Pt. 33

2K 277 16
                                    

Cast :
Lee Haechan
Jung Jeno

Genre : Historical, Drama

Rated : G

WARNING : JIKA TIDAK MENYUKAI CERITA INI DIMOHON UNTUK SEGERA KELUAR DARI SINI TANPA MENINGGALKAN KOMENTAR KEBENCIAN! TERIMA KASIH

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

Jenderal Hwang yang pertama turun dari atas kuda cokelat yang ditungganginya. Dia lantas mendatangi sebuah kereta kuda yang ikut berhenti tepat dibelakangnya.

"Selir Lee, kita sudah sampai."

Dari dalam sana Selir Lee menyibakan kain yang menjadi penutup, dia menongolkan kepalanya dan memindai seluruh bangunan rumah itu dari dalam kereta.

Dengan perlahan Selir Lee keluar dari dalam kereta, Jenderal Hwang otomatis menawarkan lengannya sebagai pegangan saat Selir Lee turun dari sana. Selir Lee menerima lengan kokoh itu, karna merasa tubuhnya belum cukup mampu untuk menuruni tangga dengan sendirian.

"Hati-hati." -Jenderal Hwang-

"Terima kasih." Ucap Haechan.

Kemudian disusul oleh Dayang Kim yang menyusul turun dibelakangnya dengan membawa sebuah buntelan.

"Waaahh.. Segar sekali disini." Celotehnya saat melihat pemandangan hijau disekeliling rumah itu.

"Ya, aku sengaja mencari rumah yang mungkin sesuai dengan selera Selir Lee." Jawab Jenderal Hwang.

Haechan tersenyum mendengar jawaban jenderal muda itu. "Terima kasih, aku suka tempat ini. Pasti akan betah."

"Selir Lee, tunggu sampai Yang Mulia siuman, dan setelah itu Selir Lee pasti akan kembali ke istana."

Selir Lee manatap Jenderal Hwang, dan tersenyum. "Atau lebih baik aku tidak kembali, sepertinya aku jauh lebih suka tempat seperti ini dibanding di istana."

Jenderal Hwang dan Dayang Kim saling bertukar pandangan. Jawaban Selir Lee barusan membuat mereka menjadi sedikit banyak khawatir jika Selir Lee benar-benar tidak ingin kembali masuk ke istana. Lalu bagaimana dengan Raja dan Ratu?

"Ayo masuk.. Aku ingin melihat bagian dalamnya seperti apa." Haechan melangkahkan kaki lebih dulu.

Keduanya serentak mengikuti langkah pemuda itu yang sudah masuk kedalam rumah.

Dan dibagian dalam rumah tidak terlalu banyak barang, hanya ada ranjang yang tidak terlalu besar, lemari pakaian serta meja dan bangku untuk makan. Ini lebih besar sedikit dari kamarnya dulu saat dia belum menikah, juga jauh sangat kecil jika dibandingkan dengan kamarnya di paviliun Matahari.

Namun Haechan sangat menyukainya. Rumah itu terasa sangat nyaman saat pertama kali dia menginjakan kakinya didalam sana.

"Letakan disana saja, nanti biar aku yang rapihkan." Dayang Kim berucap kepada beberapa prajurit yang sedang memasukan barang-barang milik Selir Lee kedalam rumah.

"Selir Lee, dibagian belakang ada gubuk kecil itu untuk dapur dan kamar mandi."

Haechan mengangguk untuk merespon, kemudian berkata, "Jenderal Hwang, terima kasih banyak untuk semua bantuanmu. Maaf karna aku selalu merepotkanmu."

"Aku hanya menjalankan perintah Yang Mulia untuk melindungimu." Jawabnya tegas.

Haechan tersenyum. Yang Mulia sangat beruntung karna memiliki Jenderal Hwang yang begitu setia padanya. Didalam istana, dia hanya percaya pada Yang Mulia dan Dayang Kim. Haechan tidak memiliki orang lain lagi untuk berbagi cerita selain mereka.

"Kalau begitu kalian segeralah kembali, terima kasih karna kalian mau membantuku." Ujar Selir Lee tulus.

"Selir Lee, bolehkah aku tetap tinggal disini?" Dayang Kim menolak untuk pulang.

"Tidak mungkin, Yerim-ah. Kau harus kembali ke istana, aku mungkin tidak bisa menggajimu." Tolak Selir Lee halus.

"Selir Lee tidak perlu menggajiku, aku bisa mencari uang sendiri diluar sana. Yang penting aku bisa terus menemani Selir Lee." Mohonnya.

"Jangan seperti itu.. Kau akan lebih terjamin dan terjaga jika berada di dalam istana." -Selir Lee-

"Selir Lee tidak perlu khawatir, ini, didalam sini ada 1000 tael emas." Jenderal Hwang menunjukan sebuah kotak yang tadi dibawa oleh bawahannya. Dia membuka kotak itu dan benar saja banyak tael emas didalam sana.

Melihat tumpukan uang itu tentu saja akan membuat Haechan dan Dayang Kim membola menyala.

"Darimana kau mendapatkan uang sebanyak ini?" Tanya Dayang Kim.

"Ini milik Yang Mulia Raja." Jawabnya dengan senyum lebar dibibirnya.

"Kau mencuri uang Yang Mulia?" Tuduh gadis mungil itu.

"Ye?! Tidak! Mana mungkin aku mencuri! Jangan asal bicara!!" Wajah panik Jenderal Hwang terlihat sangat lucu.

"Lalu? Bagaimana uang Yang Mulia ada padamu?" Gadis kecil itu benar-benar bermulut lancip.

"Selir Lee, sungguh aku tidak mencuri uang Yang Mulia. Uang ini memang milik Yang Mulia yang sudah beliau tabung untukmu. Aku hanya mengambilnya karna tahu pasti kau akan membutuhkan uang ini." Jenderal Hwang berusaha menjelaskan dari mana uang ini berasal.

"Untuk ku?" Selir Lee tentu saja bingung, untuk apa Raja Jeno menabungkan sejumlah uang untuknya?

Jenderal Hwang mengangguk. "Benar, Yang Mulia bilang kalau selama kau diangkat menjadi isteri Raja, Selir Lee hanya mau menerima sejumlah kecil uang pemberian Raja. Jadi Raja berpikir untuk menyimpan semua uang yang kau tolak. Dan juga uang yang ku bawa ini hanya sekotak kecil dari tabungan yang Selir Lee miliki."

"Waahh kalau begitu berarti Selir Lee bisa jadi orang kaya kalau mengambil semua tabungan itu." Mata Dayang Kim langsung bersinar membayangkan Tuan-nya itu menjadi kaya raya.

"Jika Selir Lee ingin aku mengambil semua tabungan itu sekarang, aku bisa mengambilkannya untukmu."

"Tidak! Tidak perlu.." Tolak Selir Lee.

"Kenapa? Bukankah Selir Lee akan hidup mewah?" Dayang Kim menyayangkan penolakan dari pemuda itu.

"Aku tidak ingin menjadi kaya raya." Haechan menutup kotak uang emas itu. Lalu melanjutkan, "Lagi pula itu milik Yang Mulia, bagaimana mungkin aku mengambilnya begitu saja."

"Tapi semua uang itu memang untuk Selir Lee." Jawab Jenderal Hwang.

Haechan membuang nafas beratnya, kemudian mengambil kotak berisi tael emas itu. "Aku hanya akan terima uang ini karna kau sudah membawanya. Ini sangat cukup untuk beberapa tahun kedepan. Aku tidak membutuhkan uang yang lainnya."

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

Sang Musisi [NoHyuk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang