[ BAB - 30 ]

24.8K 1.8K 569
                                    

Bantu koreksi typo, ya❤

BAB 30 LIMIT
















Alam menyingkirkan kotak paket yang terlanjur ia unboxing. Sejujurnya, ia merasa teledor. Kejadian diberi paket berisi ancaman sudah sering, tetapi ia tak kunjung belajar dari kesalahan. Ia perlu extra hati-hati.

Agak mending dikirimi paket, dua minggu yang lalu mobil pribadi dirinya yang menjadi sasaran amuk fans Navella. Oknum fans istrinya dengan sengaja membocorkan ban mobil Alam memakai paku. Alhasil, ia pulang menumpang bersama Aldy.

Alam juga menolak menyampaikan tentang hal ini kepada Navella; ia enggan membebani istrinya—ditambah jadwal syuting yang padat kemungkinan merusak konsentrasi si nona artis selama bekerja.

Oleh karena itu, ia main aman; merahasiakan apa yang menimpa dirinya demi kenyamanan Navella.

Pak De.”

Alam mengikis jarak mereka berdua. Ia duduk di seberang si pemilik rambut hime hair cut berwarna pink. Ia menyunggingkan senyum manis, lesung pipitnya menyembul.

“Aku ....” Navella menggantung kata, ia terkesima dengan tampang Alam. “Guantengnya~” ceplosnya, sambil melepas masker dan kacamata.

“Hah?”

“Pak De, guanteng poll!”

Gusti Nu Agung, sekadar dipuji ganteng saja, Alam otomatis memproduksi kelenjar keringat dingin— Bung! Ia salting akut, sampai menggaruk pangkal hidung.

“Oke.”

“Dih, dipuji bilang oke, doang?”

Alam melipat bibir. “Saya takut khilaf, Nduk. Kita berdua di rumah sakit.”

Cemana, sih! Orangtua lemah syahwat! Yaudah, aku pengen minta tolong.”

“Minta tolong apa?”

“Temen aku lagi nyari orang, bisa enggak Pak De ngebantu? Imbalannya aku kosongin jadwal pas Pak De, enggak shift malam, kujabanin ninuninu.

Alam kontan berdiri. “Siap, laksanakan, Kanjeng Ratu!” ujarnya, seraya meniru gesture pengawal kerajaan.

“Mantap!” Navella mengacungkan jempol, dirinya cengengsesan. “Wahai, Rakyat-ku yang patuh.”

Indahnya pasangan se-frekuensi, mengenai selera humor pun; mereka se-iras.

“Kamu mau lanjut syuting? Saya anterin ke lokasi, ya, Nduk?”

“Enggak usah, Pak De! Sopirku nunggu di basemen, tuh. Pak De, semangat, ya! Aku izin, besok mampir ke rumah papi kita.”

“Kenapa? Jangan ketemu papi, Nonave. Beliau suka nyakitin kamu.”

Sudut bibir Navella terangkat. “No, aku enggak apa, kok. Aku pengen perjuangin papi dan mami.”

Alam mengerutkan kening. “Mami?”

Duh! Navella keceplosan, ia belum menceritakan insiden yang kemarin. Lantas, ia mengendikkan bahu.

“Ralat! Maksud aku papi, aja, Pak De.”

Navella mengedepankan perasaan Alam, dirinya ogah membuat sang suami terbebani. Sebaiknya—Alam terima beres, yang terpenting mereka berdua tidak saling menyakiti. Adapun pihak luar, biarkan Navella yang menangani, ia siap melindungi Alam!






MY SOFTLY HUBBY [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang