Must Be You (2)

213 40 1
                                    

Cia baru selesai dengan kelas terakhirnya,jam sudah menunjukkan pukul 3 sore,Kak Leo masih ujian jadi mau tak mau Cia harus ke sponsor sendirian.

"Yuk!"

Cia nyaris melompat kaget,tiba tiba saja dari belakang ada yang menggandeng tangannya.

Itu,Bian.

"Kak" panggil Cia,tapi Bian gak jawab,cowok dingin itu menatap lurus ke depan dengan wajah datar meski tangannya tetap menggandeng kekasihnya.

"Gak mau minta maaf,kamu salah soalnya" kata Bian tiba tiba.

Hah?

Oh,masalah tadi saat rapat.

"Iya,tau kok,aku juga nerima dimarahin kayak gitu,kan emang divisi aku ngelakuin kesalahan" balas Cia.

"Pulang?" tawar Bian.

"Aku mau ke sponsor dulu Kak,mau ambil uangnya,mereka mau kasih cash" jawab Cia.

"Kenapa kamu?"

"Kak Leo masih ujian,yang lain juga sibuk ngurus proker,jadi yang nganggur cuma aku,makanya aku yang nawarin diri buat ambil uangnya" jawab Cia.

"Aku anter"

"Gak ngerepotin?" Cia memastikan.

"Enggak,mau anter pulang soalnya,udah lama gak anter kamu"

Deg,padahal cuma perhatian kecil seperti itu tapi entah kenapa efek nya luar biasa buat hati Cia.

Bian memang dingin dan cuek,sejak pacaran 6 bulan lalu,interaksi keduanya juga minim banget,mereka beda gedung fakultas,beda jalur rumah,kalau gak kebetulan ketemu waktu rapat BEM juga mereka gak bakalan ketemu saat di kampus.

Mau anter jemput pun,kadang beda jadwal masuk jadi interaksi mereka benar benar minim sampai gak sadar kalau mereka itu pasangan kekasih.

"Pantes aja disuruh ambil sendiri ke kantor,Papa emang ngelakuin berbagai cara buat ketemu kamu" kata Bian setelah mereka keluar dari gedung perkantoran yang ternyata adalah milik Ayahnya Bian.

Keluarga Bian memang tau bahwa Bian sudah memiliki kekasih,tapi setiap kali mereka ingin meminta Bian memperkenalkan kekasihnya ke mereka,Bian selalu menolak dengan berbagai alasan.

Dan yang paling semangat untuk memcari tau siapa pacar dari Bian adalah Pak Radian,yang tak lain adalah Ayahnya Bian.

"Om baik kok Kak" bela Cia.

"Papa emang baik,tapi tukang kepo" balas Bian.

"Kakak gak suka dikepoin?padahal niat Papa kakak kan perhatian,beruntung tau kak kalau masih diperhatiin keluarganya,gak kaya-"

"Sshht...yuk pulang,jangan ngobrol terus" Bian menghentikan kalimat Cia,tau kok Cia mau ngomong apa,pasti mau ngebandingin sama kondisi keluarga Cia yang agak...beda.

Cia menurut,dia lalu mengambil satu helm dan memakainya.

Pake motor?

Bian emang anak motor,bukan karena dia gak punya mobil,tapi emang dia sukanya naik motor kalau ke kampus,selain mengurangi macet,dia juga suka aja boncengin Cia naik motor.

Ehem,bisa dipeluk soalnya.

Cia tinggal sendiri di sebuah apartment,bicara tentang keluarga Cia...sebenarnya Cia masih memiliki orang tua lengkap,tapi mereka sudah bercerai,masing masing juga sudah menikah kembali mengingat perceraian mereka sudah berlangsung cukup lama,saat Cia masih usia 5 tahun.

Cia tinggal bersama neneknya sebelum cukup dewasa,sampai 3 tahun lalu neneknya meninggal dan membuat Cia memilih merantau ke Jakarta dan tinggal di apartment.

The Story of True Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang