Satu minggu setelah ribut chika benar-benar berubah ia lebih memilih diam jika satria melakukan apapun Kediri nya, contohnya menyentuh lebih dirinya lebih dari satu kali dalam sehari. Chika tidak menolak ia lebih memilih diam tidak mau dibanding-bandingkan dengan Perempuan lain.
Seperti sekarang ini satria terus mengempurnya sambil bergumam tidak jelas, Sebenarnya chika sangat lelah tadi malam setelah makan malam satria mengempurnya sampai jam dua pagi, dan tiba-tiba satria bangun jam empat pagi dan sialnya chika ikut bangun kebelat buang air kecil, tiba-tiba satria menginginkannya lagi sampai pagi ini jam tujuh pagi.
Satria menatap wajah chika. "Lo capek?" Pertanyaan yang sangat bodoh di pendengaran chika.
Chika menggeleng pelan. "E-enggak" jawab chika bohong ia takut satria akan marah dan menggoreskan pipinya dengan kater seperti satu minggu lalu. Dan untungnya satria masih baik hati mengobati luka goresan dengan salep yang langsung sembuh walaupun masih terasa perih.
Satria mengangguk pelan tersenyum tipis. "Gue suka lo nurut gini tapi gue tau lo pasti capek, tapi gue masih pengen gimana dong?" Ucap satria tersenyum miring.
"Kalau gitu enggak usah bicara, kamu kan iblis yang menyerupai manusia" batin chika, rasanya ia ingin mengatakan itu tapi ia masih ingin hidup.
Satria merubah posisinya menjadi dirinya di atas tubuh chika. "Gue tau lo masih marah sama gue, tapi gue enggak mau minta maaf karena gue enggak merasa bersalah" ucap satria.
"Egois" batin chika.
Satria menurunkan chika ke kasur menatap chika yang terlihat jelas lemas. "Lo istirahat gue ada meeting di cafe dekat sini" ucap satria mencium singkat bibir chika dan langsung masuk kamar mandi tanpa membawa handuk maupun menuruti tubuhnya, walaupun sudah terbiasa melihat kelakuan satria tetap saja chika masih kaget.
Setelah mandi dan membuat makanan untuk chika satria langsung memakai pakaian kantor satria menatap istrinya yang hanya diam. "Enggak usah keluar kamar gue udah bikin makanan buat lo" ucap satria mencium singkat bibir chika.
'hmm" gumam chika.
Satria menatap datar chika. "Jangan hmm hmm doang jawab gue enggak suka lo jawab gitu" kesal satria.
Chika mengalungkan tangannya di leher satria. "I-iya aku enggak keluar kamar dan makan-makanan yang dibuat kamu, semangat kerjanya" ucap chika tahu keinginan satria
Satria tersenyum tipis. "Pintar, kalau gitu gue berangkat dulu nanti gue langsung pulang" pamit satria langsung keluar kamar.
Chika yang mendengar suara mobil satria menjauh ia mulai terisak. "Hiks, aku capek kalau seperti ini terus aku mau pulang hiks. Ibu ayah tolong chika" isak chika.
***
Setelah selesai meeting satria, jaka, regel, dan karyo mereka duduk di cafe Sebenarnya satria ingin segera pulang tapi ketiga temannya terus menghalanginya untuk tidak pulang.
"Tiap hari muka datar mulu kaya bini gue kalau belum dikasih duit" ledek jaka menatap satria.
"Kalau bini gue marah kalau ehem-eheman lama-lama, haha" imbah regel.
Karyo mengangguk. "Apalagi gue, bini gue enggak mau ehem-eheman kalau enggak dikasih duit, satu Minggu lebih gue enggak ehem-eheman prustasi gue" imbah karyo.
Satria memutar bola matanya malas ini yang ia tidak mau mendengarkan curhatan yang sangat tidak wajar untuk diceritakan. "Adu nasib kalian bertiga?" Tanya satria malas.
"Enggak juga" jawab mereka kompak.
"Kalau lo sat gimana ehem-eheman berapa ronde tiap Minggu?" Tanya jaka menaik turunkan alisnya.
Satria meminum wine lebih dulu. "Satu Minggu pul, pagi, sore, siang, malam, tadi aja gue lakuin" jawab satria kelewat jujur.
Mata mereka melotot sempurna mendengar ucapan satria. "Seriusan? Lo enggak bohong?" Tanya mereka kaget.
Satria mengangguk. "Ya, gue lagi kesal sama istri gue berani banget dia lihat sepupu gue, lebih kesalnya lagi dia nanya kesalahannya dimana jelas-jelas kesalahannya dia berani lihat sepupu gue dan ikut gabung sama keluarga gue yang banyak cowoknya...." satria menceritakan semuanya pada teman-temannya.
"Lo keterlaluan sat, cewek tuh enggak suka dibanding-bandingkan kita aja cowok enggak suka dibanding-bandingkan. Apa sih kurangnya chika dia baik, cantik, pengertian, polos, enggak bawel enggak kaya istri-istri kita, harusnya lo bersyukur jangan bentar-bentar marah, hukum, kdrt, dia itu masih sangat muda bahkan baru lulus SMA sedangkan istri kita udah dewasa" ucap karyo prihatin dengan chika.
"Gue tau itu, makannya gue posesif ke dia karena gue cinta gue enggak bakal marah kalau dia enggak salah" ucap satria.
"Lo keterlaluan sat" ucap jaka dan ragel geleng-geleng kepala.
"Gue terlalu takut chika ninggalin gue, apalagi setelah gue tau kalau dia pernah janji kalah dia akan menikah sama pria lain. Rasanya gue enggak sanggup" lirih satria.
"Sebenarnya yang bikin chika pergi itu bukan karena janji, tapi karena sikap lo" ucap karyo Gereget.
Satria terkekeh kecil. "Kalau chika pergi gue bakal bunuh keluarganya, termasuk kalian bertiga plus istri-istri kalian karena kalian enggak bisa bantu gue" ucap satria serius.
"Gila! Kita enggak salah kena imbas" sewot mereka.
Satria terkekeh ia keluar cafe berjalan menuju mobil, mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi matanya tidak sengaja melihat pedagang mertabak chika sangat menyukai mertabak. Ia memesan mertabak coklat kesukaan chika dan untungnya tidak lama jadi, satria langsung masuk mobil mengendarai mobilnya kecewa tinggi.
"Sayang lagi apa?" Tanya satria menatap istrinya yang sedang menatap luar jendela kamar.
"Enggak lagi apa-apa" jawab chika berusaha tersenyum tipis.
Satria menyodorkan mertabak yang sudah ia siapkan di piring. "Kesukaan kamu" ucap satria masih dengan senyum tipisnya.
Chika melirik mertabak itu ia mengambilnya melahapnya sebenernya ia sudah kenyang. "Makasih" ucap chika.
Satria mengangguk menarik chika duduk di pangkuannya. "M-maafkan gue kalau gue keterlaluan sama lo, seharusnya gue enggak jahat banget sama lo, tapi gue kesal sama lo gue enggak suka lo lihat cowok diluar sana, gue mau lo lihat gue terus" lirih satria setelah menyadari ucapan teman-temannya.
"E-enggak apa-apa" jawab chika lirih.
"Jangan tinggalin gue, ya" lirih satria menatap chika.
"Hanya Tuhan yang tau" jawab chika tersenyum tipis.
**
Satria menatap istrinya yang tidur di pangkuannya setelah mengeluh kalau kepalannya sangat pusing, satria langsung memanggil dokter pribadinya dan memeriksa ternyata chika kurang istirahat jadi tubuhnya drop.
Satria mengotak-atik ponselnya kerjaannya numpuk namun ia tidak bisa datang ke kantor ia tidak tega meninggalkan chika di rumah seperti ini. Ditambah chika sedang sakit karena ulah dirinya sendiri.
"K-kak edo" racau chika.
DEG
**
KAMU SEDANG MEMBACA
protective Devil [TAMAT]
Novela JuvenilSatria Kalandra biasa dipanggil satria pria berprofesi sebagai CEO muda di perusahaan miliknya, Satria official. Sekaligus mafia terkejut. Terobsesi dengan gadis cantik yang tidak sengaja ia temui. Chika kayara gadis berusia 21 tahun harus menerima...