Happy reading, semoga suka.
Ebook sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa.
Luv,
Carmen
____________________________________________________________________________
Dasar munafik, gerutu Cedric kembali di dalam hatinya.
Ia duduk sejenak sambil melihat wanita itu berjalan menuju ke rumah sebelum kemudian bangkit dan kembali berpakaian. Cedric memang mendapatkan pelepasannya, tapi terlalu cepat dan singkat dan tentu saja, ia masih jauh dari kata puas.
Cedric menyunggingkan senyum masam sambil berjalan menuju rumah pertanian pamannya itu. Ia sudah bertekad ia akan menaklukkan wanita itu, dimulai dari mulut tajam tersebut.
Seperti dugaannya, Cedric menemukan wanita itu di kamar pelayan, sedang menanggalkan pakaiannya yang basah dan mengeringkan rambutnya. Dia menoleh terkejut saat mendapati Cedric yang berjalan masuk. Bunyi pintu yang menutup membuat wanita itu terlonjak pelan. Tapi mulut pedasnya masih tetap bisa mengeluarkan ucapan sinis.
"Mengapa kau ada di sini?" tanya wanita itu dengan nada tak suka.
Dia berusaha menutupi tubuh polosnya sementara Cedric tersenyum geli. Ia lalu membuka mulut, mengembalikan pertanyaan wanita itu. "Seharusnya itu adalah pertanyaanku, mengapa kau ada di sini?"
Wajah Rosalind tampak bingung. "Mengapa aku ada di sini? Ini adalah kamarku. Mengapa aku tidak boleh berada di sini?"
"Tapi ini bukan kamarmu, ini kamar Philippa dan Anne," jawab Cedric tenang.
Rosalind menatapnya dengan mata terbelalak lebar. Ada sinar takut di balik sikap tegar wanita itu. "Apa... apa maksudmu? Kau ingin mengusirku sekarang?"
Wanita dan segala pikiran buruk mereka, gerutu Cedric lagi. Ia masih jauh dari selesai, bagaimana mungkin ia mendepak Rosalind dari rumah ini dan dari hidupnya? Wanita itu terlalu memandang remeh dirinya sendiri. Cedric masih membutuhkan pelayanan wanita itu.
"Kau salah paham, Rosalind. Ini adalah kamar khusus pelayan dan kamarmu ada di atas, di kamar utama. Bukankah kau nyonya rumah di tempat ini?"
Wanita itu melihatnya lagi, jelas terlihat sedang menyusun kata. "Aku bukan nyonya apapun, aku juga bukan pemilik di tempat ini. Aku hanya pelayan yang terikat kontrak..."
"Tidak. Kau hanya terikat padaku. Dan aku tidak akan membiarkanmu tidur di kamar pelayan," ucap Cedric sambil melipat tangan di dada dan terus menatap Rosalind yang masih berdiri telanjang di seberangnya. Ia melihat wanita itu membuka mulutnya lagi dan Cedric langsung memotongnya. "Tugasmu di sini adalah menghangatkan ranjangku, aku ada di sini ataupun tidak ada di sini, kau tetap harus tidur di ranjangku."
"Oh, jadi itu alasan kenapa kau mengirim Philippa dan Anne? Agar aku bisa menghabiskan waktu di ranjangmu, My Lord?" tanya wanita itu lagi sinis. "Setidaknya kau bisa mengirimiku surat terlebih dulu sebelum mereka muncul begitu saja di depan pintu rumah ini."
Alis Cedric terangkat. "Memangnya kau bisa membaca?"
"Ya, aku bisa membaca," jawab Rosalind. Lalu kemudian terdiam. Cedric mempelajari ekspresi wanita itu. Ia juga cukup terkejut dengan pengakuan wanita itu. Seorang pelayan desa bisa membaca? Walaupun wanita itu adalah anak haram dari seorang bangsawan, dia tetaplah anak yang tidak diakui, jadi dari mana pelayan ini belajar membaca?
Cedric bisa menanyakan hal itu nantinya. Mata Cedric kemudian menyapu tubuh wanita itu lagi dan ia sudah bersiap melanjutkan apa yang tadi terjadi kolam penggilingan tatkala ia mendengar pintu pagar terbuka.
"Walaupun aku senang sekali melanjutkan percakapan kita, My Dear, tapi kurasa kita harus menghentikannya dulu. Philippa dan Anne kembali lebih cepat, kurasa. Sekarang naiklah ke atas."
"Aku..."
"Cepat!"
Lalu ia keluar dari kamar untuk mencegat kedua pelayan itu sehingga Rosalind memiliki waktu untuk naik ke kamar utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil in Her Bed
RomanceA dark romance story Contain forced submission Adult story suitable for 21+ only! Kisah seorang pelayan muda dengan seorang lord yang baru saja menjadi pewaris baru sebuah pertanian.