Toronto

2.6K 177 8
                                    

WARNINg 21+⚠️⚠️⚠️

The Ritz Carlton Toronto.

Mark membawa Haechan ke hotel miliknya karena acara pernikahan mereka sudah selesai ia ingin segera istirahat. Leon tidak ikut bersama dengan mereka ia merengek pada kakeknya karna ingin menaiki helikopter.

"Aku akan mandi dulu, Haechan." Ujar Mark melepaskan pelukannya dari pria manis yang kini sudah sah menjadi teman hidupnya.

Haechan mengangguk dan menuju balkon, Haechan tersenyum melihat pemandangan yang begitu indah. Ia termenung saat ia mengingat kejadian pertengkarannya dengan Mark. Haechan benar-benar tidak menyangka Mark yang dulu sangat pemarah kini pria yang sering ia juluki devil bisa sangat sabar menghadapi kemarahannya dan selalu bersikap lembut padanya.

Saat Haechan memejamkan matanya sebuah tangan melingkar di perutnya dan menciumi lehernya yang terkepos jelas. Mark menelusupkan wajahnya ke leher Haechan dan menghirup aroma favoritenya. Haechan memegang tangan Mark yang berada di perutnya.

Mark menyudutkan Haechan ke tembok dan memberi kecupan di leher Haechan. Tangan Mark menarik tengkuk Haechan agar menoleh padanya, ia melumat bibir Haechan dan memberikan sedikit gigitan agar Haechan membalas ciumannya. Haechan membuka mulutnya dan membalas ciuman Mark tak kalah manis. Lidah Haechan bertemu dengan lidah Mark yang sangat sensual. Mark memainkan lidahnya di rongga mulut Haechan. Tangan kanan Mark masuk ke dalam piyama Haechan dan mengelus perut rata milik Haechan. Tangannya mulai naik memilin puting Haechan dan memainkannya disana.

Haechan merasa lemas dengan sentuhan Mark, sentuhan yang begitu lembut dan memabukan. Haechan hampir jatuh jika Mark tidak menahannya, Mark melepaskan ciumannya karena merasa Haechan kebahabisan oksigen untuk bernafas.

Mark tersenyum melihat wajah penuh gairah milik Haechan, wajah yang sangat cantik dan sexy. Haechan terus memejamkan matanya saat Mark memainkan putingnya di dalam piyama miliknya, Mark meremas dadanya pelan dan membuat bagian bawah Haechan basah.

Tangan Mark turun ke arah area sensitive Haechan dan mengelusnya dibalik celana dalam Haechan, ia memainkan jarinya dibawah sana lalu mengecup kuping Haechan. Mark juga menggesakan juniornya ke bokong Haechan.

Mark berbisik di telinga Haechan. "Aku tidak berbohong ketika aku mengatakan tubuhmu membuatku candu, Haechan. Hanya kau yang kuinginkan." Mark memasukan tangannya ke dalam celana dalam Haechan, ia mengelus area sensitive Haechan. "Kau sudah basah, padahal aku belum memasukannya." Goda Mark.

Haechan mendongak melihat Mark yang menggodanya, "Kau memang bastard Mark." Mark terkekeh dengan jawaban Haechan.

"Aaaahhh..." Desah Haechan saat Mark meremas ke pusat inti dirinya. Mark memainkan bagian sensitivenya semakin dalam sehingga membuat Haechan lemas, ia juga semakin menggesakan miliknya di bokong Haechan. Tangan kirinya memilin puting Haechan dan meremasnya. Tubuh Haechan bergetar hebat saat Mark menaikan tempo tangannya semakin cepat. Haechan mendesah sambil memejamkan matanya. "Ouuhhh.... Aaahhhh...." Mark mendengar desahan Haechan dan langsung mengigit kuping Haechan "Ouuhhh kau sangat basah baby." Ujar Mark yang semakin cepat memainkan miliknyq dan mempercepat temponya hingga tubuh Haechan terus bergetar dan mengeluarkan cairan. Haechan sangat lemas, Mark mengeluarkan tangannya yang basah dan menggendong Haechan ala bridal style dan membaringkan Haechan di ranjangnya.

Haechan memejamkan matanya karena miliknya masih sangat berkedut didalam. Ia tidak menyangka setiap sentuhan Mark padanya membuat ia kehilangan kendali. Sentuhan Mark benar-benar membuatnya tak berdaya.

Mark mengecup mata Haechan, "Kau sangat cantik." Ujar Mark lalu membuka kancing piyama Haechan dan menampilkan dada berisi Haechan. "Aku ingin menghisapnya, bolehkah?" Tanya Mark pada Haechan.

HURTS (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang