Bab 6

12.9K 37 1
                                    

Menjadi seorang pembisnis hebat yang seperti di agung-agung oleh media membuat Yumna sama sekali tidak terusik akan hal itu, meskipun namanya di media sangatlah baik dan terhormat bukan berarti perempuan itu tidak punya celah keburukan sedikitpun.

Meskipun banyak sekali orang-orang yang ingin menjatuhkannya bahkan mungkin ingin membunuhnya karena banyak dari mereka usahanya hancur dan tentu saja hal tersebut ulah Yumna sendiri, perempuan itu tidak akan membiarkan musuhnya baik-baik saja dan hidup bahagia Yumna akan pastikan kejahatan di balas dengan kejatahan lagi seperti yang dia lakukan sekarang terhadap pamannya.

Sebenarnya perusahaan milik keluar ayahnya sudah Yumna akuisisi dia tahun yang lalu, bahkan peremyitu sudah mendepak keluarga pamannya yang sangat sialan itu, tapi sepertinya hal itu sama sekali tidak membuat pamannya jera bahkan laki-laki itu sampai sekarang masih mengirimkan beberapa pembunuh bayaran untuknya.

Bukan Yumna namanya kalau perempuan itu hanya berdiam diri saja atas kejahatan yang di lakukan oleh orang yang sangat dia benci itu, tentu saja kali ini Yumna tidak akan benar-benar membiarkan pamannya seperti sebelum-sebelumnya.

"Bu, ada yang mengikuti kita, mobil hitam dengan plat D175S" Yumna masih terdiam dengan wajah angkuhnya, sementara itu asisten pribadinya seperti sudah tahu apa yang harus dirinya lakukan.

Karena hal semacam ini bukan kali pertama bagi mereka, para pengawal yang selalu menemani Yumna dengan menyembunyikan diri itu sudah siap-siap menyerang para penguntit atau lebih tepatnya pembunuh bayaran.

"Hari ini kita ke rumah si Marko, bunuh saja mereka yang mengikuti kita!" Ucapan mutlak dari sang bos membuat asistennya itu mengangguk patuh, dan para pengawal yang mendengar hal tersebut di balik airphone nya ikut mengangguk.

Yumna tidak memperdulikan mobil hitam yang mengikutinya karena mobil tersebut sudah di urus oleh orang-orang yang bekerja dengannya, perempuan itu nampak anteng dengan ponselnya tanpa memperdulikan sekitar.

Setelah beberapa lama mobil mewah milik Yumna parkir di depan rumah yang tidak terlalu besar tapi sepertinya cukup untuk seseorang seperti pamannya yang meskipun perusahaan sudah dia ambil alih tapi laki-laki itu adalah lintah darat dan pasti dia masih mempunyai segunduk uang sehingga mampu membayar para pembunuh bayaran itu.

Yumna berjalan dengan anggun kearah rumah milik pamannya, salah satu pembantu yang tahu akan kehadiran tamu langsung mempersilahkan tamu nya untuk masuk dan memanggil sang majikan.

Marko, paman dari Yumna yang tengah ber angkuh ria karena sebentar lagi keponakan sialannya akan mati, tiba-tiba di kejutkan oleh tamu yang sama sekali tidak pernah laki-laki itu bayangkan.

Dengan mata kepalanya sendiri Marko melihat keponakannya masih hidup, laki-laki itu menatap Yumna dengan tatapan ingin membunuh bahkan jari-jari tangan laki-laki itu terlihat sangat mengepal kuat.

"Ngapain kamu ke sini?!" Tanya Marko dengan tajam, sementara itu Yumna hanya menatap pamannya itu dengan tidak sudi.

"Kenapa?? Paman kaget ya karena saya masih hidup? Ah... Ngomong-ngomong orang yang ngikuti saya itu seperti sudah mati di tangan pengawal saya!" Kekeh Yumna, tentu saja Marko yang tersulit emosi itu langsung berjalan kearah Yumna dan bersiap-siap untuk mencekik perempuan itu, tapi niatnya langsung di hadang oleh beberapa pengawal Yumna.

"Sebenarnya kalau paman, merasa bersyukur sedikit saja dengan harta yang paman punya, paman pasti tidak akan membunuh kedua orangtua saya dan paman tidak akan merasakan penderitaan seperti ini" Yumna menghela nafas dan merapihkan sedikit rambutnya, sementara itu Marko masih terlihat murka.

"Tapi sepertinya pengampunan dari keponakan paman ini tidak paman hiraukan sama sekali. Jadi, saya juga sudah cukup muak dengan tingkah paman ini, dan saya cuman mau bilang kali ini saya tidak akan membiarkan paman benar-benar bahagia, polisi sudah tau tabungan rahasia milik paman yang paman tabung di bank Belanda, selain itu beberapa kasus korupsi dan suap yang paman lakukan polisi juga sudah  tahu sepertinya sebentar lagi polisi akan menuju kesini, jadi untuk kali ini jangan harap paman bisa lolos dan jangan harap saya akan memaafkan laki-laki sialan seperti paman ini!!"

Yumna pergi meninggalkan Marko yang masih berteriak murka bahkan mencaci maki Yumna, perempuan itu nampak tidak tertarik dengan kemarahan pamannya dan memilih untuk masuk kedalam mobil.

"Malam ini saya ingin menginap hotel Luxury" ucap Yumna kepada asistennya.

Mobil mewah miliknya perlahan meninggalkan halaman rumah milik pamannya dan tidak lama beberapa mobil polisi datang sesuai dengan dugaan Yumna.

..

Badan Yumna cukup lelah setelah menyelesaikan misi untuk kesengsaraan pamannya, kini perempuan itu merebahkan tubuhnya di kamar hotel mewah yang tentu saja Yumna juga salah satu investor di hotel ini.

Jujur saja terkadang Yumna merasa sedikit kesepian setelah kedua orangtuanya tiada dan kenangan akan di tinggalkan oleh kekasihnya itu, kini hanya tinggal dirinya sendiri dan meskipun kehidupannya penuh dengan kemewahan tetap saja Yumna merasa ada hal yang kurang di dalam dirinya.

Setelah merebahkan diri entah mengapa Yumna merasakan kantuk yang sebenarnya jarang sekali terjadi mengingat jika malam ini masih menunjukkan jam sembilan, karena biasanya perempuan itu akan tertidur di atas jam dua belas malam.

Sekuat apapun Yumna menahan kantuknya tetap saja perempuan itu tidak bisa melawan sampai akhirnya perempuan itu tidur dengan sendirinya.

Yumna yang telah terlelap dengan tidurnya sama sekali tidak mendengar suara telapak kaki yang berjalan kearahnya, bahkan suara tersebut terdengar pelan dan hati-hati.

Hingga sosok tersebut datang mendekat kearah Yumna yang tengah tertidur dengan nyamannya

"Maaf sudah meninggal kamu selama ini, saya kembali sayang.." bisikan tersebut sama sekali tidak membangunkan Yumna dari tidurnya bahkan perempuan itu nampak pulas sekali.

Dengan pelan sosok laki-laki itu mengusap dengan pelan wajah Yumna dan mengecupnya seluruh wajahnya perempuan itu, tidak puas dengan itu laki-laki itu juga mencium bibir Yumna dengan rakusnya, meskipun di perlakukan seperti itu Yumna sama sekali tidak terusik.

Sosok laki-laki itu perlahan membuka baju milik Yumna, dengan penuh kerinduan dia mengecup setiap inci tubuh gadis itu, dari mulai leher hingga payudara bulat milik Yumna laki-laki itu mainkan.

"Tubuh kamu itu memang sangat cantik sayang.." laki-laki itu perlahan turun kebawah dan membuka lebar kaki Yumna, dengan rakusnya laki-laki itu mencium dan melumat vagina mili Yumna.

Entah apa yang sudah Yumna makan sehingga perempuan itu sama sekali tidak terpengaruh dengan perlakuan yang dia dapatkan.

Laki-laki itu kemudian memasukan kedua jarinya kedalam lubang merah milik wanitanya bahkan tidak hanya di kocok laki-laki itu juga seperti tidak merasa sangat tidak puas hanya memainkan vagina perempuan itu dengan jarinya, tapi Laki-laki itu tidak ingin melakukan hubungan seks dengan kondisi wanitanya tidak sadar dan dia akan pastika jika dirinya akan menikmati tubuh wanitanya itu setelah mereka kembali bersama.


_

Sakura ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang