Halo hai hai... 😁😘
Gimana gimana? Lanjut?
Yuk lanjut yuk 🤩🥳
Terima kasih untuk yang baca 😘 semoga makin ganteng makin cantik
Sepi ya? Humm gimana nih? 😪
Kalau ada typo atau kata nya kurang tepat tandai ya
Ya udah deh ayo lanjut 😁
-Happy Reading-
Ada hal yang selalu mengganjal dalam hidupnya. Selama bertahun-tahun dirinya tak mau memikirkan itu, tetapi takdir mempertemukannya dengan seorang wanita yang membawanya memilih jalan hidup yang berbeda. Gaura kembali pada tempat di mana dirinya pertama kali melihat dunia.
Gadis itu berjalan sepanjang lorong, pandangannya terus kesana-kemari menyapu setiap sudut bangunan di sana. Sudah cukup ramai, ada beberapa murid di lantai atas.
Yang Gaura lihat, sekolah ini sangat luas dan tinggi. Ada sekitar tiga lantai di gedung depan yang tentunya adalah ruang kelas. Dan yang Gaura tau hanya jalur menuju kelasnya.
Seketika Gaura menghentikan langkah, menatap seorang lelaki yang berada di lantai bawah—lapangan basket out door. Terlihat sangat tenang, tatapan lelaki itu begitu datar menatap teman-temannya bergurau ria.
"Argara Althano."
Menyadari seseorang berbicara padanya, Gaura menolehkan pandangannya. Sebelah alisnya naik ke atas menandakan jika gadis itu masih mencerna akan apa yang di katakan oleh seseorang di sebelahnya.
"Lo anak baru?" tanyanya menatap Gaura.
"Tau dari mana?" Bukannya menjawab gadis itu malah balik bertanya. Gaura kembali memfokuskan dirinya ke lantai bawah, masih berdiri di samping pagar pembatas, menyandarkan tubuhnya di sana.
Gadis itu terkekeh sebelum akhirnya mengulurkan tangannya. "Kenalin gue Auris. Gue nggak pernah liat lo jadi mikir aja lo anak baru. Iya, kan?"
Lagi, Gaura kembali menoleh menatap gadis berambut sebahu di sebelahnya, mengacuhkan uluran tangan gadis itu. Tebakannya benar, bahwa Gaura baru pindah ke sini.
"Gue tau. Lo pasti tertarik sama Gara, kan?"
Mengangkat satu alisnya. "Terus?"
"Kalau lo tertarik sama Gara, gue bisa kasih lo semua informasi tentang dia. Gimana?"
Hening beberapa saat, Gaura nampak menelisik ekspresi wajah yang dipancarkan oleh Auris, bermaksud mempelajari raut wajah gadis itu.
Gaura menyatukan alis, bingung. Bagaimana seseorang di sampingnya saat ini bisa dengan mudah mengajak dirinya bergaul? Sebenarnya Gaura belum mengetahui dari mana sosok ini datang. Namun, tak merasakan aura negatif darinya, sehingga dirinya merasa tak masalah apabila menanggapi setiap ucapannya.
Sedetik kemudian, Gaura menerima uluran tangan Auris. "Gaura, panggil aja Ura."
Auris mengangguk, kembali menarik uluran tangannya setelah berjabat tangan cukup lama. "Itu Gara sama temen-temennya. Ada lagi satu, tapi dia nggak masuk."
"Ini nggak gratis, kan?"
Auris tertawa pelan. "Di dunia ini memang nggak ada yang gratis. Berhubung kita udah kenal anggep aja kita berteman," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAGARA [On Going]
Fiksi Remaja⚠️PIP PIP⚠️ Banyak kecacatan dalam menulis, masih banyak typo dan kesalahan kebahasaan. Revisi setelah end (kalau sempat) "Bulan butuh matahari untuk bersinar." Argara Althano, seorang lelaki yang menjadi idola para gadis di SMASAGA. Lelaki penyuka...