Sinar matahari yang memancar kedalam seisi ruangan membuatnya terbangun dari tidur panjangnya, terlihat dirinya kini tengah berada di ruangan yang dipenuhi dengan boneka, tentu saja ini bukan kamarnya sedangkan kamar ini penuh dengan warna cerah berbeda dengan kamarnya yang begitu gelap dengan cat dindingnya berwarna coklat hitam seperti tidak ada kehidupan didalamnya
Dia mencoba mencari handphone yg ia bawa disakunya namun tidak dapat ia temukan alhasil dirinya mencoba mencari di meja dan laci namun tetap tidak ada mungkin saja seseorang yang menolongnya lah yang menyimpan ya
masih dengan posisi yang sama ia kini duduk ditepi ranjang untuk mengingat kembali bagaimana dia bisa berada ditempat ini, bahkan sekarang ini dirinya ingin segera pergi dari tempat itu tetapi kondisinya saat ini masih belum stabil mungkin karena minum terlalu banyak alkohol semalam hingga saat ia bangun dia masih merasakan pusing
baru saja dirinya akan merebahkan tubuhnya kembali untuk istirahat sejenak tiba" pintu kamar dibuka dari luar oleh seseorang
"gimna kondisi Lo" pemuda yg kini tengah ada dihadapannya tengah bingung melihat reaksi seseorang yg semalam dia tolong
"lo budeg apa gimana gw nanya ke Lo" ucap pemuda mungil dengan mata yang indah kulit yang begitu bersih putih serta suara yg menurutnya begitu indah
"apa sblumnya kita pernah bertemu?" jawab dirinya yang kini tengah memperhatikan pemuda mungil di depannya bukan karena alasan lain dia merasa bahwa pernah melihat pemuda ini sebelumnya tapi apa mungkin itu hanya pirasatnya saja
karena merasa pertanyaanya tadi tak dijawab dan memilih melontarkan pertanyaan lain membuat pemuda mungil itu sedikit kesal "Heh gw nanya ke Lo, bukannya dijawab malah nanya balik" ucapnya kesal
karena saat ini dia masih pusing ucapan pemuda mungil itupun tak dia jawab dan memilih untuk diam sambil memijat kepalanya, melihat reaksi tersebut pemuda mungil akhirnya menyodorkan bubur hangat yang sedari tadi ia bawakan untuk dirinya
"Nih Lo makan ini bubur biar Lo agak mendingan" setelah itu dia menyantap bubur yg diberikan pemuda mungil tersebut, "ohya handphone gw Lo kemanain" tanyanya setelah menelan bubur yang ada di mulutnya
dirinya lama" prustasi dengan pemuda yg dia tolong saat ini karena dia benar² banyak mengoceh bukannya berterimakasih "habisin dlu tu bubur bru gw kasih" ucapnya meninggalkan pemuda itu dikamarnya sendirian
Ngak lama kemudian dia kembali ke kamarnya "nih hp Lo udah gw chager jg tinggal Lo pakek" pemuda itu segera mengambil handponya "thanks ya udah nolongin gue" ucapnya tiba2 yang membuat pemuda mungil ini terkaget² pasalnya dia pikir pemuda itu ngak tau berterimakasih karena tingkahnya yang sedari tadi bikin dirinya naik darah
"Ohya nama lo siapa?"
"gw Reynaldi, Lo sendiri?" Tanyanya balik
"gue haiden" haiden terus menatap Reynaldi yang kini tengah ditatap balik oleh si mungil dengan tatapan kebingungan
"lo knp, kesambet setan?"
"sembarangan, gue cuman ngerasa pernah ngeliat Lo disuatu tempat tpi gue lupa" jujurnya memang dari tadi dia memikirkan hal itu terus karena wajah Reynaldi kelihatan tidak asing menurutnya seperti sering bertemu tapi entah dimana dan kapan
karena tak ambil pusing lagi haiden segera pamit untuk pulang karna takutnya bibi bakal khawatir sebab dirinya tidak pulang semalam
#>>>>
Baru saja haiden membuka pintu rumah dia sudah dikagetkan oleh seseorang yang kini tengah duduk disopa sambil menatap kearahnya, dirinya mencoba melewatkan seseorang itu namun tiba² orang itu berdiri dan kini berada dihadapan haiden"habis dari mna sja km haiden" tanyanya yang kini haiden mencoba untuk menghiraukan pertanyaan tersebut karena dia malas harus menjelaskannya apalagi jika seseorang itu tau dia tengah minum semalam
"JAWAB DADDY HAIDEN KM DARI MANA"
daddynya tak pernah membentaknya ketika sang mama masih ada keluarga mereka sangat bahagia ,ketika haiden tak sengaja mencoret berkas sang Daddy mamahnya selalu menjadi pelindungnya namun ketika mamanya meninggalkannya hidupnya kini berubah drastis tak sebahagia dulu ketika mamanya masih ada, mengingat momen itu membuat haiden semakin membenci kehidupannya
"Semalam haiden habis kerkom dirumah andy" ucapnya
"km ngk bohongin daddykan" tanyanya sekali lagi untuk memastikan jika anaknya tidak berbohong kepadanya
"jika daddy gk percaya tanya saja Gemini dia juga ikut"
"baiklah kli ini Daddy bakal mempercayaimu dan lain kli jika km tidak pulang beritahu Daddy atau bibi, bibi mengkhawatirkan mu dari semalam" setelah mengucapkan itu daddynya kini pergi meninggalkan haiden tentu saja pasti kekantor lagi entah dimana rumahnya tapi haiden ngerasa klo rumah daddynya itu dikantor bukan dirumah mereka buktinya sekarang dia ditinggal lagi
"den mau bibi buatin sarapan apa?" Tanya bibi tiba" yang baru saja dari dapur
haiden yg tadinya memasang wajah kesal kini beralih menampakkan senyuman yang indah kepada bibi "ngak papa bi haiden udah makan dirumah temen tadi" jawabnya ramah tentu saja dengan senyuman manisnya yang membuat sang bibi terpesona melihat senyuman tuan muda kecilnya
"Baiklah klo begitu den istirahat dlu nanti makan siang baru bibi panggil" jawab bibi dengan balasan senyuman kepada haiden
akhirnya haiden berada dikamarnya kali ini ia tengah memikirkan pemuda tadi "klo gk salah nmanya Re-Reynaldi" kini pikiran haiden penuh dengan Wajah Reynaldi entah kenapa haiden memikirkan bocah mungil itu. Karena merasa capek haiden segera memejamkan matanya dan mencoba tidak memikirkan apapun saat ini.
🌻🌻🌻🌻🐻
🐻🦊hayolohh bau" apanih🙊
Bonus‼️
Yaampun gemes bangett😭😭😭😫
KAMU SEDANG MEMBACA
NECKLACE and DREAMS
Acak"Ketika kalung kenangan pemberian seseorang yang sangat dicintai hilang dan tiba² ditemukan oleh seseorang yang ternyata selama ini selalu menghantui mimpinya hingga saat ini" "bagaimana mungkin memimpikan seseorang yang bahkan tidak pernah bertemu...