"Layarkan kapal! Layarkan kapal! Layarkan kapal!"
Seluruh awak kapal The Jolly Roger berseru. Mereka menggotong tubuh Wendy dan Tootles ke atas kepala mereka.
Wendy mengerti. Ia dan Tootles hendak dibawa ke tengah laut untuk dilempar ke kedalaman samudra melalui papan berjalan. Wendy meronta, Tootles berupaya menggigit para awak kapal, tetapi upaya mereka sia-sia sebab tangan-tangan kekar itu kuat sekali.
Seruan masih berlangsung dan para bajak laut itu sudah mulai mengangkat jangkar dan menurunkan layar.
Ini sungguh buruk. Malam hari adalah waktunya angin darat berembus kencang, dan bila mereka betul-betul hendak membawa Wendy dan Tootles pergi, ini malapetaka!
Di tengah pelik kesibukan para bajak laut yang siap berlayar, terdengar suara Hook samar-samar, "Hei, sebentar. Tunggu!--Blindeye, berhenti turunkan layar! ARGH!" Tak satu pun mendengarnya, semua orang dengan riang hendak melayarkan kapal.
Kapten Hook yang frustasi karena suaranya tidak didengarkan, langsung berteriak lantang dan mengguncang seisi kapal.
"BERHENTI!!"
Seluruh kegiatan berhenti. Semua memandang Kapten Hook bingung dan takut, termasuk Wendy dan Tootles.
"Tidak ada pelayaran! Kembalikan semua jangkar ke tempatnya!"
Meski seluruh awak kapal saling tengok, tidak ada yang berani menentang perintah kapten mereka. Layar kembali digulung, jangkar dijatuhkan ke dasar. Tuan Smee hanya menggaruk-garuk kepala belum mengerti keinginan kaptennya.
"Bawa mereka ke ruanganku, lalu sandera mereka," titah Kapten Hook.
Sorak-sorai memenuhi geladak dan dua anak itu pun digotong menuju ruangan Kapten Hook beramai-ramai. Penuh semangat dua orang awak kapal menendang pintu ruangan Kapten Hook dan mengambil dua kursi sembarang, mendudukannya di tengah ruangan.
Wendy dan Tootles didudukkan paksa di masing-masing kursi. Tangan mereka segera diikat, mulut mereka segera diisumpal kain, lalu diikat.
Kapten Hook memasuki ruangannya dengan sepasang mata serius. Ia memandang Wendy terlalu lama dan dalam, lalu berujar, "Sekarang semua pergi. Tinggalkan aku bersama kedua sandera."
Seluruh awak kapal menghambur keluar, kecuali Smee.
Kapten Hook melihat ke arahnya. "Kau juga, Smee."
"Oh. Aye, Kapten."
Dan pintu Kapten Hook pun ditutup. Lalu ruangan mendadak sunyi, hanya debur ombak dan ayunan halus kapal The Jolly Roger yang mengisi keheningan.
Kapten Hook tidak tertawa, tidak marah, tidak juga berkata-kata. Ia hanya berkacak pinggang dengan wajah serius sembari berjalan mondar-mandir di hadapan Wendy dan Tootles. Dua bocah itu berusaha untuk tidak terlihat takut.
Kapten Hook menghampiri Tootles dan membuka penutup mulutnya.
Tootles baru akan berteriak, tetapi Kapten Hook menutup mulutnya. "Jangan berteriak. Aku cuma ingin bicara."
Tootles melihat mata Hook dan mengangguk.
Kapten Hook beranjak ke arah Wendy dan melakukan hal yang sama. Wendy pun tidak menjerit.
Hening yang cukup lama sampai akhirnya Kapten Hook bertanya, "Bagaimana sampai kalian bisa berada di kapal ini?"
Tidak ada yang menjawab. Wendy dan Tootles saling melirik, tetapi akhirnya Tootles mengaku, "Ini ideku. Jangan libatkan Ibu Wendy."
Kapten Hook memandang Tootles berang. "Sudah kuduga ini idemu! Kau berani membuat Ibumu dalam bahaya?!"
Tootles memandang Kapten Hook bingung. Wendy pun demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderland: Tales of The Eight Pawns
FantasyTidak semua kisah berjalan sederhana di Dunia Dongeng. Demi akhir bahagia selama-lamanya, aral dan bukit terjal perlu ditempuh. Terlebih ketika Sang Ratu dari negeri bawah tanah Wonderland memanggil delapan nama untuk dijadikan patung pion di halama...