KEENAN : Chapter 03.

8.2K 625 10
                                    

Mobil Buggati yang diisi oleh Keenan, Adrean juga Theo sudah sampai dipekarangan sebuah mansion mewah, tak lama Keenan serta Adrean yang setia menggenggam tangannya keluar dari dalam mobil tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Buggati yang diisi oleh Keenan, Adrean juga Theo sudah sampai dipekarangan sebuah mansion mewah, tak lama Keenan serta Adrean yang setia menggenggam tangannya keluar dari dalam mobil tersebut.

Keenan menganga lebar melihat seberapa besar mansion dihadapannya ini. Hampir serupa dengan istana didongeng-dongeng yang dulu ia dan ibunya baca sebelum tidur. Ah.. Mengingat Ibu, Keenan mendadak merindukan wajah rupawan yang selalu tersenyum milik Ibunya.

"Keenan?" Keenan tersentak, menatap Adrean dengan mata yang mengerjap kaget.

"Iya kak?"

"Kamu tidak apa-apa, kan?" Pertanyaan Adrean dibalas anggukan oleh Keenan, namun hal itu tak membuat Adrean puas. Karna dia sejak tadi sudah memperhatikan adiknya yang tiba-tiba melamun, kemudian ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi murung.

Tak ingin memperpanjang, Adrean membawa Keenan masuk kedalam sana. Keduanya sudah disambut oleh ocehan seorang gadis dan tawa dari beberapa orang yang membuat rahang Adrean mengeras, tapi tidak dengan Keenan yang tampak kebingungan.

"Kakak? Suara siapa itu?" Keenan menolehkan kepalanya, menatap wajah Adrean yang datar, tanpa sadar membuat Keenan bergidik ngeri.

Sigh!

Adrean menghela nafasnya, menggeleng pelan sebelum menarik tangan sang adik masuk lebih dalam ke mansion milik si Maximillian bajingan itu.

"Ugh.. Kak Rean!" Seakan tuli, Adrean terus melangkah tanpa peduli akan panggilan dari sosok gadis berseragam SMA yang kini tersenyum miris menatap kepergian Adrean dan Keenan.

Keenan yang memperhatikan itu, semakin merasa bingung. Dilihat-lihat gadis yang baru saja memanggil kakaknya begitu ramah dan baik, tapi kenapa kakaknya itu seakan tidak suka akan kehadiran gadis itu?

'Kira-kira.. Dia siapa ya?' Dengan pertanyaan yang terus berputar dikepalanya, Keenan terus melangkah mengikuti langkah Adrean yang cukup besar, membuat Keenan kesulitan untuk melangkah santai.

Disisi lain, gadis yang baru saja memanggil Adrean masih tersenyum miris, menudukkan kepalanya dengan tangan yang saling meremat antara satu sama lain, membuat laki-laki yang ada disana merasa heran.

"Qia, Are you okay?" Qiara, gadis berambut blonde dengan manik coklat itu menggelengkan kepalanya pelan.

Siempu yang baru saja bertanya menghela nafas kemudian menepuk puncak kepala Qiara, dan tersenyum tipis, "I know, kamu sedih, kan? Sedih karna kak Adrean lagi-lagi mengacuhkan kamu?" Pertanyaan dari Haris, adik kedua dari Adrean, dan kakak kedua Keenan, dibalas gumaman kecil oleh Qiara.

"Mn.."

"Jangan sedih, aku yakin kak Adrean bakal luluh sama gadis lucu dan baik kaya kamu. Sabar terus ya?" Dengan percaya diri, Haris memberi pengertian pada Qiara, yang membuat senyum gadis itu terbit, dan membuat Fadlan, adiknya Haris dan Adrean, alias kakaknya Keenan. Serta teman-temannya Haris dan Fadlan, tersenyum lega.

Transmigrasi Keenan (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang