🍀Happy Reading 😋
Sinar senja mulai menampakkan dirinya. Disini lah Ami, didalam kamar si kembar.
"Halo kak, kalau pulang nanti jangan lupa beli plaster kompres," ucap Ami sembari memerhatikan wajah anaknya yang pucat."Untuk apa?" tanya Abimanyu khawatir.
"Arasy tiba-tiba panas pas pulang tadi."
"Apa dia rewel? Bagaimana dengan Ayra dan Ariz?"
"Ariz dijemput Mama tadi, Ayra juga sedang tidur."
Ariz memang sangat dekat dengan Wulan, bahkan Ariz lebih nyaman di pangkuan Wulan ketimbang kedua orang tuanya, mungkin itu karena sejak kecil Wulan memang sering tidur bersama sewaktu Ami masih tinggal bersama dengannya.
"Setelah acaranya selesai aku akan segera pulang," ucap Abimanyu yang saat ini tengah membawa ceramah di salah satu akad nikah.
"Iya, kakak hati-hati dijalan."
Aras kembali rewel membuat Ami langsung menggendongnya. "Kak, bentar yah, Aras nangis." Ami langsung menggendong Aras, membawa kedalam gendongannya. "Fang nya Umi kenapa? Cakit kepala yah? Ululu anak Umi," ucap Ami sembari menimang-nimang Aras.
Tangisan Batita mungil itu semakin lirih, membuat Ami semakin khawatir melihat putranya selalu rewel.
"Kakak mana sih!" dumelnya sembari menenangkan Aras.
Tiga puluh menit berlalu, terdengar mobil berhenti di garasi, membuat Ami langsung menghampiri suaminya di ambang pintu.
"Assalamualaikum," ucap Abimanyu yang baru saja sampai.Ia mengecup sekilas pipi Ami lalu beralih ke anaknya. "Anak Abi kenapa hm?" tanya sembari mengelus pelan kepala putranya.
"Dari tadi rewel mulu, untung Ayra tidur, kalau nggak mungkin Ami udah jadi maklampir."
Abimanyu menatap wajah istrinya, terlihat jelas ia kelelahan merawat ketiga anaknya.
"Sini, biar Kakak yang rawat Aras, kamu istirahat saja," ucap Abimanyu."Kakak aja yang bersih-bersih dulu, kan kakak yang baru datang," tolak Ami.
"Ya sudah, bentar yah, aku mandi dulu."
Sembari menunggu suaminya, Ami berusaha menidurkan Aras dengan sholawat pengantar tidurnya. "Allahumma sholli~... 'ala sayyidina~...." gumam Ami sembari berjalan kesana-kemari menimang-nimang Aras yang terlihat memerah karena panas.
Mata bulat yang sembab itu perlahan terpejam, membuat Ami sedikit senang.
"Apa perlu kita membawanya ke dokter?" tanya Abimanyu yang baru saja selesai mandi."Utss ...." Kode Ami.
Perlahan Ami menggerai tangannya saat ia membaringkan Aras di atas tempat tidur.
"Kak, Ami mau makan dulu, titip Ar--" ucap Ami terhenti saat ia melihat kedua mata putrinya menatap Ami."Udah, Ayra biar sama Abi aja." Ami tersenyum ke arah putrinya, mengecupnya sekilas.
"Ayra main sama Abi dulu yah," ucapnya lalu menggendong Ayra membawanya ke arah suaminya.
"Aaa!" teriak Ayra sembari mengangkat tangannya ke arah Ami, seolah ia ingin bersama sang ibu.
Ami tersenyum, ia kembali mengecup pipi putrinya. "Umi lapar sayang, bentar yah," ucapnya lagi.
"Mi, biar Abi yang urus sikembar. Kamu pergi makan gih," ucapnya.
Abimanyu membelakangi Ami, dengan pelan Ami berjalan keluar tanpa sepengetahuan Ayra yang tengah serius mengobrol bersama Abi-nya.
Dengan sigap Ami berjalan ke dapur, mengambil makanan dan juga beberapa sayuran yang akan ia masak sore ini.
"Malam ini makan apa yah?" gumamnya berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Wibu Ustadz Abimanyu (Tamat + Revisi)
General Fiction"Aaaa!!! OKAASAN!!!!" teriak Ami sambil memejamkan matanya lalu menutup dirinya dengan selimut. "OKAASAN (Mama)," gumam Ami, seluruh tubuhnya bergetar, panas dingin sudah mulai ia rasakan. Ia terisak, "PAPA!!! Ni-CHAN (Kakak laki-laki)," teriak Am...