BAB 62: Amarah Bella

13 2 0
                                    

Bella dan Zieva duduk di sajadah mereka yang berada di saf depan dekat dengan pembatas antara makmum laki-laki dan perempuan.

Sheila dan Maudy sibuk bercermin di tempat wudhu perempuan setelah selesai menunaikan ibadah Sholah Isya.

Sedangkan Nadya sibuk membantu Kayla mencari sendal gadis itu yang tiba-tiba hilang.

"Aelah, sendal gue yang sepuluh ribuan aja di maling! Gak elite banget sih malingnya!" Gerutuan Kayla terdengar sampai ke dalam masjid yang berada di lingkungan asrama.

Zieva dan Bella tertawa kecil.

"Kata Kak Mega pintunya diperbaiki sekarang." Bella memberitahu.

Zieva sumringah. "Akhirnya. Jadi kita gak perlu numpang ke kamar mandi lagi."

Bella menggaruk kepalanya. Perasaan Zieva langsung tidak enak saat melihat wajah Bella.

"Kenapa, Bell?" Suara Zieva berubah datar.

"Yang perbaiki Kak Ardi."

Tubuh Zieva langsung membeku ditempat.

"Tenang. Kita gak akan balik ke kamar sekarang kok." Ujar Bella.

Bella tau Ardi tengah mengincar Zieva. Sebagai sesama perempuan, Bella akan melindungi perempuan yang sudah ia anggap kakak sendiri.

Bunyi rebana yang ditabuh langsung mengalihkan perhatian dua gadis itu.

Bella mengintip dari tirai pembatas. Ternyata enam pemuda itu sedang cosplay jadi kelompok Hadroh.

Zayden jadi vokalis, Abidzar jadi tukang marwas, Jovan jadi tukang bass, Adryan dan Vares jadi tukang rebana, sedangkan Daniel jadi tukang rolling.

Karena hanya ada beberapa orang yang sedang duduk santai setelah sholat, enam pemuda itu bisa memakai fasilitas masjid dengan sesuka hati.

"Nyanyi yang bener, Zay! Suara lo kek kaleng rombeng!" Abidzar bicara blak-blakan.

"SSZ! Suka suka Zayden!" Tegas Zayden yang asyik dengan dunianya sendiri.

Bella tertawa kecil saat mendengar suara Zayden.

"Kenapa, Bell?"

"Liat tuh."

Zieva ikut menyembulkan kepalanya di balik tirai pembatas.

"Gabut banget lo berenam."

Keenamnya sontak menoleh ke arah Zieva dan Bella yang pindah ke bagian saff laki-laki.

Zieva menatap Adryan. "Pinjem dong."

Adryan menyerahkan rebana yang dia pegang ke Zieva.

"Ajarin." Pinta gadis itu.

"Sok iya mau minjem, tapi main gak bisa." Sindir Abidzar.

"Gue mau minjem buat belajar." Sungut Zieva.

Akhirnya Jovan dan Adryan mengajari Zieva cara memainkan rebana.

Daniel menatap Bella dengan tatapan penuh kelembutan. Gadis itu masih memakai mukena bagian atasnya.

"Syair."

"Hah?" Bella ngeblank sesaat.

"Gak bisa."

"Kenapa? Kan udah juara satu nyanyi kemaren." Sahut Daniel.

"Gak mood." Tukas Bella.

Sebenernya Bella lelah, ia ingin tidur di kamar. Tapi kemungkinan besar Ardi masih berada di kamarnya.

"Kenapa? Sakit? Capek?"

Bella menggeleng kecil. Mana mungkin Bella menceritakan hal yang sebenarnya ke Daniel.

DIARY WITH DANIEL [LENGKAP]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang