Yuanka Clasia

129 12 0
                                    

"Pokoknya mami gak mau tau, dan gak mau dengar lagi ya Yu... Ini terakhir kamu buat masalah, "
Aku hanya menggeleng tanpa memandang fokus ke layar ponselku. Tepat di mana wajah mama menempel dan sedang memarahiku.

"Mommy udah pesan apartemen mu, seperti perjanjian awal, mommy akan kembali mengirimu bodyguard kalau mama dengar masalah lagi. Bukan 3 , 6 orang sekali gus, "

"ouh... Mom, come on, aku kan udah bilang, gak akan ngulangin. Emang pernah aku ingkari omonganku?" Keluhku sedikit kesal.

"Yuan... Kamu itu anak cewek. Mommy gak mau gadis Mommy jadi preman. "

" Gak mom, udah akh... Yuan udah mau sampe kampus. Dan ingat ya mom, aku gak mau di setirin, aku mau mobil aku. Dan nyetir sendiri. Itu juga udah bagian dari perjanjian. No bodyguard, no CCTV, "

"Dasar ya kamu, "

"Mom... Udah ya, bye... Muach..,"

Ku hentikan komunikasi yang menjengkelkan itu dengan Mommy.

Aku berjalan kebingungan menelusuri koridor mewah nan epik di hadapanmu.
Pertama kalinya aku menginjak akan kaki di negara ini, sendirian.

"Au.... " Aku terhenyak oleh rasa sakit yang baru saja menyentil kepala bagian keningku.

"Akh.... ternyata benar kau Yuan... Akh....., " Gadis modis itu memeluk babar Yuan yang sedang kesakitan.

"akh... Sakit bodoh... Gila ya, masih suka nim, " Nada kesal itu terputus.

"Kenapa? " Ucap Febby teman dekat Yuan.

" Ini beneran Febri kn? "

Gadis styles itu memicingkan mata.

"Kau sakit ya? " Balasnya.
" Gak, jawab dulu. Ini beneran Febri? "

" Ya... Iya, aku Febri, apaan sih? "
"Sumpah... Kau beda sekali. Sangat... Sangat penuh gaya, " Balas Yuan dengan wajah sedikit mengejek.

"Ih... Norak. Btw kok gak ngomong ke LA? "
" Gimana bisa ngomong, aku aja gak tau, kapan aku dah jadi salah satu mahasiswa di kampus ini, "

"Sumpah?! "

Keduanya berjalan menelusuri kampus. Febri yang memang sudah beberapa semester berkuliah di kampus itu, sekalian mengenalkan lokasi kampus pada Yuana.

Yuana masuk ke kampus itu sebagai mahasiswa Psikologi. Gadis yang sebenarnya sudah menjalani semester 3 perkuliahan itu, sedikit sulit untuk berinteraksi dengan mahasiswa lainnya. Yuan terkenal dengan sikapnya yang pemilih dan sedikit kaku, membuat ia membutuhkan waktu untuk bisa berbaur dengan lingkungan barunya.

"Gimana kelasmu hari ini? " Tanya Febri yang baru saja datang menyusul Yuana ke kantin.

" Biasa aja. Apa specialnya sih kuliah, " Ucap Yuan sambil mengunyah salad yang sejak tadi di cicil masuk ke mulutnya.

"Ye... Itu karna kau belum bertemu orang -orang yang hebat. Nanti setelah kau bertemu mereka, kau akan merasakan indahnya masa muda, " Ucap Febri mendeskripsikan secara berlebihan.

Yuan hanya tersenyum sambil menyapu sekitar dengan tatapan dan senyum kecil di wajahnya. Hingga suatu pemandangan mencuri perhatiannya.

Ih...
"Kau dengar aku gak sih? " Febri tampak kesal karna Yuan tidak menghiraukannya.

"Kau perhatikan apa sih!! " Ucap Febri sambil mengikuti arah pandanganku.

"Ouh... Haha... Kenapa? Kau tertarik pada mereka? " Ucap Febri yang menyeringai menggoda ku.

Aku hanya tersenyum kecil.

" Mereka itu pangeran yang tak bisa di gapai, kau jangan tertipu dengan ketampanan mereka. Mereka itu berbahaya, "

PIECE OF  HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang