakit hati kepada seniornya tersebut, ia memilih tidak menghiraukan saja daripada kepikiran.

Keesokan harinya, pada siang hari pleton GARUDA sedang berlatih seperti biasa, latihan kali ini memakai baju warna hitam, celana hitam, dan kerudung hitam bagi siswi. Tak lama kemudian kak Sara dan teman temannya datang dengan muka sinisnya, Anehnya dia hanya sinis kepada Nera, bukan yang lainnya, bahkan teman temannya yang tak tahu kejadian kemarin pun bingung "ada apa dengan senior kita ini? Seperti ada masalah dengan Nera? Tapi setau kita, Nera tidak pernah bikin ulah apalagi ke Senior kan?" Gumam teman teman Nera bertanya tanya.

Setelah pemanasan, tiba tiba Sara memanggil Nera, pikirnya, sekarang belum ada orang lain yang datang, lebih tepatnya teman temannya, yang pasti akan dimarahi karena mengerjai Nera.

"Oi cewe barisan kedua di samping kiri, sini!!" Teriak Sara, bermaksud memanggil Nera. Lalu Nera berlari segera menghampiri seniornya itu, dengan nafas yang ngos ngosan, karena baru selesai pemanasan.

"Huh huh siap kak ada apa"

"Ada apa ada apa, ulang lagi kamu pemanasan, gerakan gaada yang bener, kalah sama anak TK!" Sentak Sara.

"Loh kak? Tadi gerakan saya udah bener, bahkan sesuai sama yang ngarahin pemanasan tadi kak? Hitungannya juga sama kaya yang lain" jawab Nera jelas, padahal sudah jelas tadi pemanasan dia tidak ada yang salah.

"Masih bisa jawab kamu! Sana pemanasan lagi!!"

"Siap kaak" jawab Nera lesu, sambil meninggalkan Sara dan sedikit menjauh dari teman temannya, karena akan melakukan pemanasan ulang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aku Yang Tak BersalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang