Chapter • 29

131 10 2
                                    

“Sekarang, bilang sama aku, kenapa kamu terus ngikutin aku?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sekarang, bilang sama aku, kenapa kamu terus ngikutin aku?”

Belakangan, Viola yang mulanya bersikap ketus karena tidak terima diputusin olehnya jadi rajin sekali membuntutinya. Adelio tahu maksud perempuan itu. Dia pasti punya tujuan tertentu, meski Adelio belum paham benar apa sebenarnya yang dia inginkan, karena dia terlalu malas untuk menanggapi. Perubahan sikap Viola jelas sangat mencurigakan. Bahkan, Viola sampai mengikutinya ke vila Kyra, tempat yang jauh.

Dan Adelio yang gerah dengan kelakuannya, akhirnya mengajak Viola bicara berdua.

“Apa sebenarnya tujuan kamu?” desak Adelio. Tangannya tersilang di depan dada.

“Haa... akhirnya.” Viola malah tertawa sambil menghela napas panjang, “Sejujurnya, aku juga nggak mau begini kalau nggak menguntungkanku,” akunya, seraya mengangkat sudut bibir. “Ada yang harus kamu tau, Lio.”

“Apa? Cepet bilang! Aku nggak mau sampai Annchi lihat kita,” tuntut Adelio.

Tawa remeh Viola terdengar, “Segitunya ya, kamu sama crush kamu itu,” sindir Viola, “Padahal, dia udah punya cowok. Ya walaupun nggak tau sih pacarnya beneran atau nggak. Bagus juga sih, kalau kamu begini. Supaya amarah kamu lebih meledak nanti, karena itu yang mau aku lihat. Dan supaya kedatangan aku nggak sia-sia,” ucapnya misterius.

“Apa sih maksud kamu? Tolong, jangan muter-muter kalau bicara!”

I have good news for you.” Viola mengetukkan jarinya di dagu, sok misterius, “Mm... Nggak tau sih good news or bad news. Tapi, aku pikir akan menguntungkan buat kamu juga nantinya.” Dia mendekat, lalu berbisik, “Kamu tau, Annchi sama Mada nggak beneran pacaran,” ungkap Viola.

“Apa?” Sejenak, Adelio tidak percaya pendengarannya. Dahinya mengernyit dalam. Kehaluan macam apa lagi Viola ini? “Jangan ngada-ngada kamu! Buat apa mereka lakuin itu?”

“Biar kamu cemburu, mungkin.” Viola mengangkat bahu tak acuh.

“Annchi nggak mungkin kayak gitu.” Adelio menggumam.

Mereka tidak terlihat seperti dua orang yang sedang berpura-pura. Segala kemesraan yang Adelio lihat semuanya terlihat natural. Bahkan, mereka sampai berbagi ciuman segala di depannya yang selalu membuatnya panas.
Kalau memang begitu, akting mereka bagus sekali.

Lebih dari itu, mereka bersandiwara karena dirinya. Annchi masih memikirkannya?

Sudut bibir Adelio terangkat tanpa bisa ditahan. Namun, kemudian kewarasannya mengelak. Masih tak ingin percaya begitu saja ucapan Viola. Bisa saja kan, Viola cuma sedang berusaha memecah belah hubungannya dengan Annchi, lagi.

“Jangan seneng dulu! Masih ada hal lainnya,” ujar Viola, “Mereka memang pura-pura pacaran, tapi ada rahasia yang harus kamu tau, dan ini yang menarik. Sebenarnya, Mada punya maksud lain. Mada nggak bener-bener bantu Annchi. Dia memanfaatkan perempuan itu untuk balas dendam sama kamu atas masalah kalian di masa lalu. Dan Annchi nggak tau rencana Mada ini. Intinya, Mada lagi bohongin Annchi.”

Revenge Partner • 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang