omake

46 3 0
                                    

We life, we love, we lie..

.

.

.

.


•'•'•'•

langkah demi langkah kaki mungil itu lakukan dengan lincah menyambar satu buah dari pohon apel, yang sedang dia incar sejak tadi membuat yang lebih tua memandangnya lelah.padahal tugas ya ada di sini hanya untuk melindungi sang putra angkatnya walaupun dia belum ada niatan untuk menikah.

Yang naksir kamu itu banyak pak, astagfirullah!.

Yang berusia lebih tua itu berjalan mendekat, tanah yang ia pijak basah karena hujan deras semalam, sehingga membuat telapak kaki ya kotor karena ia tidak memakai alas kaki.  Menggangkat tubuh mengil itu hingga menggapai buah yang dia inginkan.

"ayahanda?." panggil anak kecil itu membuat yang lebih tua tersenyum dan menurunkan tubuh mungil dari anak itu ke tanah yang kering.

"nusa, mungkin kamu harus tahu akan hal ini, jika nusantara, membutuhkan sesuatu ayahanda mu yang kuat dan gagah perkasa ini bersedia membantu nusantara." setelah yang lebih tua berucap seperti itu membuat yang lebih muda melihat ya kagum.

"ayahanda, janji?. Tanya yang lebih muda seraya menunjukkan jari kelingking ya.  "iya, ayahanda janji. Karena nusantara adalah hal yang sangat ayahanda sayangi." ucap yang lebih tua dengan membalas tautan jari itu. 

Tawa reyah dari kedua ya terdengar begitu murni tanpa ada paksaan dari salah satu ya, tepukan tangan dari seorang wanita berparuh baya berusia kepala 3 atau 30th itu setelah datang dan memandang mereka jengkel.  "bagus ya kalian, bukanya mandi malah bermain lumpur." ucap ya dan di iringi tatapan maklum dari yang lebih muda nomor 2. "hahaha, sebentar lagi sayang." jawab pria berparuh baya tersebut lalu di ikuti dengan yang lebih muda nomor 1. "indo, mau makan seblak. Boleh ya ibunda?." 

"bukanya ga boleh, tapi nanti kamu sakit perut kamu kambuh lagi." ucap wanita berparuh baya itu dengan nada suara sehalus mungkin. "kasih aja bunda, kan bang indo juga makan seblak ya seminggu 2x." ucap yang muda nomor 2. "iya, tapikan nanti malam penyakit ya kumat lagi, nara." jawab wanita berparuh baya itu.

"tapikan, sembak itu enak!." ucap indo tetap kekeuh. "seblak itu gak enak, tahu." balas zambrud memasang ekspresi muka garang. "ih! ,Ibunda bohong!."

"zamrud." panggil pria berparuh baya itu dengan nada suara tegas ya membuat wanita berparuh baya dengan nama zamrud khatulistiwa putri menghela nafas parah dan mengganguk. Sontak hal itu membuat kedua orang yang muda itu bersorak riya sembari bertos tangan seperti pemain basket. 

"ohya, setelah ini jangan lupa untuk sikat gigi kalian agar tidak bolong, lalu untuk nusa, minum air yang banyak biar ga dehidrasi kayak kemarin, kamu kan langganan setia rumah lagi sakit,xixixi." ucap pria berparuh baya tersebut yang di kenal dengan nama majapahit sriwijaya khatulistiwa itu.

"bukanya, rumah sakit, ya?." koreksi nara atau bhayangkara dan di angguki oleh nusa atau indo. "hooh, ayahanda kalau ngelawak jokes bapak bapak ya muncul ga ngotak." ucap indo lalu menarik tangan zambrud agar segera memasakan seblak spesial untuknya.

. . . .

"nara." 

"iya, pak?."

"menurut kamu, kalau ombak datang. Kita harus ya panggil om atau mbak?,xixixi."

"bukan bapak gua, sumpah."

"yaudah, kamu anak pungut."

". . Dasar baperan."

'•'•'•'•

Kejadian kejadian harmonis, tawa canda, dan bahagia kerap di tunjukkan oleh keluarga kecil ini membuat orang orang beranggapan bahwa mereka adalah keluarga yang sempurna kepala keluarga yang baik hati, penyayang, ceria, beliau selalu menjadi panutan bagi kesemua orang khusus ya kaum hawa.

Pada malam hari di hari jumat hujan lebat di sertai guntur yang terus menyambar seolah olah sedang murka kepada makhluk yang hidup di bawah ya, mengguyur hampor seluruh kawasan ibukota menyebabkan kawasan itu bersuhu lebih dingin dari biasanya.

Di dalam sebuah kamar berukuran sedang tetapi tetap hangat dan nyaman terdapat indo yang sedang menggambar  5 orang bisa di bilang terlihat seperti gambaran anak kecil biasa namun jika di teliti di lukisan orang kelima terlihat tangan si pria di kiri sedang menggenggam tangan wanita di sisi kananya dan di sisi lain terdapat 1 orang wanita sedang memengang masing masing tangan dari 2 anak laki laki yang ada di gambar dengan ekspresi muka sedih. 

"kak indo?." ucapan panggilan dari nara menghentikan kegiatan ya. "ada apa?." tanya indo sembari menatapnya binggung. "saat pulang kerja tadi, ayah dan ibu bertengkar lagi." jelas nara lalu menutup pintu kamar itu dan memeluk indo yang sedari tadi sedang duduk khusu. "nara, ga bisa tidur."

"karena kejaadian tadi?." nara yang mendapati pertanyaan itu hanya menggangukan kepalanya. "mereka melakukan apa?." tanya indo dengan nada suara sehalus mungkin membuat adiknya A.k. nara sedikit tenang.

"ayah memukul kepala ibu dengan botol kaca sehingga kepala ibu berdarah ,lalu menyeretnya keluar rumah sebelum ya dengan kondisi tubuh yang memprihatinkan." jawab nara dengan nada suara lirih.

"nara.." panggil indo dengan mengelus rambut ya.  "itu bukan ibu kita yang lama." ucap indo membuat nara kebingungannya. "ayah menumbalkan ibu kandung kita, dan yang, kamu lihat tadi itu baru kita. Ayah sengaja melakukan operasi plastik agar muka ibu baru kita serupa dengan ibu lama."

"jadi maksud ya—."

"iya, itu ibu kita yang ke 100 sepurna membuat ayah bergelombang harta melimpah seperti sekarang,nara." ucap indo sangat tegas dan menatap ya dingin juga tajam sehingga tampa dia sadari dia mengcengkram leher itu dan membuat tubuh itu tersungkur dengan warna kulit membiru karena kehabisan nafas sangat persis seperti smutif dalam meme terkenal di tahun ini. 

———————
Khamis
16/nov/23.

arcade  [onshoot] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang