~Sadar~

1.7K 98 4
                                    

Sudah genap satu bulan Sheira dirawat dirumah sakit, tapi Sheira masih juga belum sadar dari komanya. Untuk pelaku yang sudah membuat Sheira seperti ini, mereka sudah dijatuhi hukuman. Bella sedikit tenang karena para pelaku sudah masuk penjara, tapi dia masih gelisah karena Sheira yang masih belum sadarkan diri.

Bella pernah berpikir apakah saat persalinan, Sheira tidak akan menemaninya. Karena sudah sebulan Sheira belum juga sadar dan kandungan Bella memasuki bulan ke delapan. Hari ini Bella sangat berharap agar Sheira sadar karena hari ini Bella ulang tahun ke 27 tahun.


Bella pov

Seperti biasa sejak sebulan yang lalu, aku duduk menemani suamiku yang masih belum sadar dari komanya.

“By masih lama ya istirahatnya? Apa didalam tidur kamu nemuin sesuatu yang lebih indah?”. Tanyaku sambil mengelus lengan kirinya.

“Sekarang aku ulang tahun by. Kamu nggak mau ngucapin happy birthday buat aku? Kamu masih milih buat istirahat ya? Boleh gak sih aku minta hadiah dari kamu? Aku minta hadiahnya hari ini by. Aku minta kamu bangun sayang, ini udah sebulan kamu tidur.. hikss.. aku udah kangen banget sama kamu by.. hikss... Tolong ka-kamu sadar by.. hiks.. hiks..”. Aku menangis sambil menelusupkan wajahku dilengannya. Baru kali ini aku menangis saat menemui Sheira. Aku sudah tidak kuat. Aku sudah sangat merindukannya.

“Kamu bikin aku sedih sayang, kamu bikin aku nangis. Katanya kamu gak mau bikin aku sedih atau nangis, tapi kamu sekarang bikin aku gini by.. hikss..”. Ucapku sambil menatapnya.

Aku mencoba untuk mengendalikan diriku agar berhenti menangis.

“Maafin aku ya udah nunjukin rasa sedihku ke kamu, padahal kata dokter aku gak boleh sedih saat ketemu kamu. Aku harap kamu segera bangun ya sayang. Baby udah kangen banget sama dadanya dan kamu harus tau kalau selama kamu tidur, baby pinter banget dia nggak rewel. Setiap aku nemuin kamu baby selalu nendang-nendang kayak waktu kamu ngajak baby ngomong. Baby udah delapan bulan sayang dan sebentar lagi kita akan ketemu baby. Kamu harus cepet sadar ya? katanya kamu gak sabar buat ketemu baby”. Ucapku.

Saat aku memandangnya dari kepala hingga kakinya. Aku melihat jika telunjuk tangan kanan Sheira bergerak terangkat dan aku melihat kearah wajahnya dan dia berusaha untuk membuka matanya. Aku sangat terkejut melihatnya dan aku memastikan dengan mengucek mataku dan menatapnya lagi, ternyata benar Sheira sedang berusaha membuka matanya dengan masih mengerjapkan matanya. Kemudian dia melihat ke arahku dengan mata sayunya.

“By kamu bangun sayang.. sebentar aku panggil dokter dulu”. Ucapku bahagia sekaligus panik.

Aku menekan tombol yang ada diatas brankar untuk memanggil dokter. Tak menunggu waktu lama, dokter dan perawat masuk ke ruangan Sheira.

“Dok, Sheira menggerakan jarinya dan dia membuka mata dok!”. Ucapku panik saat dokter telah tiba.

“Baik akan saya periksa dulu”. Ucap dokter.

“Apa kamu bisa melihat?”. Tanya dokter yang dijawab anggukan oleh Sheira.

“Apa kamu merasakan sesak?”. Dijawab gelengan oleh Sheira dan dokter melepas alat bantu pernapasannya.

“Apa kamu kesulitan bernapas saat alat ini dilepas?”. Sheira menggeleng lagi.

“Siapa namamu?”. Tanya dokter.

“Sss-Shei- Sheira”. Jawabnya dengan lirih dan terbata-bata.

“Apa kamu ingat siapa orang yang ada disebelah kiri kamu?”. Dokter menunjuk ku dan Sheira mengangguk.

“Siapa dia?”. Tanya dokter.

“Kkk-Kak...Bbb-Bella. Ii-istriku”. Dia menoleh kearahku dan jawabnya yang membuatku meneteskan air mata. Aku sangat bahagia karena dia mengingatku. Itu berarti menandakan jika dia tidak amnesia.

“Apa kamu merasa pusing?”. Tanya dokter.

“Ss-sedikit”. Jawab Sheira.

“Coba gerakan tanganmu”. Pinta dokter. Kemudian Sheira menggerakan dan mengangkat kedua tangannya dan meletakan diperutnya.

Kemudian dokter membuka sedikit selimut yang menutupi kakinya.

“Coba kamu gerakan kaki kamu”. Pinta dokter, tapi Sheira hanya diam.

Aku melihat Sheira dan dokter secara bergantian. Aku melihat jika dokter sedikit menggelengkan kepalanya. Kemudian dokter menepuk-nepuk dan menggelitik kedua kaki Sheira, tapi Sheira tidak memberikan respon sedikitpun. Aku heran karena Sheira orangnya tidak tahan geli, tapi saat dokter menggelitiknya dia hanya diam saja.

“Apa kamu merasakan sesuatu saat saya menyentuh kakimu?”. Tanya dokter yang dijawab gelengan oleh Sheira. Kemudian dokter menatapku kemudian beralih menatap Sheira.

“Jika ada yang sakit atau keluhan apapun tolong kamu bilang ya”. Ucap dokter.

“Dd-dok, kaki ss-saya... gak bisa dd-di gerakin.. padahal... ss-saya udah coba bb-bergerak”. Ucap Sheira.

“Iya saya periksa lagi ya”. Ucap dokter.

“Silahkan keluar dulu saya akan memeriksa pasien”. Ucap dokter padaku. Kemudian aku keluar dari ruangan Sheira.

Setelah beberapa menit dokter keluar dari ruangan Sheira dan memintaku untuk ke ruangannya. Setelah masuk ke ruangannya dokter menjelaskan kondisi Sheira.

“Jadi begini, setelah saya memeriksa suami anda hasilnya cukup baik. Cedera otak yang dialami pasien tidak terlalu parah, sehingga pasien tidak mengalami kebutaan, amnesia, bahkan pasien bisa bicara meskipun masih terbata-bata dan pasien mengerti apa yang saya bicarakan. Terkait pergerakan dan bicara pasien bisa kembali seperti semula asal sering-sering digerakan agar tidak kaku. Hal itu disebabkan karena pasien sudah cukup lama tidak bergerak sehingga menyebabkan ototnya lemah. Dan ada satu hal yang terjadi, ini adalah salah satu dampak yang terjadi yang sudah saya jelaskan dulu”. Jelas dokter. Kemudian dokter menghela napas. Setelah itu kembali berbicara.

“Pasien mengalami kelumpuhan”. Ujar dokter yang membuatku sangat terkejut dan tidak percaya.

“Dd-dokter ini gak bener kan!? pasti dokter salah periksa”. Ucapku dengan panik dan tanpa sadar air mataku jatuh.

“Saya sudah memeriksa bagian sarafnya dan terjadi gangguan disana yang mengakibatkan kelumpuhan pada kedua kakinya. Anda tenang saja karena pasien tidak mengalami kelumpuhan permanen, pasien hanya mengalami kelumpuhan sementara”. Jelas dokter yang membuatku sedikit tenang.

“Bagaimana cara menyembuhkannya dok?". Tanyaku.

“Jika pasien sudah pulih dalam artian tidak mengalami sakit kepala berlebihan dan badannya sudah kuat. Maka pasien bisa melakukan terapi dan dibantu dengan obat”. Jelas dokter.

“Baik dokter. Saya mohon dokter memberikan perawatan yang terbaik bagi suami saya serta memberikan rekomendasi terbaik untuk melakukan terapi”. Ujarku.

“Saya akan melakukan yang terbaik karena itu tugas saya dan ketika pasien sudah diperbolehkan pulang, saya akan memberikan rekomendasi dokter untuk terapi pasien”. Ucap dokter.

“Baik dokter, terima kasih atas penjelasannya”. Ucapku. Kemudian aku keluar dari ruangannya dan akan menuju ruangan Sheira.

Bella pov end


♡__*To Be Continued*__♡


Sorry for typo🙂🙏 & see you😁👋

Choice of My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang