12. SUGA

9 2 0
                                    

-
-

"One, two, three
One, two, three
Tap tap tap tap hap"

Lantai ruang latihan yang basah karna keringat itu menjadi saksi bisu perjuangan Eunha.

Sejak pukul 8 hingga 2 dini hari, ia masih menggunakan ruang latihan les nya untuk berlatih dance.
Seluruh tubuhnya basah karna keringat, bahkan rambutnya seperti habis keramas. Tapi ia tak peduli. Ia masih berkutat dengan koreo nya.
Lantai licin karna tetesan keringat itu pun berdecit saat langkah kakinya bergerak kesana kemari. Seakan menemaninya di ruangan yang sunyi itu.

Bruuuk

"Aiissh shibal"
Eunha terpeleset keringatnya sendiri.

Sial. Sakit rupanya.

Ia memijat pergelangan kakinya yang nyeri. Ia masih mencoba untuk berdiri lagi, namun usahanya sia-sia. Bukan karna rasa sakitnya, tapi karna energinya sudah habis rupanya.

"Kau mau tidur disini?"
Ucap seorang pria yang tiba-tiba datang mengagetkannya.

Pria itu melempar minuman isotonik kearah Eunha.

"Minum itu" perintahnya.

Sedangkan Eunha hanya meliriknya kesal. Meski begitu, ia tetap mengambil air itu untuk memulihkan tenaganya. Bahkan ia hampir menghabiskannya sekali teguk.

"Yaa.. pelan-pelan"

"Uhuk uhuk" dan benar saja, ia tersedak setelahnya.

"Kan... ngeyel sih" gerutunya

Pria itu ikut duduk disamping Eunha sambil menepuk nepuk pundak Eunha.

"Sudahlah aku tak apa" ucap Eunha, ia sedikit menjauhkan tubuhnya dari pria itu.

"Seojun aah... gomawo" ucap Eunha.

"Seharusnya kau berterima kasih dulu sebelum meminumnya. Kan jadi kesedak karna kau belum berterima kasih"

Eunha hanya memutar bola matanya, ia tak punya energi lagi untuk membalas ucapan menyebalkan temannya itu.

Seojun mengamati Eunha yang terengah-engah itu. Ia merasa iba melihatnya.

Namun Eunha tak ingin berhenti. Ia kembali bangkit dari duduknya.

Sedetik kemudian, Seojun menahan pergelangan tangannya. Ditariknya Eunha agar duduk kembali.

"Ah.." protesnya saat bokongnya itu jatuh ke lantai

"Jangan salah paham. Aku hanya tak ingin kau mati disini" ucap Seojun menghentikan Eunha.

Eunha melepaskan genggaman Seojun. Ia mengusap wajah basahnya, lalu menyenderkan punggungnya ke tembok yang dingin itu.

"Kau tak apa?"

Seojun menatapnya khawatir, Eunha benar-benar tampak kelelahan. Wajahnya pun sangat pucat, jika ia melanjutkan latihannya ia benar-benar bisa pingsan disini.

 Wajahnya pun sangat pucat, jika ia melanjutkan latihannya ia benar-benar bisa pingsan disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang