"Eh, Di. Baru dateng? Tumben telat?" Claudia menghentikan langkahnya karena dari arah samping ada yang menyapanya.
"Tadi Ujan, jadi nunggu reda dulu. Lagi pula jam segini belum telat kali La." Sosok yang menyapa Claudia di depan lift itu adalah Laras Apriyanti atau yang selalu Claudia panggil Lala. Dia adalah sahabat Claudia sejak kuliah dan sampe sekarang.
"Yakan, biasanya lo dateng paling subuh."
"Gue paling subuh? Lo nya aja yang datang siang banget." Claudia dan Laras memasuki lift untuk menuju ke lantai dimana kantor mereka berada.
"Tunggu! Jangan dulu ditutup." Saat pintu lift akan tertutup lagi suara wanita yang berlari menghampiri lift membuat Claudia dengan cepat memencet tombol lift agar tetap terbuka.
"Makasih yaa." Setelah mengucapkan terimakasih wanita itu berdiri disebelah Claudia
"Iya Mbak." Pintu lift kemudian tertutup, suasana didalam lift sangat hening. Laras yang biasanya banyak bicara kini tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Suasana didalam lift menjadi terasa berbeda setalah wanita yang terakhir masuk tadi.
Wanita itu adalah kepala bagian keuangan di kantor Claudia Dan Laras, namanya Mbak Ratu, hal itu yang membuat mereka saling diam di dalam lift ini karena mereka canggung, Mbak Ratu jabatannya cukup tinggi dibanding dengan Claudia dan Laras yang hanya sebagai staff produksi.
Claudia memang sering berpapasan dengan Ratu tapi mereka tidak pernah benar-benar berbicara, tapi walaupun mereka terkesan tidak akrab Claudia cukup tahu banyak informasi tentang Ratu, semua berkat Laras yang selalu update tentang apapun yang ada di kantor mereka. Dan ada semua hal yang membuat Claudia memang harus menjaga jarak dengan Ratu.
Laras bekerja setahun lebih lama dari Claudia. Hal itu yang membuat Laras sudah pasti mengetahui lebih banyak informasi dibandingkan dengan Claudia.
Saat awal Claudia masuk kantor ini Laras sudah menceritakan banyak hal tentang apapun yang dia tahu di kantor termasuk kehidupan karyawan yang seharusnya bersifat pribadi tapi Laras mengetahuinya, Claudia sampai bingung dengan sahabatnya ini, kenapa dia senang sekali mengetahui tentang masalah orang lain.
Terlalu asik dengan pemikirannya sampai tidak terasa mereka sudah sampai pada lantai tujuan mereka, mereka semua keluar dari lift dan tak lupa untuk berpamitan dengan Mbak Ratu.
Claudia langsung menuju meja kerjanya yang memang sebelahan dengan Laras, tapi belum juga duduk Laras sudah dengan hebohnya mendekat kepada Claudia.
"Lo sadarkan apa yang gua pikirkan di dalem lift tadi." Claudia berusaha untuk mengabaikan kehebohan Laras dan lebih memilih untuk menyalakan komputernya untuk mengecek catatan pekerjaan hari ini.
"Gue mau kerja La, ngobrolnya nanti lagi aja."
"Gue tahu lo paham, tapi seperti biasa lo berusaha mengabaikan hal itu."
"Ya memang harusnya begitu kan?"
"Tapi gue sebagai yang tahu ceritanya. Tadi pas di lift gue salfok terus sama jaket yang nyampir di bahu Mbak Ratu." Claudia juga sama seperti Laras tapi dia berusaha untuk mengabaikan hal itu karena jelas itu bukan urusannya lagi.
"Jaketnya gak nyambung sama outfit Mbak Ratu, mungkin karena abis ujan jadi kayanya pacarnya kasih dia jaket biar gak kedinginan." Laras terus saja memancing Claudia untuk menanggapi ucapannya.
"Ras cukup! Kenapa sih lo jadi bahas hal yang gak penting kaya gini. Mending sekarang geser kursi lo itu dan mulai kerja." Claudia berusaha untuk sedikit mendorong kursi Laras yang berada diarea mejanya.
"Gue cuma mau lo tuh, sekali-kali berekspresi Di. Lo pasti sadarkan itu jaketnya Hasan, Gue merasa aneh aja lo pacaran tiga tahun tapi pas putus lo bisa bersikap kaya gak terjadi apapun diantara kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum Usai (Lengkap)
ДуховныеUPDATE SEMINGGU DUA KALI !!! Disini ada yang udah baca Too good to be (true) Dominan gak? Kalau pernah baca, berarti udah kenal dong sama sosok Hasan. Dia sempet beberapa kali muncul dicerita Dira Dan Satria. Nah untuk kali ini aku akan menceritakan...