The Tragedy

172 19 6
                                    

"Bo, bawa Luffy pergi dari sini!"

"Tapi Ace, aku ga bisa ninggalin kau di sini! Nanti Luffy-"

"Baka! Pikirkan Luffy, dia masih kecil"

"Tapi Ace! Peluang nyelamatin kau masih banyak!"

"Ga usah banyak bacot, Bo! Kaki aku udah tak terasa, ditimpa beton juga kayu. Butuh waktu lama buat nyelamatin aku. Cepat pergi sebelum bom nya meledak!"

"Tch! Aku tak akan maafkan kau, Ace!"

"Arigatou, Sabo"

Huff

Huff

Huff

Huff

Sabo berlari jauh sambil menggendong Luffy yang masih tertidur. Dipandangi si Luffy, wajahnya masih mulus, namun terkena abu. Sabo tersenyum kecil dan lap pipinya.

BOOMM

Suara ledakan keras bisa didengar Sabo dari jauh. Tempat itu hangus terbakar dan hancur. Bahkan masih banyak korban jiwa di dalam sana, termasuk Ace.

Air mata keluar dari mata Sabo saat melihat tempat itu hancur dan hangus terbakar. Banyak orang melihat juga membantu untuk memadamkan api yang sangat amat besar itu. Suara siren pemadam kebakaran pun datang. Segeralah mereka memadamkan api dengan bantuan dari air yang mereka dapatkan disana dengan selang kuning yang besar dan berat.

Tak lama kemudian Luffy menangis membuat Sabo tersadar kembali. Dia membujuknya dengan menepuk-nepuk punggungnya juga mengayunnya naik turun pelan-pelan.

"Sshh, tenanglah Luffy, itu hanya suara ledakan motor ketabrak tiang, kok" Sabo tersenyum sambil menenangkan Luffy yang masih menangis.

Sabo jalan menjauh dari tempat itu, suara orang-orang yang jerit disana untuk kegiatan pemadaman pun tidak terdengar lagi, membuat Luffy mulai tenang dan membuka matanya. Ia bisa melihat Sabo dalam kondisi yang berantakan. Rambutnya teracak, keringat bercucuran, wajahnya yang terkena oleh abu asap pada kedua pipi dan jidatnya.

"Bo?" panggil Luffy dengan suara yang bingung.

"Ya, Luffy? Kenapa? Kau lapar, eh? Untung aku sempat bawa botol susu mu sama bubuk nya" Sabo tersenyum sumringah.

"Aa abu" tangan mungilnya menyentuh kedua pipi Sabo dan meraba-raba sampai membuat kedia pipinya sedikit bersih.

Sabo cekikikan lalu ia mencari tempat yang sunyi untuk duduk dan beristirahat. Ia mendapatkan tempat dekat lorong, dan beruntung nya dia mendapatkan beberapa kardus untuk bisa di jadikan tempat. Sabo pelan-pelan meletakkan Luffy ke atas 1 kardus membuatnya duduk.

"Tunggu dulu ya, aku buatkan rumah buatmu" Sabo memasang ekspresi wajahnys yang semangat.

"Umah? Umah!" Luffy mengulang kata Sabo dan tertawa.

Sabo tidak bisa henti senyum dengan tingkah adiknya. Dia mengambil semua kardus yang tidak diduduki Luffy dan membangun rumah kecil hanya untuk Luffy.

Tidak tahu bagaimana caranya dan bagaimana bisa akalnya sampai rumah yang dibuat pun jadi, tanpa ada bantuan lem. Sabo memang anak yang penuh kejutan karena ide-idenya yang luar nalar.

"Nah, Luffy. Masuk lah" Sabo menggendong tubuh Luffy dan memasukkan lalu membaringkan nya kedalam rumah kardus buatannya. Ia juga mengeluarkan botol susu Luffy dan memberikan kepadanya. Luffy mengambil dengan kedua tangan mungilnya lalu ia menghisap empeng botolnya.

"Sabar ya, besok ku cariin makan buat mu" ucapnya dengan suara yang amat tenang.

Sabo berdiri dan mencari kardus lain lagi untuk menjadi tempatnya juga selimut Luffy. Dia hanya menemukan 4 kardus, ditambah yang tadi diduduki Luffy. Dia mengambil 2 untuk dijadiin selimutnya, sedangkan sisanya untuk dijadikan duduk dan juga selimutnya sendiri.

He's just My Brother! [One Piece]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang