6th Notes

229 33 24
                                    

Perjumpaan tak terduga di kedai kopi berakhir dengan banyak pertanyaan tak terjawab. Baik itu dari pihak Wu Xie maupun Zhang Qiling. Mereka tidak bisa diskusi dengan benar karena Wu Xie terlihat gugup sepanjang waktu, dan itu membuat Zhang Qiling mau tak mau jadi curiga. Dia merasa bahwa Wu Xie menyembunyikan suatu rahasia terkait penemuan mayat di halaman. Sedikit yang dia ketahui bahwa sikap gugup itu lahir secara alami karena dia mengamati Wu Xie dengan tajam dan tidak mengalihkan tatapannya walau hanya sesaat. Tapi tentu saja Wu Xie tidak akan mengatakan hal memalukan itu secara terang-terangan.

Ketika malam menjelang, mereka memesan makan malam, jenis makanan apa pun yang tersedia di kedai kopi itu. Keduanya terdiam sepanjang acara makan dengan benak melayang ke tempat lain. Wu Xie gelisah memikirkan bahwa ia harus kembali ke rumah itu, sementara Zhang Qiling mengisi kepalanya dengan beragam asumsi liar.

Ketika mereka berjalan keluar dari kedai kopi, Wu Xie semakin terlihat ragu. Hal itu disadari oleh Zhang Qiling hingga ia juga terlihat enggan meninggalkan Wu Xie.

"Wajahmu semakin pucat," ia berkomentar saat keduanya berdiri di teras dan siap menuju kendaraan masing-masing.

Wu Xie menyeringai kecil, sedikit kikuk. "Benarkah?"

"Dan kau semakin gelisah dari menit ke menit. Dengar, sepertinya kau butuh sedikit refresing. Saranku, jika itu terlalu berat, tak perlu kembali ke rumah itu." Zhang Qiling menyembunyikan tangan di saku mantelnya, dan bersikap anggun seperti orang tua bijak menasehati anak nakal.

"Jadi bagaimana? Haruskah aku pulang ke rumahmu?" komentar Wu Xie, mengatakan apa pun yang terlintas di kepalanya yang kacau.

Kejutan kecil ini menyentakkan Zhang Qiling hingga ia tidak tahu apakah harus tertawa atau batuk.

"Ah, ini sedikit mendadak," ia mengelak, meskipun tak memungkiri bahwa gagasan itu terdengar menarik. "Motel mungkin lebih cocok. Aku khawatir bayangan kerangka itu akan menghantuimu. Kau bisa jatuh sakit."

"Serius sekali. Apa aku terlihat sangat tertekan?" tanya Wu Xie penasaran.

"Begitulah." Zhang Qiling mengangkat bahu. "Aku jarang keliru menilai seseorang."

Angkuh sekali, batin Wu Xie sambil memutar bola mata.

Apa jadi detektif polisi selain harus sinis dan serius, juga harus angkuh?

"Aku baik-baik saja," sahut Wu Xie, berbohong.

"Kau yakin?"

Wu Xie mengangguk. "Ya, tidak perlu khawatir."

Keduanya membisu sejenak. Satu atau dua orang pengunjung melewati mereka hingga Wu Xie merasa sungkan dan memutuskan segera kembali ke mobilnya. Senyumannya sedikit hambar sewaktu ia berbalik dan mengangguk samar pada Zhang Qiling.

Detektif itu hanya menghela napas, memandang punggung Wu Xie dengan tatapan rumit. Wu Xie merasakan sapuan hangat itu dan menoleh saat ia baru akan menarik pintu kemudi.

"Aku bisa mengatasi peristiwa yang lebih buruk dari sekedar menemukan kerangka," ia setengah berseru pada pria yang masih berdiri kaku di teras kedai, mengawasinya penuh perhatian.

"Apa yang lebih buruk dari itu?" tanya Zhang Qiling.

Sepotong ingatan seram menghantui Wu Xie hingga ia tertegun sekilas, tapi akhirnya ia berhasil mengukir senyuman paling manis di wajahnya yang rupawan.

"Misalnya ... bertemu hantu."

Sadar bahwa Zhang Qiling terpesona oleh senyumannya, Wu Xie melambaikan tangan, berniat untuk segera pergi dan meninggalkan pria itu dalam keadaan penasaran. Dia tidak berminat membahas hantu di malam ini, tapi paling tidak, ia bisa melihat reaksi Zhang Qiling dan bagaimana pendapatnya tentang hal gaib. Namun sesuai dugaan, ekspresinya terlihat skeptis.

𝐏𝐬𝐲𝐜𝐡𝐨𝐩𝐚𝐭𝐡 𝐏𝐫𝐢𝐯𝐚𝐭𝐞 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬 (𝐏𝐢𝐧𝐠𝐱𝐢𝐞 𝐕𝐞𝐫𝐬𝐢𝐨𝐧) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang