Part 41

25.3K 861 111
                                    

"Aduhh pak, pelan pelan jalan nya" ucap seorang remaja yang sedang ditarik oleh lelaki yang lebih tua dari nya.

"Udah buruan jalan nya, Bapak udah gak tahan"

Kedua orang itu adalah Rama dan Bapak Dadang. Setelah tadi sempat bertemu dan menghabis kan waktu dengan Kang Hasan, Rama bergegas pergi ke tempat Bapak nya yang ia yakini sedang menunggu nya, dan benar saja saat ia sampai terlihat Bapak yang mondar mandir di depan saung dan saat ia sudah dekat dan memanggil Bapak nya , Bapak Dadang langsung menarik tangannya menjauh dari saung.

Bapak berhenti setelah agak jauh dari saung, Bapak menggelar kain sarung yang di bawa nya di tanah.

"Hayuk buruan Ram buka celana nya terus rebahan ngangkang" perintah Bapak.

"Disini pak?" Tanya Rama, ia melihat sekeliling nya, mereka saat ini ada di kebun jagung yang entah entah punya siapa.

"Iya buruan, Bapak ges teu tahan yeuh" ucap Bapak yang sudah telanjang bulat, kontolnya sudah mengacung keras.

"Gak ketahuan orang Pak?" Tanya Rama khawatir.

"Gak bakal, disini jarang ada yang lewat kalo jam segini" bujuk Bapak, sambil merebahkan Rama di kain sarung yang sudah ia gelar, kemudian ia bantu untuk melepaskan celana Rama yang masih terpasang.

"Eh,, eh Pak gak di isep dulu kontol nya" ucap Rama agak panik karena Bapak yang sudah memposisikan kontolnya tepat di depan lubang nya. Ia panik karena tadi belum sempat membersihkan lubang nya setelah bermain bersama Kang Hasan tadi.

"Gak usah, udah gak kuat Bapak pengen ngentot lubang kamu" dan,

BLESSSS...

"AUHHHH Pakk!!"

"Ahhh,, shhhh "

Tanpa menunggu Rama untuk menenangkan diri, Bapak langsung menggerakkan pinggul nya maju mundur dengan cepat, Rama yang tak siap pun mencengkram lengan Bapak karena kaget.

Plokk,, plokk,,, plokk,,, plok,,,,

"Ahhh shhh,, shhh ,,ohhhh "

"Uhhh,,Pakhhhh shhh pelannn shhhh uhh pelannshhh" desah Rama saat merasakan genjotan Bapak nya terlalu cepat.

Bapak hanya menghiraukan, ia malah semakin menambah kecepatan genjotannya. Ia begitu keenakan saat kontol nya dipijat oleh lubang yang begitu sempit, seperti saat ia memerawani perempuan dulu, dan ini ia rasakan setiap kali ia melakukan hubungan intim dengan Rama membuatnya ketagihan dan tak pernah bosan.  Kelebihan lubang putra nya ini selain selalu sempit seperti perawan juga bisa mengeluarkan cairan yang membuat licin dan ia menyukai sensasi itu, tapi terkadang ia juga merasakan seret membuat nya tak pernah bosan merojoki lubang anus anaknya ini.

"Ohhh,, ohhh,,, ohhhh,, shh Rammm shhh uhhh"

"Pakk,, shhh ohhh pakkk" Rama hanya bisa pasrah menerima setiap hentakan kontol Bapaknya, posisi mereka saat ini adalah Bapak yang menindih Rama dengan kedua kaki Rama berada di pundak Bapak, kedua tangan Bapak berada di samping kepala Rama membuat pantat Rama sedikit terangkat karena kakinya hang masih tersangkut di pundak Bapak nya. Hal itu malah semakin membuat Bapak leluasa untuk menggenjot tubuh Rama dengan liar.

Cuaca yang terik di tambah kegiatan panas mereka berdua membuat keduanya basah karena keringat, Rama begitu mengagumi tubuh besar berotot Bapak nya, sesekali ia usap usap lengan dada dan dahi Bapak nya yang berkeringat karena bekerja keras memuaskan birahinya.

Rama mencengkram lengan berotot Bapaknya saat Bapak semakin mempercepat genjotannya, ia sampai tersentak-sentak dibuat nya.

"Ohhh,,, ohhh,, Bapakkk,,, enakkk bangethhh shh ohhhh terusss genjotttt boolll Rama Pakhhhh shhh ohhhhh"

MEMIKAT PARA LELAKITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang