Awal Mula dengan Bos (Gita - Angga)

3.7K 13 0
                                    

Hari ini kantorku akan mengadakan party bersama sebagai reward bagi para pegawai yang telah bekerja keras mengerjakan tugas masing-masing. Dikarenakan malam nanti juga bertepatan dengan pergantian tahun sehingga sekalian saja untuk merayakannya bersama.

Bagi para pegawai juga diperbolehkan membawa pasangannya masing-masing. Aku yang sudah lama tidak memiliki pacar, bingung akan mengajak siapa. Menurutku momen pergantian tahun ini haruslah dengan orang yang terkasih, sedangkan aku tidak punya. Jangankan pacar, gebetan saja tidak punya.

Namun seperti budak korporat lainnya, tanggal 31 Desember bukanlah hari libur jika tidak jatuh di hari sabtu atau minggu. Hari ini kami masih bekerja seperti biasanya. Hanya saja memang tidak akan ada yang lembur, sehingga semua bisa pulang pukul 5 sore, dan datang ke acara kantor pukul 9 malam nanti.

Saat aku baru saja berdiri dan ingin melangkah ke arah pantry, Mba Gita tiba-tiba bertanya.

"Git, lo mau sendiri atau ajak temen lo ntar malem?" Tanya Mba Septi kepadaku. Aku yang jomblo sudah lama ini memang sudah bukan rahasia umum lagi di kantor kami.

"Lo kenapa masih antipati sama cowok sih, Git? Gita .. Gita, lo tuh padahal cantik loh, banyak juga anak kantor sini yang naksir, tapi baru dideketin aja lo udah menjauh. Gimana mau punya pacar kalau begitu," lanjut Mba Septi yang masih saja heran akan kelakuanku ini.

"Apa sih Mba, baru juga mau ke pantry." Aku berhenti sambil menyandarkan tubuhku malas di antar kubikelku dan dirinya. "Ya gimana ya, Mba, gimana gue gak menghindar sih, Mba. Rata-rata yang ngedeketin tuh PK semua. Ya tau sih gue tuh bohay gini, tapi ya ogah kalau dideketin cuma mau begituan aja. Males banget," jawabku jujur
"Nah, kalau yang ngedeketin gue Pak Bos tuh gue baru mau hihihi ...," lanjutku kemudian sambil menahan kekehan.

Pak Bos yang kami bicarakan ini merupakan direktur pemasaran tempat aku bekerja, divisi kami bekerja langsung di bawahnya. Gosip bahwa Pak Bos yang ganteng dan berumur akhir 30 itu masih saja betah menjomblo. Padahal dia sudah mapan dan punya karir bagus. Entah perempuan seperti apa yang sedang dicarinya itu.

"Lah gak tau aja lo, walaupun jomblo Pak Bos pasti suka jajan deh. Secara umur udah kelewat mateng gak ada cewek lagi. Gak mungkin kan gak menuhin kebutuhan dasar cowoknya."

"Nah makanya mending sama gue aja gak perlu jajan di luar lagi hihhi ...," ucapku iseng sambil kembali melangkah ke arah pantry. Mba Gita memang selalu menyayangkan bahwa aku sangat menyukai Pak Bos, katanya kasihan lo dapet bekasan banyak cewek. Padahal kan belum tentu juga Pak Bos begitu. Kami tidak pernah melihat secara langsung Pak Bos sedang bermesraan dengan cewek, itu hanya sekedar gosip di antara kami para pegawai.

Tapi kalau boleh jujur Pak Bos memang sangat tipeku banget. Tubuhnya tinggi jangkung, mirip-mirip badan Ji Chang Wook gitu lah. Dari segi wajah juga beliau tidak mengecewakan walaupun sebentar lagi akan menginjak usia 40 tahun. Aku selalu semangat ketika bertemu dengan dia secara langsung, entah itu rapat atau hanya berpapasan tidak sengaja. Aku akan merekam setiap inch tubuhnya ke dalam otakku. Ya, I think i have a crush on him.

Saat aku telah membuka pintu pantry, aku melihatnya di sana. Pak Bos sedang bersandar di kitchen island dan tengah bersedekap memandang lurus ke arahku.

"Err-- Siang, Pak," sapaku gugup sambil menutup pintu pantry perlahan. Aku masih berpikir kenapa Pak Bos bisa ada di pantry lantai 2, padahal lantai ruangannya ada di lantai 4, di sana bahkan pantrynya sudah seperti kitchen island di apartemen mewah. Memang sih tidak heran, lantai 4 memang tempat para direktur berada.

Pantry karyawan yang hanya berukuran 2x3 meter tersebut membuat jarak kami berdekatan. Aku jadi gugup ingin melewati Pak Bos untuk mengambil mug dan matchaku. Niatnya aku memang ingin membuat matcha.

Oneshoot storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang