~ 5 ~

1.5K 59 2
                                    

Selamat membaca

Pagi pagi benar Emily harus menuju ke rumah Leon. Karena kata Leon, hari ini dia sakit dan akan bekerja dari rumah. Emily sudah membawa setumpuk dokumen untuk dibawa ke rumah Leon.

Seorang sekuriti menghampiri mobil Emily ketika ia sampai di gerbang sebuah rumah mewah.

"Selamat pagi pak. Saya Emily sekretaris yang menggantikan Madam Margareth." Ucap Emily dengan ramah.

"Silakan masuk nona." Ucap sekuriti kemudian membukakan gerbang untuk Emily.

"Terima kasih pak." Ucap Emily kemudian melajukan mobilnya memasuki halaman rumah bosnya itu.

Emily menatap luasnya rumah dan halaman itu dari balik kaca mobil dan hal itu sangat membuatnya kagum.

Perlahan ia memarkirkan red bettle miliknya dibawah kanopi yang terletak tak jauh dari pintu utama.

Emily keluar dari mobil mungilnya dengan setumpuk dokumen dilengan kanannya dan tas selempang kecil berbahan kulit buaya di bahu kirinya.

Setelah memeriksa penampilannya terakir kali di kaca mobil, ia berjalan dengan cepat menuju pintu utama.

"Selamat pagi Nyonya." Sapa Emily kepada Nyonya Esmeralda tuan rumah ini sekaligus ibunya Leon.

"Hai Emily. Rupanya kamu. Ayo silakan masuk. Kita minum teh dulu ya" Ucap Nyonya Esmeralda sambil meletakkan rangkaian bunga yang ia susun ke atas meja ruang tamu. Emily tersenyum dan berjalan menghampiri nyonya Esmeralda.

Emily tentu saja sudah mengenal Tuan Eduard dan Nyonya Esmeralda sejak ia bekerja di perusahaan ini. Namun tentang Leon adalah anak mereka, ia baru mengetahuinya karena selama ini Leon tidak pernah ikut terlibat dalam perusahaan pusat yang dipimpin langsung oleh Tuan Eduard.

"Baik nyonya." Ucap Emily dengan ramah. Sebenarnya Emily ingin langsung bekerja dan menyelesaikan urusannya disini dengan Leon. Tetapi menolak tawaran orang yang lebih tua sangatlah tidak sopan. Apalagi itu adalah ibu dari bos. Mana berani Emily menolak.

Emily mengikuti nyonya Esmeralda menuju ke rumah kaca yang dipenuhi tanaman bunga. Bunga beraneka macam dan berwarna warni itu tumbuh dan mekar dan sangat cantik di dalam rumah kaca.

Nyonya Esmeralda duduk di salah satu kursi di depan meja berbentuk bulat kecil. Emily mengambil posisi di depan nyonya Esmeralda setelah dipersilakan duduk oleh sang pemilik.

"Rumah kaca ini sangat cantik." Ucap Emily dengan kagum.

"Kalau kamu mau, kamu bisa memilih bunga yang kamu suka untuk dibawa pulang." Ucap Esmeralda.

Sementara mereka berdua asik berbincang tentang tanaman, seorang pelayan tengah sibuk menyajikan teh dan kudapan di atas meja.

"Terima kasih Nyonya atas kebaikannya. Saya akan memilihnya nanti untuk saya letakkan diruangan pak Leon." Ucap Emily dengan sopan.

"Oya ini teh yang baru aku dapat dari Thailand. Saudaraku yang mengirimkan. Silakan dicoba Em." Ajak nyonya Esmeralda.

Wanita itu tampak menyesap teh dengan sangat anggun. Emily pun kemudian mengikutinya untuk menikmati teh.

"Hem.. sangat harum dan tidak terasa pahit." Ucap Emily sambil kembali menyesap teh di cangkirnya.

Saat Emily masih menikmati kudapan sambil menyimak cerita dari nyonya rumah, ponselnya  berbunyi.

"Halo pak Leon. Saya..

"Kamu dimana? Kenapa belum sampai?

"Saya akan segera ke ruang kerja bapak."

Emily langsung menyimpan ponselnya kemudian meraih dokumen yang harus ia bawa.

"Maafkan saya nyonya, tuan muda sudah menunggu dokumen ini." Ucap Emily.

"Hem.. sama saja dengan ayahnya, anak itu juga gila kerja. Aku senang berbincang denganmu Em. Semoga kita bisa berbincang lagi. Dan aku harap kamu bisa bersabar menghadapi anakku." Ucap Esmeralda sambil tersenyum.

"Terima kasih nyonya atas jamuannya. Saya juga sangat menikmati waktu dengan nyonya. Semoga nyonya sehat selalu." Ucap Emily kemudian bergegas menuju ke ruang kerja Leon.

Emily mengetuk pintu kayu jati berukiran naga yang adalah ruang kerja. Ia kemudian masuk dan langsung menghampiri Leon.

"Kenapa baru datang?" Tanya Leon dengan tidak sabar.

"Saya sudah datang sejak tadi, kemudian Nyonya meminta saya untuk menemani minum teh. Ini pak arsip dokumen yang sudah diprint out." Ucap Emily sambil menyerahkan setumpuk dokumen yang dari tadi ia pegang.

"Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dokumen yang aku tanda tangani secara digital bisa berbeda isinya setelah dicetak." Ucap Leon sambil mencocokkan dokumen di depannya.

"Bagian keuangan dan juga bagian legal sudah mulai menyelidiki pak. Terkait rekayasa dokumen dokumen ini."

"Kamu pesankan 2 tiket bisnis class, besok kita ke Jerman untuk melihat sampai dimana penanganan ini berjalan. Aku tidak bisa hanya duduk diam saja."

"Tapi, kondisi kesehatan bapak bagaimana?"

"Aku sudah merasa lebih baik. Setelah seharian kemarin istirahat dan mendapatkan pengobatan."

"Baik pak. Saya akan pesan sekarang juga."

"Kamu siapkan juga bajuku. Kita akan satu minggu di Jerman." Ucap Leon.

"Baik pak. Saya akan siapkan. Kalau begitu saya permisi ke kamar bapak untuk mempersiapkan keperluan bapak."

"Ok. Aku masih akan membaca dokumen ini." Ucap Leon tanpa menoleh pada Emily.

Emily bergegas meninggalkan ruang kerja Leon. Leonpun mengangkat wajahnya saat pintu kerjanya tertutup dan kemudian ia tersenyum.

..... BERSAMBUNG .....

Publish : 240224

My Cute Secretary [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang