Rahasia Besar yang Terungkap
Raja dan Ratu sedang minum teh di tempat favoritnya, di paviliun taman indah dengan kolam ikan. Belasan kasim dan dayang berdiri membungkuk di luar paviliun tinggi itu. Angin semilir menebarkan aroma teh saat ratu menuangkannya ke cangkir raja.
"Yang Mulia," ucap Ratu lembut, "Pangeran Sehun baru saja menemui saya. Katanya Anda mengijinkan dia untuk pergi keluar istana guna membantu Putra Mahkota dalam perayaan Chilseok." Dia lalu menuangkan teh ke cangkirnya sendiri.
"Aku tahu kamu sangat mengkhawatirkannya. Namun dia sudah dewasa sekarang, dia harus siap hidup di luar istana setelah menikah nanti. Kudengar penyakitnya tak kambuh belakangan ini. Juga akhirnya Putra Mahkota dan Pangeran Sehun mau bekerja sama tanpa kupaksa. Karena itulah aku mengijinkannya, dia harus membiasakan diri di luar istana. Dia tak mungkin selamanya sembunyi di balikmu, Ratu," balas Raja yang kemudian meminum tehnya.
Ratu menaruh tekonya kembali dan meminum tehnya juga. "Ngomong-ngomong, mengapa Yang Mulia menyerahkan perayaan Chilseok dan ujian jeolilje pada Putra Mahkota begitu tiba-tiba?"
"Aku harus menutupi gosip yang beredar dengan menyibukannya dalam khalayak umum. Aku harus membersihkan citra keluarga kerajaan yang dibuatnya."
Ratu tersenyum dan menyimpan tangannya ke balik bajunya. "Oh iya, Yang Mulia. Ayahku sudah menangkap sang pembuat poster, dia hendak kabur ke Seochan bersama pengasuhnya."
Raja cukup terkejut. "Benarkah? Kamu memang ibu yang baik, Ratuku. Terima kasih sudah mempedulikan Putra Mahkota," ucapnya diakhiri tawa.
"Sayangnya pengasuhnya tewas saat penyergapan. Menurut info yang saya terima, penjahat itu bergabung ke serikat sarjana bernama Oktadong. Mungkin ada yang mengendalikannya, Yang Mulia."
"Aku serahkan urusan ini padamu, Ratu. Suruh ayahmu menyelidiki serikat Oktadong ini. Hukum semua yang mencemarkan nama baik Putra Mahkota."
Ratu mengangguk dan tersenyum. "Tentu, Rajaku."
***
Chanyeol sedang bersiap, ia mengenakan pakaian perjalanannya. Warna ungu dengan naga di dada. Kasim Han memasang atribut terakhirnya, sebuah topi khas Joseon.
"Yang Mulia, ini Pengawal Chen!" seru Chen dari balik pintu.
Chanyeol mengangguk pada Kasim Han, menyuruhnya keluar. Lalu Chen pun masuk.
"Yang Mulia, ada yang ingin hamba sampaikan," ucap Chen setelah memberi hormat. "Selja yang membuat poster yang kita temui waktu itu tertangkap, Yang Mulia."
"Apa?!" Chanyeol terkejut. "Bagaimana dengan mantan dayang pengasuhku?"
"Kabarnya dia tewas dalam penangkapan itu."
Chanyeol tercekat. Nafasnya membesar.
Kasim Han tiba-tiba masuk kembali. "Yang Mulia, Dayang Choi menyampaikan pesan bahwa Anda dipanggil Ratu," katanya menunduk.
***
Aula itu masih sama. Mewah dan wangi bunga. Chanyeol duduk bersila di hadapan Ratu.
"Sepertinya kamu akan berangkat," cetus Ratu.
Chanyeol mengangguk dengan sopan. "Ya, Yang Mulia. Sepertinya Pangeran Sehun juga sudah siap."
Ratu tersenyum dingin. "Ini pertama kalinya Pangeran Sehun keluar istana untuk melakukan suatu tugas yang cukup berat. Kuharap kamu menjaga adikmu dengan baik."
"Tetapi, Yang Mulia..." Chanyeol mengalihkan topik, "kudengar Yang Mulia Ratu menangkap pembuat poster yang mengfitnahku."
Kini Ratu menatap tajam. "Benar. Kudengar juga bahwa kamu menemuinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] SONG FOR THE PRINCES
ФанфикKyungsoo, seorang pemuda yang miskin dan kesepian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jalan raya. Seorang Malaikat Agung bernama Suho memberikannya kesempatan ke dua untuk menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Sayangnya seorang Pangeran Dunia...