Nikah cuma karena kesalahpahaman? Hanya untuk keuntungan bisnis keluarga? Apakah mampu mereka menjalaninya?.
Jevan yang masih memiliki masalah di masa lalu nya, dan Felsya yang tidak tahu apa-apa terjebak takdir, di tuntut untuk menerima segalanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~ Happy Reading ~ • •
Jevan memandangi Felsya dari atas sampai bawah hingga dua kali. Ketika ingin bicara, mulut Jevan sudah lebih dulu di tutupi dengan jari telunjuk Felsya.
"Husssttt! Nggak usah nanya, cepet ayo gas pulang!." Felsya langsung naik dan memakai helm nya sendiri, biasanya ia sengaja menunggu Jevan yang memakaikannya.
"Sorry refleks kaget. Yaudah pegangan lagi." Jevan menancap gas kembali namun tidak terlalu cepat.
'Sebenarnya mereka sedekat apa sih?' Batin Jevan.
***
"Kok kesini? Ngapain ngajak gue kesini woy?."
"Hari ini kan kita survei apartemen baru, kalau cocok sekalian pindahan barang. Gimana sih." Jelas Jevan.
"Oh iya deng lupa! Ahahah."
Jevan dan Felsya masuk ke apartemen yang di rekomendasikan Rakha untuk mereka, apartemen dengan nilai tertinggi diantara yang lain namun biaya masih terbilang tidak mahal.
"Permisi, saya atas nama Jevan Morgan yang sempat beli apartemen dengan nomor rumah sepuluh." Ucap Jevan kepada pemilik apartemen apartemen di ruang khusus.
"Oh iya mas, sudah saya persiapkan ini kuncinya silahkan di lihat terlebih dahulu."
"Baik pak terimakasih." Jawab Jevan sambil menggandeng tangan Felsya mencari kamar apartemennya.
"Memang anak jaman sekarang itu dunia nya bebas, berani beli rumah sendiri dan tinggal dengan pacarnya padahal masih sekolah." Ucap pelan pemilik apartemen setelah Felsya dan Jevan pergi.
"Gimana Fel jadi ambil apartemen ini kan?." Ucap Jevan setelah menunggu Felsya mengelilingi seluruh ruangan yang tersedia.
"Bagus sih aesthetic juga ruangannya, ada tambahan gratis mesin cuci dan pengering jadi gue nggak repot-repot nyuci manual." Felsya menatap Jevan.
"Btw lo beli ini pakai uang Ayah Rio?." Jevan menggeleng, ia memperlihatkan saldo rekening miliknya yang kini tinggal tersisa hanya enam juta saja karena sudah untuk membeli apartemen ini.