00.02

811 54 0
                                    

Kini dua sejoli itu sedang duduk pada bangku yang tersedia di kedai kue dan ice cream milik bibi winwin dan uncle yuta, Jeno tengah menikmati ice cream vanilla miliknya, serta cookies coklat buatan bibi winwin, jaemin? Pemuda itu tengah menyuap ice cream moca nya yang menurutnya sangat enak, susu nya sangat terasa dan tidak terlalu manis, menikmati cookies yang ia suap sembari memperhatikan Jeno.

Masalah renjun? Jeno sudah memperkenalkan nya, jadi tenang saja, namun peria yang manis itu juga tengah menatap Jeno dan kemudian menatap jaemin yang sedang melihat Jeno dengan lekat, iya menyeringit waspada. Karna ia tau sahabatnya akan di embat oleh buaya di depan ini, cih sial. Renjun tidak suka.

"No, jun akan pergi ke kota, untuk menemani papa, jadi njun tidak ada di sini tiga hari kedepan"

Renjun berucap sedih pada Jeno, sangat berat jika tidak sehari menemui sahabat manis nya ini.
Jeno pun demikian, setelah mendapat berita itu, ia jadi sedih, huh? Renjun akan pergi, walau hanya tiga hari tapi itu lama sekaliii, jika ada Chanle di sini tidak apa apa, Jeno masih mempunyai teman, namun apa? Chanle juga belum kembali Dari rumah nenek nya, AH MENYEBALKAN

"Heuhh unclee.. njun diam saja di sini bersama bibi winwin~ Jeno tidak ada teman unclee, plis plsss~" Jeno menatap memelas uncle yuta agar di berikan izin, namun uncle yuta menggelang

"Tidak bisa Jeno, renjun harus ikut uncle, uncle butuh ijun nanti di sana" uncle yuta mengusap surai biru Jeno

" uncle janji deh, pulang nya lebih cepat, akan uncle usahakan, dan akan uncle bawakan oleh oleh"

Jeno mengangguk pasrah, dia tidak Bernai menolak, terlebih lagi tidak enak pada uncle yuta, pasti uncle yuta sedang butuh juga, jadi mau tidak mau Jeno mengangguk, jaemin menatap Jeno yang tengah sedih sepertinya, pahit sekali, sepertinya (?)

"Gapapa Jen, injun cuma tiga hari aja ko...,Ouh? Hey? Kau siapa? Aku baru melihat mu di sini"

Bibi winwin Dateng, sembari melihat jaemin yang tengah melihat Jeno, jaemin tersenyum lalu memperkenalkan dirinya

"Saya Na jaemin, saya adik nya taeyong Hyung, saya ke sini ingin mencari suasana baru"

"Aaaah kau adiknya taeyong? Ya ya, aku tau, kekasih jaehyun bukan? Peria tinggi itu, baiklah, kau bisa berjalan jalan di sini, di sini cukup bagus untuk mendapat suasana baru"

Mereka semua akhirnya berbicara satu sama lain, jaemin cukup asik juga di ajak untuk bicara, ia juga ternyata ramah, tidak se-menakutkan  yang Jeno kira..

~~~~

Selepas dari rumah uncle yuta, kini dia sejoli itu sedang berjalan memasuki rumah, namun saat masuk, apa? Mereka mendengar suara..

"Youngie hunh-"

"Hgh, ck kau ini sem-"

"Diam yonngie nanti di dengar" Suara jitakan serta pekikan sakit dari taeyong yang terdengar nyaring masuk pada indra pendengar jaemin dan Jeno, ohh? Mereka? Jaemin hanya menggeleng, sedangkan Jeno menatap pintu kamar jaehyun takut, Hyung nya kenapa? Dia gapapa kan?

Jaemin memutuskan mengajak Jeno untuk pergi ke kamar nya, kasihan peria manis ini nanti jika berlama lama berdiam diri di sana untuk mendengar hal seperti itu.

"Jeno, kau seorang ballerina? Aku banyak melihat figure serta medali dan piala di ruang tengah, serta foto foto mu, kau seorang ballerina?"

Jeno menoleh kearah jaemin setelah menutup pintu kamar nya, sebenarnya Jeno ingin bertanya, kenapa peria na ini di kamar nya? Dan apa? Jaemin malah bertanya itu pada Jeno

"T-tidak, apa maksud mu? Aku tidak bisa menari, kau ini kenapa ada di kamar ku, kamar mu kan ada"

"Kau berbohong? Buktinya itu foto dan kejuaraan mu banyak dan tertata rapi, itu kau, kau ballerina, kau ballerina aku musisi, kita bisa bersatu menjadi partner"

"Tidak jaemin, aku bukan ballerina. Aku tidak mau jadi partner mu. Sudah kamu pergi sana, kenapa kau banyak bicara sekali. Apa kau emag sebanyak ini jika bertanya?"

Jaemin menatap Jeno yang sepertinya tidak ingin di tanya hal seperti itu, apa dia cari saja ya? Siapa tau ada? Namun mari singkirkan itu dulu, samar jaemin mulai mencium feromon Jeno yang perlahan menguar. Feromon Jeno? Terasa manis? Wangi cream? Wangi vanilla? Wangi kayu Cendana? Wangi yang sudah di jelaskan dan wangi yang menenangkan, wangi apa ini? Jaemin kenapa Jeno yang menatapnya ragu

Mata itu menunduk, menggenggam erat kaus yang ia kenakan, tatapan jaemin membuatnya Engan untuk menatap pemuda na itu kembali, perlahan Jeno mulai mencium aroma feromon jaemin, aroma pinus yang perlahan mulai menguar, yang membuat siapa saja ingin mengekung jaemin, dan membiarkan dirinya di ambil alih oleh sayang alpha

Jeno merasa pusing pada kepalanya, wangi feromon milik jaemin terlalu kuat, ia hampir ambruk jika saja jaemin tidak mengambil alih tubuhnya, lalu memeluk pemuda dengan aroma feromon tidak jelas ini, feromon yang membuat jaemin penasaran, wangi yang sangat susah di jelaskan, wangi yang manis, sejuk dan memabukan, semenarik apa kau Lee Jeno..

Jeno mendorong jaemin perlahan agar pemuda na itu berhenti memeluknya. "Heuuh.. pegi jaeminn. Tinggalkan aku"

"Jen?-"

"Pergilah jaemin, kau uehg"

Jaemin menggendong jeno ala bridal style, lalu membawa pemuda itu keatas ranjang nya, meniduri nya secara perlahan, lalu membawa pemuda Lee itu kedalam dekapan hangatnya, di elusnya surai lembut berwangi vannila itu, di usap nya perlahan sembari memberikan kata kata penenang

Jeno merasa nyaman, ingin lepas dari jaemin tapi tubuhnya menolak, ia nyaman dengan jaemin, Jeno perlahan membalas pelukan jaemin dan bersembunyi di balik raga pemuda na itu, jaemin sama sekali tidak ada niatan untuk merusak peria manis ini, ia hanya memberikan ketenangan untuk Jeno. Tidak ada yang lain, jangan berfikir aneh aneh.

"Emin, no pergi hum?, Di sini saja dengan jeno ya"

"Ya, aku di Sini, tidak kemana mana, tidurlah, jaehyun Hyung bilang kau ada jadwal tidur siang, aku akan membangunkan mu saat jam makan malam"

Gelengan kecil jaemin dapati, surai halus Jeno menggelitik lehernya, ia usap kembali surai lembut itu hingga membuat sang empu menutup matanya, mata indah yang jaemin lihat yang selalu berbinar, dan selalu menatap sekeliling dengan senang dan cantik, perlahan tertutup untuk mengambil jatah istirahat nya, sebelum kembali terbangun nanti, dan akan tertutup lagi untuk menjemput mimpi indah pada malam hari sembari menanti sang mentari terbit lagi.

Jaemin menatap lekat wajah Jeno, ia sibak kan poni yang menutupi wajah putih itu, mata yang tertutup, bulu mata, hidung mancung, pipi chubby yang tumpah meluber, jangan lupakan bibir plum merah Cherry itu, terlihat manis dan alami, jaemin menatap kagum sang ciptaan tuhan

"kau indah Lee Jeno, kau indah, tidak salah jika taehyong Hyung memujimu sepanjang perjalanan, bahkan sebelum aku kemari, Hyung mu juga tak kalah cantik, dan berhasil memikat perhatian dan jiwa Hyung ku" jaemin terkekeh "Lee Jaehyun & Lee Jeno "

Athan | JAEMJEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang