2 tahun kemudian
Selama dua tahun setelah kejadian kecelakaan lalu erlina benar-benar jadi wanita pendiam tertutup, bukan karena soal kecelakaan saja tapi ia harus kehilangan anaknya, fayra. Anak yang sangat dia cintai melebihi dirinya sendiri.
Selama dua tahun juga erlangga terus datang ke rumah mertuanya mengontrol istrinya yang enggan melihat dirinya, erlina benar-benar membenci erlangga setelah kejadian kecelakaan dulu. Bahkan erlina hampir mencelakai dirinya hanya untuk tidak ketemu suaminya dan ingin menyusul fayra ke alam yang berbeda.
Erlina memeluk boneka kesayangan fayra boneka hello Kitty yang dari kecil bersama fayra, air matanya mengalir deras membasahi kedua pipinya mengingat kejadian dua tahun lalu, mengingat kebersamaannya dengan fayra, ketawa fayra, nangis fayra, senyum fayra yang manis, dan masih banyak lagi.
Sedangkan wisnu ia mengambil kesempatan untuk terus bersama erlina, setiap hari ia datang ke rumah kedua orangtuanya erlina bahkan ia membeli rumah yang berhadapan dengan rumah kedua orangtuanya erlina, hanya demi memastikan kalau erlina baik-baik saja.
Seperti sekarang ini Wisnu mengawasi erlina yang sedang menangis memeluk boneka milik fayra. "Saya tidak akan menyuruh kamu berhenti menangis, er, tapi saya menyuruh kamu untuk bisa Ikhlas supaya fayra di alam sana bahagia melihat orang tuanya bisa Ikhlas keperergianya" ucap wisnu menatap erlina yang hanya diam.
Sedangkan kedua orangtuanya pasrah mereka tidak tahu harus melakukan apa lagi kecuali menjaga erlina, sepertinya erlina tidak akan bisa move-on dari fayra. Terlihat jelas dari tatapan erlina yang menandakan dia benar-benar hancur setelah kepergian fayra dari hidupnya.
Setelah cukup lama mengobrol dengan erlina yang tidak juga mendapat jawaban, wisnu keluar ia harus menghadiri meeting yang penting yang penting ia sudah melihat keadaan erlina yang juga tidak ada perubahan selama dua tahun lamanya. Tidak mau bicara, bahkan untuk menatap orang lain saja enggan.
"Mamah" teriak anak perempuan berumur lima tahun berlari kecil menghampiri erlina yang hanya diam. "Mamah aku punya sesuatu untuk mamah, tadi aku menggambarkan aku, mamah, dan papah" ucap jingga.
Ya. Dia jingga anak angga, selama ini angga dan jingga rutin menjenguk erlina, Mereka membeli apartemen dekat rumah kedua orang tua erlina demi bisa melihat erlina. Bahkan angga bisa melihat keseharian erlina jika sedang di teras rumah.
"Erlina, tadi jingga sekolahnya nakal masa dia tidak mau belajar terus dia panggil-panggil kamu terus, katanya mau belajar sama kamu aja apa kamu mau ajarin jingga belajar?" Tanya angga duduk menatap erlina yang hanya diam dan memeluk boneka hello Kitty.
"Kalian lebih baik jangan kesini lagi, erlina tidak mau ketemu siapapun biarkan dia sendiri" usir padil ia mulai muak dengan angga dan wisnu yang setiap hari datang membujuk erlina yang jelas-jelas tidak mau bertemu siapapun.
Jingga menatap padil. "Kakek tidak boleh Seperti itu, mamah mau ko bertemu kita berdua malahan mamah senang" ucap jingga duduk di samping erlina. "Mamah bilang sama kakek kalau mamah senang kita kesini" ucap jingga yang tentunya tidak mendapatkan respon dari sang empu yang hanya diam.
Ridwan menatap erlina. "Bagaimana kalau kita jalan-jalan terus kita makan-makan berdua seperti dulu lagi waktu kamu belum menikah, kita sering tuh makan berdua di pinggir jalan makan seblak yang menurut abang tidak enak tapi menurut kamu enak. Kita pesan yang level tinggi nanti kalau papah marah kita lari ngumpet di pohon mangga, hahah" bujuk ridwan.
Erlina masih diam ia terus menunduk tidak ada yang menarik perhatiannya, ia tidak mau bicara sepatah katapun bahkan erlina enggan bicara lagi setelah kejadian itu hanya air mata yang bisa mewakili perasaannya.
"Erlina, mamah kangen banget sama suara kamu, nak. Katakan satu kata atau huruf saja supaya kami bisa mendengar suara kamu kami rindu" pinta Sara menangis.
Jingga memeluk erlina. "Mamah lina, mamah tidak suka kalau jingga datang ke sini? Katakan sama jingga kalau mamah suka jingga datang ke sini, jingga rindu mamah, tau tidak waktu jingga kecil jingga berdiri di depan gerbang rumah mamah sampai di gigit anjing nakal itu. Terus jingga pergi jauh dari mamah jingga pergi ke luar negeri jingga tidak suka di sana karena tidak ada mamah" jingga merebahkan kepalanya di paha erlina Membuat kedua orang tua erlina kesal air mata erlina menetes membasahi wajah jingga. "Dari bayi jingga tidak memiliki mamah, kalau saja jingga Memiliki mamah kandung mungkin jingga tidak akan bertemu orang hebat seperti mamah erlina" ucap jingga memeluk pinggang erlina.
Erlina masih diam ia terus menunduk dan memeluk boneka hello Kitty, tidak ada kehidupan di hadapannya selain boneka Kesayangan anaknya.
Jingga mengusap air mata erlina. "Kata ibu guru jingga orang yang sudah meninggal itu bersama di sisi tuhan, kalau bayi mereka akan jadi bidadari surga, mereka berlari-larian bermain tapi kalau mamahnya terus menangis mereka akan sedih dan tidak mau bermain seperti jingga" lanjutnya.
Padil Menatap angga. "Bawa anak kamu pergi dari sini biarkan anak saya sendiri" kesal padil.
Angga Menatap jingga. "Ayok kita pulang besok kita kembali ke sini" ajak angga sedikit pasrah.
Jingga mengangguk sebelum pergi ia mencium pipi erlina. "Mamah jingga sayang mamah, I love you mamah erlina" bisik jingga tersenyum manis.
Baru saja jingga dan Angga membalikkan tubuhnya mereka dikagetkan dengan suara yang sangat mereka rindukan, semua orang kaget termasuk erlangga yang baru datang.
"T-tunggu" tahan erlina menatap jingga.
Jingga langsung membalikkan tubuhnya menghadap erlina senyumnya mengembang ia mengangguk cepat, melepaskan genggaman tangan dari angga menghampiri erlina dengan senyum terbaiknya. "M-mamah" Panggi jingga memeluk erlina yang masih diam. "Mamah aku senang sekali" ucap jingga. Lama kelamaan erlina membalas pelukan jingga membuat semua orang syok, biasanya erlina tidak akan membalas pelukan siapapun.
Sara tersenyum haru. "Katakan sekali lagi mamah rindu suara kamu sayang" pinta sara air matanya menetes.
Erlina menatap jingga yang tersenyum manis menatapnya. "F-fayra" lirih erlina.
Deg
Senyum yang semula menganggam berubah dalam satu detik, jingga menunduk sedih beberapa detik tapi ia langsung mendongak dan kembali tersenyum lebar menutupi rasa kecewanya, senja mengangguk. "Mamah" lirih senja memeluk kembali erlina.
Erlina membalas pelukan senja. "Fayra mamah rindu banget sama kamu, sayang, dua tahun lamanya kamu Meninggalkan mamah kamu jangan tinggalkan mamah lagi, ya, sayang" lirih erlina yang masih terdengar jelas di telinga mereka.
Erlangga menghampiri erlina menatap erlina. "S-sayang" panggil erlangga terus menatap erlina.
Erlina mendongak menatap erlangga. "PEMBUNUH KAU PEMBUNUH, KAU MEMBUNUH ANAKKU FAYRA" teriak erlina menatap tajam erlangga.
Deg
***
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Teen Fiction"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...