"Jika perkiraanku benar, aku harus membuat persiapan sebelum terlambat" Ujar Kakashi,"itu adalah salah satu peraturan Shinobi" Naruko melanjutkan. Alis kanannya, tanpa sengaja melihat reaksi kembarannya yg sampai bergetar menahan rasa senang karena mendengar Zabuza masih hidup.
Naruko Kakashi saling melirik setelah melihat reaksi Naruto. 'Humph... Mendengar Zabuza masih hidup dia malah senang... ' pikir Kakashi. Bersamaan dengan pikiran Naruko 'humph...Dasar anak laki-laki', menggelang pelan dengan senyum tipis di bibirnya.
"Sensei, apa yang akan kita lakukan membuat persiapan sebelum terlambat?" Tanya sakura, "kau bahkan tidak bisa bergerak untuk sementara waktu..."
Kakashi langsung menoleh ke Naruko, Naruko yg merasakan tatapan guru balik menoleh dengan alis terangkat tak sampai dua detik Naruko langsung paham terutama setelah melihat Kakashi yg tersenyum dengan mata melengkung manis padanya.
Otomatis Naruko dengan tak percaya menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk kanan seolah berkata 'aku?!', yg hanya mendapat senyuman sensei nya yg di buat semakin manis dan polos tak bersalah 'tolong ya, Naruko'.
Ekpresi Naruko seketika berganti lagi, menahan sedikit kesalnya oleh tingkah seenaknya Kakashi menurutnya, tatapan si merah seolah mengatakan dengan nyesal dan ingin protes 'kau...! ', dengan tangan yg tadi menunjuk dirinya berbalik bersiap menuju Kakashi.Kakashi langsung berbalik, menghadap tiga muridnya yg lain. "Naruko akan memberi kalian latihan dibawah pengawasanku". Mengejutkan yg lain.
"Kau..! ---" Perkataan Naruko terhenti ketika gurunya mengeluarkan uang kearahnya, sambil menoleh ke Naruko dengan tersenyum manis.
"tidak baik menolak, kan? Kurang?" Ujar Kakashi sok polos tak bersalah Tidak baik anak kecil jajan banyak". Bayangkan kau di kasih uang seratus lima puluh di usiamu 12 tahun, ditambah kau suka uang. siapa yg tidak suka uang? Tolak tidak.
"Ughh...... " Keputusan yg sulit Naruko.. Menarik dan menghela nafas panjang. "Baiklah, tapi ini bukan karena uang ya. Ini tak ada pilihan, lihat kondisimu". Apa yg dikatakan sedikit berbeda dengan tangan kanan yg mengambil uang yg disodorkan Kakashi. Ha-ha-ha... Dasar manusia, kalau uang bisa bicara, pasti seperti itu yg benda itu katakan.
" Tunggu dulu! Dengan latihan pun, kami tak mungkin secepat itu menjadi kuat!" Protes sakura, menyuarakan suaranya "lawan kita adalah ninja yg bahkan dengan sharingan pun masih kewalahan! ", sakura tak mau menyebutkan apa yg sudah Naruko lakukan, kemampuan aneh Naruko, mengenai kecepatan juga percikan dan angin di tangan Naruko. 'Apa kalian mencoba membunuh kami?! Kenapa pula harus Naruko aneh dan sok itu?!! ', inner Haruno lebih jujur. " Dan Naruko. Apa yg bisa dia ajarkan? Apa bedanya dia dengan kami"
'Hum? Benar juga... Jadi apa yg harus kuajarkan? ' pikir Naruko, 'oh! Aku tau, itu saja'. "Jelas beda. aku Uzumaki Naruko. Kau Haruno sakura, mereka berdua Sasuke Uchiha dan Naruto Uzumaki, jelas kita semua berbeda" Jawab Naruko terus terang seolah hal itu sudah sangat jelas.
"Sakura.. Siapa yang menyelamatkan aku ketika aku sama sekali tak bisa berbuat apa-apa? " Ujar Kakashi bertanya dengan tampang malas dan lelah. "Kalian semua berkembang dengan sangat lewat... Terutama Naruko dan Naruto! " Lanjut Kakashi, lalu sambil tersenyum pada si kembar "Kalian yg paling berkembang! ".
"Itu bagus, Kakashi sensei! Sepertinya akan menarik! " Ujar Naruto, lalu langsung berbalik pada kembarannya "ne...ne...ne....apa yg akan kita pelajari ruko-chan? ".
Naruko memasang pose berpikir, sebelum menaruh jari telunjuk kanannya di depan bibir" Ssstt.... Rahasia, Nanti juga tau" Ujarnya dengan nakal, menggoda kembarannya. Semua tak lepas dari mata onxy si populer Uchiha.
"Ini sama sekali tidak menarik.. " Ujar suara anak kecil laki-laki, membuat semua menoleh ke orang yg baru datang, nimbrung seenaknya dalan obrolan.
Seorang bocah laki-laki 8 tahun, memakai topi nelayan.
"Siapa kau? " Naruto bertanya sambil menunjuk pada anak itu.
'Mata itu... 'Pikir Naruko melirik Sasuke, yg tampak merasakan tatapan Naruko. '...hampir sama', Naruko langsung berpaling kembali menatap bocah laki-laki yg baru datang itu.
"Hei, Inari! Darimana saja kau" Ujar Tazuna senang melihat cucunya, Berjongkok diatas kedua lutut dengan kedua tangan terentang menyambut pelukan.
"Selamat datang.. Kakek.. " Sapa bocah 8 tahun itu, Inari yg menyambut kakeknya lari pelan menghampiri Tazuna, memeluk kakeknya.
Tsunami menghampiri--mendekti ayah dan anaknya, "Inari, beri salam yg benar?! " Tegur tsunami pafa putranya sambil berkacak pinggang."mereka adalah ninja yg telah melindungi kakekmu! "
"Tidak apa-apa. Benarkah, Inari? " Tazuna benar-benar kakek yg menyayangi cucunya, membela Inari sambil mengelus kepala Inari yg tertutup topi.
Naruko sedikit mengangkat tangannya, mencoba bersikap sopan dengan sedikit menyapa bocah yg yg melihat mereka, dirinya dan semua anggota timnya satu persatu. Hingga sampai pada dirinya.
Berbalik ke ibunya, tsunami, berkata dengan enteng, entah karena dia masih anak kecil mungkin. "ibu, mereka semua akan mati.." Ujar Inari pada ibunya tsunami, "tidak ada yang bisa mengalahkan Gato".
'Wah... Sapaan yg bagus.. ' pikir Naruko, tidak tau harus kesal atau sweatdrop.
Berbeda dengan kembarannya,Naruto langsung berdiri, "Apa katamu! " Seru Naruto kesal. "Dengar! Aku adalah superhero (pahlawan super) yg akan menjadi ninja yg hebat disebut Hokage" Lanjut nya lalu mengempalka tangan kanannya percaya diri bangga dan yakin. "Aku tidak tahu sebenarnya gato... Aku tidak akan kalah darinya!"
'Aeem... Secara ekonomi kita sudah kalah duluan, bro', pikir Naruko.
"Huh, pahlawan, itu konyol!" Balas Inari meremehkan, matanya tersembunyi oleh ujung topi nelayannya, sebelum menengadah lagi,langsung menatap Naruto kalian ini dengan kesal entah kenapa, "Tidak ada yang namanya pahlawan! ".
"Apa kau bilang?!" Naruto maju dengan kesal dan setengah marah, tak Terima apa yg dikatakan inari.
Sakura yg tak jauh, langsung menghentikan Naruto dari belakang ketika Uzumaki laki-laki melangkah mau melewati nya, "Hentikan! ".
Inari dengan tak perduli, berbalik melangkah ke pintu geser khas Jepang. Dengan sedikit tolehan kepala kebelakang ke Naruto, "jika kau tidak mau mati, sebaiknya kau cepat pergi dari desa ini... ".
'Ada yg salah, ada sesuatu yg sudah terjadi pada bocah itu' pikir Naruko, melirik Sasuke yg menatap kepergian anak itu,inari, 'suatu yg sedikit mirip'. Mengalihkan pandangannya pada kembarannya. " Naruto berhenti" Perintah Naruko tegas.
Naruto terdiam sesaat mendengar ketegasan kembarannya, sebelum menoleh dengan ingin mengajukan protes, langsung terdiam, ciut menatap kembarannya yg tersenyum manis dengan aura berbahaya.
Membuka matanya, menatap kembarannya lalu melirik ke bawah kembarannya, ke lantai, seolah berkata 'Naruto, duduk. sekarang'. Naruto tak bisa membantah sedikit pun, bisa-bisa ramen cup nya musnah dan nyawanya terbang. Duduk dengan patuh meski masih kesal.
"Inari, mau kemana kau? " Tanya Tazuna melihat kepergian cucunya.
"Laut... Aku ingin melihat laut... " Jawab anak itu setelah membuaka kedua pintu geser, menoleh kebelakang ke Tazuna dan ibunya. Lalu pergi begitu saja.
"Aku minta maaf" Ujar Tazuna menoleh kepada para ninja Konoha, merasa tak enak dengan tingkah cucunya.
=====
KAMU SEDANG MEMBACA
Naruko Uzumaki_ Lanjutan
Fiksi PenggemarLanjutan/sambungan dari fanfic Naruko Uzumaki. Karena kayaknya udah kebanyakan disana, makanya saya lanjut ceritanya disini. Chapter 108