Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!Happy reading guys!!
****
Gerbang mansion mewah itu terbuka, mobil bewarna hitam itu melaju memasuki pekarangan mansion. Beberapa pelayan tampak keluar menyambut mobil tersebut.
Alan menghentikan mobil itu lalu keluar dari mobil memberikan kuncinya pada pelayan, dia beralih membuka pintu yang ada di sebelahnya mengambil Khayri yang tadi tidur dipangkuan Felicia.
Felicia keluar dari mobil sambil meregangkan otot tubuhnya, "Hari ini yang paling panjang," ucap Felicia sambil mengambil tasnya.
"Ya siapa suruh bikin ulah?" cibir Alan membuat Felicia mendengus, "barang kamu biar para pelayan yang bawa kedalam, langsung istirahat ke kamar, Mas nganterin Ayri dulu."
Felicia menghela napas setelah Alan pergi masuk terlebih dahulu, "taruh di tempat biasa setelah itu kalian boleh pulang."
"Baik Nyonya."
Felicia kemudian pergi ke kamarnya dan segera mandi. Setelah lama berendam dikamar mandi, dia mulai mengeringkan badannya, memakai baju tidurnya dan keluar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Felicia duduk di depan kaca mengambil hair dryer miliknya dan mulai mengeringkan rambutnya dengan alat itu sambil sedikit bermenung memikirkan sesuatu.
Felicia meletakkan alat itu di meja setelah selesai, dia termenung memandangi pantulan dirinya di kaca, dia sedikit tersentak saat Alan datang memeluknya dari belakang dan mencium pipinya.
"Mikirin apa hm?"
"Nggak ada, cuma...Cia besok sibuk, malam ini ada yang mau dikerjakan..."
"Ci, tadi kamu udah janji loh sama Mas," ucap Alan memeluk Felicia erat sambil mencium cekuk leher istrinya itu.
"Jadwal biasa aja gimana? Atau nanti kalau kita sama-sama gak sibuk jadi tambahan, Cia benaran capek loh Mas dan sibuk, setidaknya jadwal anak-anak harus dikirim malam ini. Lagian Mas gak capek? Tadi di markas udah ngurus dokumen, ngambil misi jugakan? Udah itu aja yang jadi latihan hari ini," ucap Felicia, "latihan sama Cia kapan-kapan aja, lagian kalau latihan juga Mas banyak modusnya."
"Modus apanya? Kalau latihan ya latihan kok, lagian mana ada hukuman ditunda gitu Cia."
"Buktinya kan ini, udah sana mandi terus tidur," ucap Felicia membuat Alan mendengus pelan.
"Berarti jatah tambahan yang kam-akh Cia sakit!" pekik Alan saat lengannya dicubit oleh Felicia.
"Jatah mulu, Mas tu ya sejak nikah pikirannya kok mesum mulu sih? Udah sana Mandi!" pinta Felicia membuat Alan sedikit meringis lalu pergi dengan cepat ke kamar mandi sebelum istrinya itu kembali mengomelinya.
Felicia menghela napas pelan dia kemudian mengambil laptopnya dan menghidupkannya. Dia mulai memikirkan itu, bukankah tadi dia mandi cukup lama? Dan Alan baru kembali. Apa Khayri baik-baik saja? Felicia jadi khawatir membiarkan putranya itu tidur sendiri malam ini.
"Nanti aja siap Mas Alan mandi suruh jemput Ayri biar tidur disini," gumam Felicia sambil mulai memainkan jari-jarinya diatas keyboard dengan lincah.
Konsentrasi Felicia pecah mendengar suara ketukan pintu ditambah suara anaknya yang memanggilnya.
"Madam," panggilan itu membuat Felicia segera membuka pintu dengan hanya mengenakan pakaian tidurnya, mengingat para pekerja sudah pulang dan dia mendengar hanya suara Varisya jadi tak masalah bukan?
"Bunda hiks...," isak Khayri sambil menjulurkan tangannya pada Felicia meminta gendong.
Felicia segera mengambil Khayri dari gendongan Varisya, mencium lembut kening Khayri dan mengelus punggung putranya itu, mata anak tersebut berair dengan wajah yang makin mengemaskan tapi lupakan itu, Khayri tampak sedikit ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Misteri / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...