---
"Hari ini lo lembur gak mau tau. Lo tonggaknya, dan lo tau itu." Jiwon menegaskannya di hadapan sahabat perempuannya tersebut. Ia serius, amarahnya sudah berada di pucuk kepalanya, namun si empu yang kena marah itu justru santai sambil fokus memandang komputer.
"Emang lembur kok." Jawaban singkat itu membuat wanita berambut hitam legam panjang itu lantas membelalakan matanya.
"Hah?! Serius?!" Pekiknya membuat satu kantor sempat menoleh, namun karena sudah biasa dengan tingkah laku perempuan satu ini, mereka balik sibuk pada pekerjaan mereka masing-masing yang bersarang pada jaringan rumit mesin komputer tersebut.
Sakura mendecak, ia melirik, "Lo yang nyuruh tapi kenapa lo juga yang kaget?"
"Lo nemu temen serumah?" Tidak menjawab, langsung menukas dengan pertanyaan lain.
"Ya gitu deh, masih percobaan seminggu. Kalo cocok langsung tanda tangan." Ujar si wanita dengan netra jengah yang kembali sibuk dengan komputernya.
"Semoga cocok deh, capek banget ngomelin lo tiap asal pergi gitu aja." Jiwon sedikit lega, akhirnya ia tidak perlu repot-repot menghalau wanita ini ketika asal main pulang saja.
Namun Jiwon tidak tahu jika perkataannya membuat Sakura langsung berhenti melakukan kegiatannya, dan segera menukik pada teman wanitanya tersebut.
"Asal pergi? Kalo kucing gue sakit lagi karena telat makan emangnya lo mau tanggung jawab?" Suara mengintimidasi itu berhasil membuat Jiwon terpaku. Salah dirinya, padahal ia sudah bertahun-tahun lamanya dengan gadis ini, tapi masih saja suka kelepasan tidak sengaja.
"Y-Ya gak gitu... Maaf deh kalo—"
"Lo juga kenapa dari tadi disini? Pekerjaan lo juga gak kalah banyak dari gue, malu diliat pegawai." Tukasnya lagi membuat Jiwon mati kutu.
Sakura kembali melanjutkan kegiatannya, sedang Jiwon langsung pergi begitu saja dengan perasaan kesal, namun dirinya tidak bisa apa-apa juga karena apa yang diucapkan Sakura benar. Pekerjaan mereka sama banyaknya karena mereka bertiga—Jiwon, Sakura, dan Seungkwan adalah ujung tombak perusahaan yang mereka bangun merintis sejak lama sampai bisa sebesar ini.
Ting!
Sebuah pesan masuk ke ponsel Sakura, sontak gadis itu pun berhenti sejenak dan melihat ponselnya yang menyala, takut jika itu pesan yang sekiranya penting, entah itu tentang pekerjaan atau apapun.
Ia raihlah ponsel yang tergeletak di dekat mouse pad-nya, kemudian dibukanya kunci dan segera menuju ke aplikasi ber-bubble coklat tua dengan aksen kuning tersebut.
Pesan teratas dari ibunya. Tidak penting.
Mohon jangan ditiru tindakan di atas, karena Sakura sendiri punya alasan sebab tahu pesan dari ibunya mungkin hanya akan pertanyaan yang menjurus soal pernikahan. Wanita itu sudah jengah walau telah menjelaskannya berkali-kali pada ibunda jika dirinya tak ingin menikah sampai kapan pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH PULANG [YEONJUN x SAKURA]
Romance[AVAILABLE ON WEBTOON] ❛ Tentang Choi Yeonjun yang tak memiliki rumah untuk ia pulangi. ❜