KEENAN : Chapter 02.

9.9K 672 7
                                    

Malam itu, angin berhembus kencang menerobos masuk lewat jendela yang terbuka lebar, membuat tubuh Keenan beberapa kali menggigil karna udara dingin ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, angin berhembus kencang menerobos masuk lewat jendela yang terbuka lebar, membuat tubuh Keenan beberapa kali menggigil karna udara dingin ini. Dengan inisiatif, Keenan menarik selimutnya sampai sebatas dada, menghembuskan nafasnya lirih kemudian menatap langit malam lewat jendela.

Omong-omong, rantai yang membelenggu kedua tangan dan kakinya sudah dilepas, dan itu membuat Keenan leluasa menggerakan kaki dan tangannya yang masih sedikit perih.

"Keenan Adiputra.." Dengan lirih Keenan berucap, fikirannya menerawang saat dimana sosok pria berbahu tegap yang dia ketahui bernama Theo menjelaskan siapa dirinya, dan seluk beluk tentang Keenan Adiputra yang ternyata adalah dirinya.

Pada awalnya, Keenan merasa bingung. Sebab, namanya adalah Keenan Ky Anggara, bukan Keenan Adiputra. Tapi, setelah memikirkan hal ini secara tenang, akhirnya Keenan tau, bahwa saat ini dia baru saja mengalami Transmigrasi. Sebuah kejadian mustahil yang Keenan alami setelah ditembak oleh Almero. Kakaknya dulu.

Transmigrasi adalah sebuah kejadian dimana jiwa seseorang akan berpindah ketubuh lain, ntah dari dunia asalnya ataupun dimensi lain, dan Keenan mengetahui itu dari sebuah novel yang dia baca.

Keenan tak tau, apakah jiwanya ber'transmigrasi ke dunianya, atau ke sebuah dimensi lain yang tak Keenan ketahui. Yang pasti, Keenan akan mencoba untuk menjalani kehidupannya saat ini sembari mencari tau, dimanakah dirinya saat ini.

Disela lamunannya, Keenan teringat dengan sosok pria bernama Adrean yang mencekiknya kala itu, kira-kira, siapa Adrean untuk Keenan Adiputra? Jika dilihat-lihat, untuk proporsi tubuh dan parasnya yang masih lumayan muda, tak mungkin jika Adrean adalah ayah dari Keenan, apalagi Adrean tadi tak sekalipun menyebut dirinya sendiri dengan kata 'Ayah'.

Keenan jadi penasaran, apakah keluarga dari Keenan Adiputra lengkap seperti dirinya? Dan, apakah Keenan Adiputra mendapatkan kasih sayang seperti dirinya, atau justru diacuhkan oleh keluarganya seperti dinovel Transmigrasi yang dibacanya? Ntahlah, memikirkan hal itu malah membuat kepala Keenan pening.

Cklek--

Keenan menoleh dan mendapati sosok Adrean yang mendekat kearahnya.

"Sudah tengah malam, cepatlah tidur atau aku akan mencekikmu seperti tadi siang," Keenan bergidik ngeri mendengarnya, lalu menatap manik kelam Adrean yang juga menatapnya dengan tajam.

"Lo--ekhem... Maksud Keenan, k-kamu siapa?" Sungguh, rasanya canggung memanggil orang asing dengan sebutan 'Kamu'. Tapi, jika dirinya tak ingin berakhir dicekik seperti tadi, ada baiknya dia harus mulai terbiasa menyebut orang lain dengan sebutan itu, kan?

Sudut bibir Adrean terangkat, satu tangannya membenarkan letak arloji yang dia pakai, "Saya Adrean Garaga, kakakmu. Dan satu-satunya kakak yang peduli padamu, Maybe?" Jawaban yang Adrean berikan cukup membuat Keenan puas, sehingga anak itu menganggukan kepalanya pelan dengan bibir yang membentuk huruf 'O'.

Transmigrasi Keenan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang