⚜GGMGM 5⚜

9.2K 328 1
                                    

“Wahai saudariku.. sekecewa apapun, jaga lidahmu ketika bertutur. sesakit apapun jaga sikapmu. tetaplah cantik dengan tenangmu dan rasa malumu.“


























Malam hari nya :

dimalam ini, Gus Fachrul mendapatkan jadwal untuk mengajar di kelas 3 diniah.

ia sudah selesai ber siap-siap. malam ini, ia memakai baju koko berwarna abu-abu, sarung berwarna hitam, dan juga peci berwarna putihnya. membuat ia semakin tampan.

"sudah selesai siap-siap rul? malam ini, jadwalnya dikelas berapa?" tanya Kyai Shaleh yang baru saja masuk ke dalam kamarnya Gus Fachrul.

"Fachrul sudah siap-siap abi. dan--malam ini, Fachrul mendapatkan jadwal mengajar dikelas 3" jelasnya

"mau langsung berangkat?"

"bentar. Fachrul belum memakai parfum," Gus Fachrul mengambil parfum nya, lalu menyemprotkannya ke bajunya.

"nah, siap!"

"yasudah, Fachrul berangkat dulu ya.. Assalamu'alaikum," Gus Fachrul menyalimi tangan abinya, lalu beranjak pergi.

ditengah-tengah jalan ingin pergi ke tempat diniahan, Gus Fachrul mendapatkan banyak sapaan. baik dari kalangan Ustadzah, ataupun Santri putri. dan ia--hanya membalas sapaan mereka dengan senyuman diwajahnya.

Gus Fachrul sudah memasuki ruang kelas diniah.   "Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.

"bagaimana kabar kalian?"

"Alhamdulillah baik Gus!"

"baiklah. saya absen ya.. hari ini, siapa yang tidak berangkat?"

"nihil Gus!"

"nihil apaan?! itu.. si gendut nggak berangkat!"

"eh, iyakah?"

"iya. coba lihat deh, di bangkunya. nggak ada kan?"

"eh, iya sih. ane baru nyadar"

"yang tidak berangkat hanya Zahra saja Gus!"

"Zahra?" Gus Fachrul merasa tidak familiar dengan yang namanya 'Zahra'. ia merasa pernah mendengarnya, tapi dimana?

"iya Gus. Zahra. masa iya sih, Gus Fachrul tidak mengenalnya"

"Zahra itu.. yang kayak gimana orangnya?"

"intinya, anak kelas ini, yang badannya Gendut!"

"nggak pernah langsing dia! heran. padahal, katanya, pernah diet. tapi kok, malah makin Gendut saja!"

sehabis itu, tergelak lah suara canda tawa mereka.

Gus Fachrul mengingat-ngingat. anak kelas 3 diniah, yang badannya agak berisi. Apakah gadis yang tadi? yang saya kasih payung untuknya?

"syutt! sudah-sudah. tidak baik, ngatain dia Gendut. bagaimanapun dia juga, temen kalian"

"temen? haha.. satu pondok ini juga, nggak mau kali Gus, temenan sama dia!"

mendengar hal itu, Gus Fachrul mengelus dadanya seraya beristighfar.    "apakah gadis itu sering mendapatkan ejekan saat dipondok?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

"lalu, salah satu dari kalian, ada yang tau tidak, alasan kenapa dia tidak masuk di pelajaran saya?"

"tadi sih, bilang ke ana, dia.. sakit Gus. tapi, nggak tau juga, sakitnya apaan"

GADIS GENDUT MILIK GUS MUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang