❖ Chapter 6

746 59 8
                                    

-----------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------------------------------------

Manik Ruby Calista berkedip beberapa kali, otaknya masih memproses apa yang baru saja Orter katakan padanya.

"What?"

"Kau tidak dengar, cepat tanda tangani surat ini dan kita akan langsung menikah."

Wajah cantik Calista yang semula datar kini malah menjadi tidak santai karena apa yang Orter inginkan darinya.

"Don't kidding me Mr. Madl, it's not funny."

"I am not kidding, dan aku tak main-main Calista ."

Orter menyerahkan beberapa kertas dokumen itu kepada Calista, Calista membaca dengan teliti apa yang tertulis di dalam kertas tersebut. Dan benar saja itu adalah surat permohonan pernikahan, bahkan Orter sudah menandatangani dan memberikan cap keluarga nya.

Manik Ruby Calista menatap orter dengan tajam, dia tak menyangka mantan tunangannya akan menjadi segila ini selama tujuh tahun mereka berpisah. Calista terdiam sambil memegangi kertas dokumen tersebut, dia merasakan gejolak kebingungan di dalam dirinya, apa yang harus dia lakukan saat ini.
Calista tahu benar jika dia menerima pernikahan ini dengan Orter maka akan ada masalah yang lebih besar terjadi.

Tujuh tahun yang lalu, saat terjadi krisis keuangan antar benua perusahaan sang ayah tiba-tiba harus mengalami kerugian yang sangat besar. Bahkan sampai harus me-liquidasi beberapa aset berharga mereka. Calista masih mengingat dengan jelas, saat Ayah Orter mendatangi keluarga mereka dan memutuskan pertunangan Calista dan Orter secara sepihak. Saat itu Calista benar-benar terpukul karena dia memang mencintai pria kutu buku yang kini sudah mulai bisa dia ajak berdampingan bersama.

Ayah Orter mendatangi Calista dan berbisik di telinganya.

"Kau hanya menganggu keberhasilan putra ku, kau sudah tidak berguna lagi."

Ini pertama kalinya Calista meneteskan air matanya, rasa sakit dihatinya sangat perih bahkan lebih sakit dari sebuah luka yang mengeluarkan darah.

Saat keluarga Calista duduk bersama di ruang keluarga, sang ayah tiba-tiba saja menampar putrinya. Calista menahan rasa sakit di wajahnya, dia benar-benar tak tahu apa kesalahannya.

"Keluar dari sini dasar gadis bodoh yang tak berguna."

Bagai jatuh tertimpa oleh tangga, semua kata-kata itu menyakitkan di hati Calista yang rapuh. Keluarga Cleamon menutup rapat-rapat pintu gerbang rumah mereka untuk Calista. Selama berminggu-minggu Calista terbuang di jalanan, dia bahkan rela melakukan apapun sampai mengais sampah untuk dia makan.

Calista bener-bener putus asa, dia berharap dia mati saat itu juga. Supaya dia terbebas dari semua rasa sakit dan penderita yang dia terima. Dibawah hujan yang deras Calista bisa berteduh dibawah atap toko kecil yang sedang tutup saat itu, walupun sudah berteduh tubuh itu tetap bahas oleh air hujan. Calista sangat kedinginan bahkan tubuhnya sepertinya sudah menjadi pucat, dia kali ini benar-benar berharap akan mati.

Crazy Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang