"DRAF {19}"

97 20 1
                                    

Hay, Good Morning

-
-
Note: jangan lupa, bawa sahabat, kerabat, teman untuk baca cerita ku ini, biar ketawa bareng-bareng, biar gak di anggap apa gitu, hihi 😁
-
-
Selamat Membaca, guy♥️

                                       •••

Stelah sampai, segera keduanya turun mengarah Ruko, lalu membuka setiap penutup diarea Ruko itu.

Menyimpan setiap barang-barang pada tempat nya, terutama bakso, sebagian ada yang di masukan di kulkas, sebagian ada di luar untuk persiapan pembeli biar mudah.

"Nah, beres deh." Seraya menepuk-menepuk kedua tangan nya satu sama lain. "Ril, jaga Ruko nya dulu, gue mau beli bawang,"

Ariel tak menjawab, ia hanya fokus melihat layar ponsel nya.

"Jangan terlalu fokus sama Hp. Awas aja, kalo sampai pembelinya kabur, gue lempar pake gas!" gerutu nya memperingati.

Tapi tetap Ariel tak menjawab, ia masih fokus terhadap gadgetnya.

Aurel yang kelewat kesal, hanya bisa mengerucutkan bibirnya, lalu pergi meninggalkan Ariel seorang diri.

*****

Disetiap perjalanan, pikiran Aurel penuh dengan banyak pertanyaan, dari mulai mencari kerja hingga bagaimana ia bisa mendapatkan uang selain dari bekerja, hingga pada akhirnya ia tak fokus melihat jalanan.

"Selain ngepet, dapet duit tanpa kerja  susah apa, yah? Masa iya open kaya orang-orang ke hotel?!"

Bip
Bip
Bip

Mata Aurel refleks membulat sempurna, tatkala mendengar serta melihat kearah mobil yang ingin menabraknya.

Brugh...

Mobil tanpa henti itu langsung menabrak pohon. Sedangkan Aurel, ia selamat dalam kejadian tabrakan itu, meski hanya mendapatkan luka dari sikut serta kaki yang tertindih oleh motornya.

Saat klakson memanggil, dirinya langsung membanting kan setir kearah kiri, alhasil jatuh dengan benturan sedikit kasar. Untung saja, tadi ia membawa motor sedikit santai.

"Aduh... sakit!" rengeknya, berusaha mengangkat motor yang menindih kakinya itu.

"Tolong-tolong..." teriak Aurel amat kecil.

Sebagian warga mulai menghampiri dengan tergesa-gesa. Sebagian membantu Aurel, sebagian membantu si pengemudi mobil itu.

"Kok bisa gini si, Neng? Makanya, kalo jalan liat-liat," peringat salah satu warga itu, saat Aurel sudah bangun dengan bantuan warga itu.

"Ini bukan salah saya kok, Pak. Salah dia tuh, bawa mobil nya cepet banget!" 

"Tapi tadi bapak liat, kamu juga kurang fokus melihat jalan,"

"Bapak mesum ey. Ngapain liat-liat saya? Punya niatan jahat, yah?" jawab Aurel tanpa henti mengusap-usap lutut nya yang terasa sakit.

Bapak itu hanya menggeleng sambil menghela nafas kasar menanggapi ucapan Aurel.

"Gawat pak, laki-laki itu pingsan. Mana mobil nya ngeluarin asep." Timpal satu warga lagi yang melihat keadaan laki-laki itu.

"Astaghfirullah." Pekik semua orang yang berada dilokasi.

"Yaudah, kamu tanggung jawab sana. Bawa orang itu ke Rumah Sakit."

"Loh? Kok saya si, Pak? Kan dia yang salah, seharusnya dia yang tanggung jawab!" timpal Aurel tak terima.

Aurel And Four Boys [Hiatus Sementara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang