Epilog

554 55 9
                                    

''Qobiltu nikahaha watazwijaha bimahril mazkur haalan''

''Bagaimana para saksi? Sah?'' Tanya sang penghulu. Serempak mereka berseru ''SAAAHHHH!!!''

''Alhamdulillah hirobil'alamin''

Pemuda yang baru ijab kobul itu amat sangat bersyukur bisa lancar saat ijab. Dalam doanya, ia tak bisa membendung air matanya dan langsung menangis serta mengusapnya dengan lengan. Sebagai sepupu yang baik, Kuroo dan Oikawa menepuk pundak Megantara agar tenang.

''Paman Mega! Ini tisu'' ucap Sarah memawarkan tisu. Gadis kecil nan polos itu begitu pengertian pada orang sekitarnya. Megantara mengangguk lalu mengambil dua lembar tisu dan hidungnya mengeluarkan semua ingus di hidungnya.

''Tolong panggil mempelai wanitanya'' ucap pak penghulu menyuruh gadis bersurai pirang yaitu Yachi. Dia berperan sebagai bridemaid wanita atas permintaan Aisyah sendiri. Yachi segera berdiri dari duduk simpuhnya dan memanggil Aisyah.

''Ai-chan. Kau dipanggil penghulu. Sekarang kalian sudah sah'' ucap Yachi seraya memasuki kamar Aisyah. Terlihat mempelai wanitanya mengenakan gamis putih, masih mengenakan hijab panjang dan niqab dengan warna yang senada.

''Ikko, Yachi- san'' ucap Aisyah. Yachi menuntun mempelai wanita dengan hati - hati menuju ruang tamu yang dipenuhi oleh semua orang. Mungkin dimata para tamu, pakaian Aisyah memang seperti biasanya, hanya warnanya yang berbeda.

Namun dimata Megantara, istrinya itu sangat cantik. Walau dirinya sendiri belum tahu bagaimana rupa aslinya. Megantara duduk menghadap Aisyah seraya mengulurkan tangan kanannya. Aisyah, wanita yang nontabe-nya tak pernah menyentuh pria, kini ragu dan gugup untuk bersalaman dengan suaminya sendiri.

'Jangan ragu! Pria di depanku ini sekarang suamiku! Aku pasti bisa!' Batin Aisyah menyemangati dirinya sendiri. Ia perlahan dengan tangan gemetar mencoba untuk bersalaman dengan suaminya. ''Daijoubu, yo. Pelan - pelan saja'' nasehat Megantara.

Hati Aisyah sangat berdebar! Benar - benar seperti mimpi ia memiliki suami seperti Megantara. Perlahan tangannya menyentuh Megantara dan akhirnya ia bisa menjabat tangan suaminya sendiri.

'Tangannya sangat besar dan hangat.' batin Aisyah merasa nyaman. Ia sedikit tersentak kala tangan kiri Megantara menyentuh kepalanya dengan lembut. Entah dorongan apa, ia mencium tangan suaminya sendiri, sedangkan Megantara membacakan do'a untuk kebaikan istrinya.

''Allahuma inni as-aluka khairahaa wa khaira maa jabaltaha 'alaihaa wa 'audzubika min syarriha wa syarri ma jabaltaha 'alaihaa''- Megantara.

Setelah membacakan do'a tersebut dan mereka melepaskan pautan tangan, pasutri baru itu saling melemparkan senyuman. Sementara di sisi para tamu undangan, terlebih teman - temannya.

''Entah kenapa.... mereka seperti dua remaja yang baru kenal kasmaran'' komentar Tanaka lirih dengan wajah deadpan. ''Padahal mereka sudah menikah. Aneh juga jika mempelai wanita ragu menyentuh suaminya sendiri seperti tadi'' heran Tsukishima.

''Itu lebih baik daripada kalian yang masih berpikir karir, sementara teman kalian sudah kawin'' ujar Sugawara dengan wajah suram. Mereka menatap sweatdroppe Sugawara yang tak seperti biasanya.

''Anu... Sugawara- san. Daijoubu desuka?'' Tanya Yamaguchi prihatin. ''Kenapa kau tampak suram, Sugawara- senpai?'' Tanya Hinata. ''Um... Daijoubu. Aku hanya tak enak badan'' jawab Sugawara mempertahankan ekspresi suramnya.

Fly (Haikyuu fanfic × Male'readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang