Suara tawa Dallas dan Dayana menggema di seluruh penjuru rumah lantaran Harris baru saja membelikan dua buah mobil-mobilan remote control untuk si kembar.
Keduanya asyik balapan. Bagian depan mobil-mobilan milik Dallas sudah penyok lantaran menghantam dinding. Bahkan kaki Dita pun tak luput dari sasaran Dallas.
"Udahan dulu mainnya." Tegur Dita.
Wanita itu berkacak pinggang. Ia berdiri di depan dua bocah itu.
"Nggak." Dayana menolak.
"Ayo mandi, udah sore ini. Nanti Abang Daniel nelpon terus liat kalian belum mandi gimana? Ntar baunya sampe sana lho." Ucap Dita. Tampangnya begitu meyakinkan.
Harris menahan tawa mendengar bualan kakak iparnya tersebut.
"Mana ada bau tebus ke hp." Sungut Dallas.
"Mentang-mentang kita masih bocil, Mama mau bohongin kita." Dayana mendumel.
Dita mengerucutkan bibirnya. "Oh ya?"
"Iya!" Seru keduanya bersamaan.
Dita tertawa kecil. Wanita itu berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan si kembar.
Dita memeluk Dallas dan Dayana secara bersamaan. Entah kenapa sejak dulu Dita suka sekali memeluk dua bocah itu.
Wajah Dayana memerah karena kesulitan bernafas akibat pelukan Dita yang lumayan erat.
"Om gak di ajak?" Harris pura-pura kesal.
Dallas melirik sinis Harris yang terus memerhatikan mereka dari sofa ruang tengah.
"Lo gak diajak." Sahut bocah itu.
Bukan main rasanya saat kena mental gara-gara kata-kata bocah kecil.
Dada Harris langsung berdenyut sakit. Ia tetap tersenyum manis untuk keponakannya itu.
Harris mengelus dada. "Sabar-sabar, orang sabar tambah ganteng."
"Tambah tua kali, Om." Sahut Dayana yang sekali lagi membuat Harris kena mental.
Dita memalingkan wajahnya.
"Ketawa aja, jangan ditahan." Harris menyindir Dita.
Benar saja, tawa Dita meledak saat itu juga. Wanita itu tertawa terbahak-bahak. Apalagi saat melihat wajah Harris yang sangat memperihatinkan.
Harris berdecak kesal lalu memalingkan wajahnya.
Ada kupu-kupu yang terbang di dalam perut Harris saat melihat tawa bahagia Dita.
Harris segera menggeleng.
Apa-apaan lo, Ris? Mbak Dita itu ipar lo! Harris membatin.
Tiba-tiba bel berbunyi. Dallas dan Dayana segera berlari ke arah pintu utama dengan penuh semangat.
Entah kenapa perasaan Dita tiba-tiba menjadi tidak enak.
Dallas meraih gagang pintu lalu membukanya.
Dua bocah itu mematung di tempat saat melihat seorang pria berbadan tinggi besar berdiri di depan mereka.
Yang menarik perhatian dua bocah kembar itu adalah wajah pria itu yang mirip sekali dengan Abang mereka alias Daniel.
"Kayak Abang." Gumam Dayana.
Pria itu tersenyum kecil lalu berjongkok di depan si kembar. Tanpa banyak basa-basi lagi pria itu memeluk dia bocah itu dengan penuh kasih sayang.
Pria itu melepas kerinduan yang selama ini terpendam di dalam lubuk hatinya untuk dua buah hatinya yang belum pernah ia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️
Teen Fiction[BELUM REVISI] [WARNING KATA-KATA KASAR BERTEBARAN] ____________________________________ Description: "Pergi bukan berarti tidak kembali." Bella terkejut saat mengetahui bahwa rekan setimnya untuk mengikuti olimpiade MIPA adalah mantannya sendiri. M...