Di suatu hari ada empat orang bersahabat yang bersekolah di SMAN JAYAPUTRA. Mereka menjalani hari hari seperti biasanya, hubungan persahabatan mereka memang kerap tidak baik baik saja, sebentar musuhan sebentar baikan.
Steffani sedang berjalan menuju tempat Andini, Andini yang menyadarinya pun langsung menyiapkan kursi untuk sahabatnya itu duduk. "Ada apa sih? Tumben cemberut mulu," Tanya Andini.
"Biasalah, pacarku ga peka." Jawab Steffani.Ketika mereka sedang berbincang, muncullah dua sahabat nya yang lain. Yaitu Kiara dan Gista, Gista duduk di sebelah Andini sedangkan Kiara duduk di bawah Steffani dan menyenderkan kepala nya ke paha steffani.
"Kia, kamu ga makan?" Tanya Andini, Kiara pun sontak menggelengkan kepala nya. "Ga bawa bekal?" Lanjut Andini, lagi lagi Kiara mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Andini pun menggaruk kepala nya karena keheranan, entah kenapa sahabatnya yang satu ini bersikap aneh pada hari ini, tidak seperti biasanya.
"Kenapasieh?" Tanya Gista kepada Kiara. Lagi lagi Kiara hanya menggelengkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Ngomong aja, kita saling terbuka. Gausa tertutup sampai sampai punya masalah pun di pendam sendiri." Kata Steffani sembari menatap mata Kiara. "Kamu kenapa?" Lanjutnya.
"Aku lagi punya crush, tapi kayanya crush aku udah punya pacar deh. Lagian ya dia cuek banget sama aku, tapi ga cuek cuek banget sii....." Cerita Kiara kepada empat sahabatnya. "Memang crush kamu itu siapa?" Tanya Gista penasaran. "Crush aku itu Abian." Jawab Kiara.
Gista pun hanya terdiam dan bengong mendengar pernyataan sahabat nya itu, tak di sangka ternyata sahabatnya itu menyukai pacarnya sendiri. Gista bingung bukan kepalang, antara harus menjauhi pacarnya atau harus menjauhkan pacarnya dari sahabatnya. Di sisi lain Gista sangat menyayangi kekasihnya, sedangkan di sisi lain Gista tidak mau kehilangan sahabatnya.
"Aku boleh jujur?" Tanya Gista memecah keheningan ini, Gista pun mulai memberanikan diri untuk mengatakannya. Soal dijauhi atau tidak, itu urusan belakangan. "Maafin aku ya Kia, sebenernya aku sama Abian udah pacaran dari seminggu yang lalu, dan yaa Abian respon kamu itu karena aku yang suruh, karena aku tau kalau kamu suka sama Abian." Kata Gista sembari memegang tangan Kiara, Kiara pun langsung menepis tangan Gista dan berkata "kamu jahat banget Gis, aku ga nyangka. Kamu seharusnya bilang dari awal kalau kamu ada hubungan sama Abian, jangan kaya gini Gis."
Kiara pun meninggalkan mereka bertiga ke kamar mandi, Kiara menangis di kamar mandi sembari mengingat perkataan sahabatnya itu, Kiara tidak bisa menerima kenyataan bahwa Abian adalah pacar dari sahabatnya, yaitu Gista.
Di sisi lain Kiara sedang menangis, sedangkan di sisi lain sahabat sahabat Kiara sedang mencarinya. "Kiara!" Teriak Andini sambil terus mencari Kiara. Karena tidak menemukan Kiara di kelas mana pun, Steffani teringat bahwa jika Tiara sedang sedih di sekolah, maka ia akan pergi ke kamar mandi untuk meluapkan emosi nya sendirian. Steffani pun mengajak sahabat nya yang lain untuk ke kamar mandi menghampiri Kiara, dan benar saja ternyata Kiara ada di dalam kamar mandi tersebut.
"Kia, udah ya? Jangan nangis, titik tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan. Kamu harus ikhlas kalau Abian pacaran sama Gista, asalkan dia bahagia kamu juga pasti ikut bahagia kan?" Tanya Steffani menenangkan Kiara.
Kiara pun memeluk Steffani dan Andini mengusap ngusap punduk Kiara, sedangkan Gista? Gista masih merenungi perkataan sahabatnya, yang ternyata ia mencintai kekasih Gista.
"Kalau kamu suka Abian aku bakalan mundur demi kamu, Kia. Aku bakalan lakuin apapun demi persahabatan kita ga hancur, termasuk ngasih cowo ku ke kamu," Gista berkata sambil tersenyum.
"Gausah Git, aku gabakalan rebut dia dari kamu. Aku cuma kecewa, maafin kelakuan aku ya? Setelah ini, tolong jangan pernah buat Abian menangis dan jangan pernah membuat Abian sedih, aku nitip dia ke kamu ya." Kata Kiara. Gista pun menganggukkan omongan Kiara, setelah itu mereka berempat pun berpelukan sambil menangis.
